webnovel

Bab 1, Chapter 5: Peneror Sekolah bagian 1

"Aruta?" saut Juriko.

"Mungkin kita tadi hanya salah liat. Ayo Juriko," ucap Aruta.

*emm... oke," ucap Juriko.

Mereka bertiga pun kembali menuju sekolah. Setiba di sekolah, mereka melihat gerbang Sekolah yang sudah terkunci.

"Ah sudah dikunci. Bagaimana kalau kau ambil besok pagi saja?" tanya Aruta.

"Tapi ada kunci rumahku di tempat pensil itu. Orang tuaku pulang larut malam. Aku tidak bisa memasuki rumah jika aku tidak mengambil kotak pensilku," ujar Luna.

"Eh kunci rumahmu ada di tempat pensilmu?!"

Muka Juriko sedikit terkejut dan dan berkata di dalam hati,"kenapa harus di kotak pensil? kenapa tidak di dalam tas saja."

"oi Juriko. Bagaimana kalau kita memanjat pagar saja?" tanya Aruta.

"huh baiklah," jawab Juriko sembari menghela nafas.

Aruta dan Juriko mulai memanjat pagar sekolah. Aruta mengulurkan tangannya pada Luna untuk membantunya naik. Mereka mulai memasuki koridor sekolah dan menuju kelas. Kelas mereka berada di lantai satu. Koridor itu cukup gelap karena hanya sedikit lampu yang dinyalakan. Ketika mereka sudah dekat dari kelas, mereka cukup heran karena pintu kelas terbuka.

"Bukannya tadi kita sudah menutup kelas," ucap Aruta.

"Mungkin kita tadi lupa," ucap Juriko.

"Ayo segera ambil kotak pensilmu dan pergi dari sini," ucap Juriko kepada Luna.

"Tunggu sebentar, kalian disini saja." Luna mulai memasuki kelas. Ketika Aruta dan Juriko sedang menunggu di luar kelas, mereka melihat di ujung koridor terdapat seorang gadis. Mereka tak dapat melihat gadis itu dengan jelas karena ujung koridor yang gelap. Aruta dan Juriko memberanikan diri untuk mengeceknya. Ketika mereka hampir sampai di ujung koridor, mereka menyalakan lampu yang ada disana. Saat Aruta dan Juriko mengecek, mereka hanya menemukan pel dan alat alat kebersihan lain.

"Sepertinya kita tadi hanya salah lihat karena terlalu gelap," ucap Juriko.

"Apa kau yakin kita cuma salah lihat?" ucap Aruta.

"Sudahlah. Jangan berpikiran aneh aneh," ucap Juriko.

"Katanya ada monster mengerikan di sekolah ini yang berkeliaran saat malam hari," ucap Aruta.

"Hey tidak usah bercerita seperti itu," ucap Juriko.

"Oh... apa kau takut?" ucap Aruta tersenyum mengejek.

"Yey yey yey yey, Juriko penakut."

"Aku pukul loh kau," ucap Juriko yang kesal.

"Oy kalian," seru Luna menghampiri Aruta dan Juriko.

"Ku kira kalian pulang dan meninggalkanku."

Setelah Luna mendatangi Aruta dan Juriko, mereka tidak bereaksi apapun. Mereka hanya membeku dengan mata terbelalak seperti melihat sesuatu yang mengerikan di belakang Luna.

"Hmm? Kalian kenapa? Seperti melihat hantu saja."