Setiba di markas, Aruta dan yang lain mulai masuk ke markas. Di dalam sudah ada Gren yang sedang membaca buku di sofa, Oliver yang ada di dapur, dan Bela yang sedang duduk di sofa yang berbeda dari Gren dan seperti memegangi sesuatu.
"Kami pulang!" seru Kuroto.
"Oh, selamat datang," ujar Gren dengan nada datar.
"Wah selamat datang semua!!" sapa Bela dengan nada tinggi.
"Oh sudah pulang ya," ujar Oliver yang keluar dari dapur membawa secangkir kopi.
"Mereka bertiga kok babak belur?" tanya Gren.
"Hanya terluka bertarung," jawab Kuroto.
"Oh. Aruta, Mono, Bela, istirahat saja di sini sebentar sebelum pulang," ujar Gren.
"Baik," jawab Aruta, Mono, dan Sako.
Mono berjalan menuju dapur dan berpapasan dengan Oliver.
"Apa bubuk kopinya masih ada?" tanya Mono kepada Oliver.
"Ya masih ada untuk satu cangkir," jawab Oliver.
"Oke." Mono berjalan memasuki dapur.
"Hey, Aruta! Sako! mau ikut bermain dengan kami?" ajak Oliver.
"Bermain?" tanya Aruta.
"Bela baru saja membeli kartu UNO. Mau ikut?" tanya Oliver.
"Hmm bolehlah," ujar Aruta.
"Terima kasih tapi tidak dulu," ujar Sako.
"Heh?!! kenapa?!" tanya Bela yang tiba-tiba ada di depan Sako.
"Ehh?!" Sako terkejut.
"Asal kamu tahu ya, permainan ini menentukan apa kamu layak atau tidak menjadi penyihir juntoshi!" ujar Bela.
"Lah apa hubungannya?" tanya Sako.
Sementara Bela dan Sako mengoceh, Aruta berjalan ke sebelah Oliver dan bertanya dengan nada heran, "Apa kak Bela serius?"
"Masih nanya, ya enggak lah," jawab Oliver.
"Sudah kubilang aku tidak mau bermain," ujar Sako.
"Ayolah, lebih banyak pemain kan lebih seru," ujar Bela merengek memegangi tangan Sako.
"Aku bilang tidak ya tidak!" ujar Sako.
Bela terus merengek namun tiba-tiba ada sesuatu yang lewat di kepala Bela. Bela mendekati telinga Sako dan berbisik, "Akan ku belikan skincare jika kau menang."
"Hajar!" ujar Sako langsung menuju sofa.
"Dia berhasil membujuknya," ujar Oliver kepada Aruta dengan nada lesu tidak percaya.
"Iya," lanjut Aruta.
Tidak lama kemudian, Mono keluar dari dapur membawa secangkir kopi.
"Apa ribut-ribut tadi?" tanya Mono sembari membawa kopinya.
"Oh Mono. Tidak mau ikut bermain?" tanya Oliver.
"Tidak terima kasih," jawab Mono.
"Ayolah satu kali main saja," bujuk Oliver.
"Kubilang tidak ya tidak," jawab Mono lalu mulai meneguk kopinya.
"Hey ayolah. Ikut atau kau harus memakan masakan kakakmu," ujar Oliver.
"Aku akan bermain," jawab Mono dengan cepat.
"Sama saja dengan Kak Bela," gumam Aruta. "Memangnya kenapa dengan masakan Kak Mona?" tanya Aruta.
"Ya nanti akan tahu sendiri," jawab Oliver.
Tidak lama kemudian, Kuroto lewat menuju dapur. Oliver melihat Kuroto dan menyapanya, "Ah selamat malam Pak Kuroto."
"Malam, bagaimana misimu tadi dengan Pak Gren?" tanya Kuroto.
"Lancar," jawab Oliver.
"Baguslah. Selamat bersenang-senang," ujar Kuroto memasuki dapur.
"Hey Oliver, Aruta, ayo," saut Bela memanggil Aruta dan Oliver.
"Oke oke. Mono juga akan ikut," ujar Oliver.
"Wah, jarang-jarang Mono ikut. Ayo!" ujar Bela. "Aruta juga akan ikut kan?" tanya Bela.
"Tentu," jawab Aruta.
"Yeay!" tidak lama kemudian wajah Bela mulai terlihat serius. Dahi Bela mengkerut dan mata Bela menyipit seakan fokus dengan sesuatu. Awalnya Aruta tidak tahu kenapa Bela seperti itu sebelum dia sadar bahwa Bela melihati sepatunya.
"Hey, jangan bilang kau... " ujar Aruta.
"Mesum," ujar Bela dengan nada datar namun menusuk.
"Hey!! ini sepatu langka loh!" ujar Aruta.
***
Di sisi lain, Gren sedang duduk di atas sofa yang berbeda dari anak-anak sembari membaca buku. Tidak lama kemudian, Kuroto datang membawa tiga puding dan satu makanan.
"Banyak sekali pudingnya," ujar Gren.
"Hey aku butuh pencuci mulut untuk ayam bakarku," ujar Kuroto. Kuroto mulai membuka bungkus makanannya dan mulai makan.
"Mana Haruki?" tanya Kuroto.
"Dia pulang saat aku sampai tadi," jawab Gren.
"Apa kau sudah lama sampai?" tanya Kuroto sembari melahap makanannya.
"Tidak juga. Mungkin sepuluh menit yang lalu," jawab Gren. "Omong-omong aku tidak melihat Wise, Zaka, dan Raven hari ini," ujar Gren.
"Ya beruntung mereka tidak ada pekerjaan hari ini," ujar Kuroto.
"Begitu ya. Membayangkan tidak perlu bekerja tapi masih digaji. Ah bagaimana misimu tadi?" tanya Gren.
"Aman. Cuma ada beberapa junoi tidak diundang datang," jawab Kuroto. "Kau sendiri?" tanya Kuroto.
"Ya cuma junoi kelas bawah. Gampang lah," jawab Gren.
"Begitu ya," ujar Kuroto.
"Biar kutebak. Kau pasti meninggalkan tim mu lagi saat misi," ujar Gren.
"Hey aku cuma pergi sebentar. Kau tahu sendirikan seberapa ramai Ayam Bakar Hotwings walau baru buka," ujar Kuroto dengan mulut penuh.
"Hey telan dulu makananmu. Kau selalu mengucapkan hal yang sama ketika kau membeli ayam bakar itu," ujar Gren.
"Omong-omong, apa kau ingat waktu Kau, Aku, dan Ryuzen berada di 'kandang kuda' waktu itu?" tanya Kuroto setelah menelan makanannya.
"Oh waktu itu, ada apa?" tanya Gren.
"Sepertinya, dugaan Ryuzen waktu itu benar," jawab Kuroto.