webnovel

Penyesalan yang tiada guna

Di kantor adam.....

Genta kembali datang ke kantor dimana ia memiliki janji temu kembali dengan GM (General Manager) kantor yang menyewanya untuk membuat beberapa server perusahaan karena kemarin mereka tidak sempat bertemu dengan alasan kesibukan GM yang tidak bisa hadir dalam beberapa pertemuan.

"Aku benar-benar penasaran siapa GM yang akan kita temui,,, semuda apa dia??? apakah kita benar-benar beruntung hari ini bisa bertemu dengannya".

Genta sambil terus melihat-lihat sekeliling kantor dengan kursi rodanya melaju menuju lift.

Tepat di sampingnya Rasya sahabat yang menemaninya dari bandung dan membantunya menyelesaikan proyek genta kali ini.

Pada saat genta memasuki ruang rapat yang masih sama seperti hari sebelumnya ia terkejut saat melihat telah duduk seseorang disana tepat di kursi utama meja rapat.

"Apa itu GMnya???"

Spontan dalam hati genta berkata saat melihat punggung yang tegap dan gagah meski terlihat dari belakang.

"Silahkan duduk".

Klara mempersilahkan rasya dan genta menuju meja rapat. Disana hanya ada GM dan sekretarisnya saja. Karena pertemuan sebelumnya yang melibatkan beberapa staf lain telah dilakukan kemarin. Hari ini hanya untuk mengulas beberapa point penting yang perlu diketahui oleh General Manager perusahaan.

Genta segera menekan tombol kursi rodanya dan mendekat ke meja rapat yang sudah khusus disiapkan untuknya.

"Ini General Manager kita, namanya Pak Adam, anda bisa langsung menjelaskan point penting yang anda bilang kemarin karena ada permintaan khusus juga dari beliau dalam proyek ini".

Klara mengenalkan adam sebagai GM di perusahaan itu. Tak lama genta langsung memperkenalkan dirinya dan berikutnya rasya. Pertemuan hari itu berjalan lancar.

Adam menyukai cara genta mempresentasikan cikal bakal server yang akan ia buat dan adam tidak sabar menunggu hasilnya.

Keluar dari ruangan rapat setelah saling berjabat tangan genta akhirnya langsung di persilahkan ke ruangan yang di sediakan untuk dirinya dan rasya menyelesaikan tugasnya.

Di dalam ruangannya genta tak henti memuji ketampanan bosnya. Meskipun dia lelaki tapi kekagumannya pada sosok adam seperti melihat seseorang yang langka bisa dia temui.

"Sejauh ini aku bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki atasan yang sudah berumur, apa kau tadi tidak lihat dia sangat muda tapi dia sangat berkarisma, aku tidak akan percaya usianya baru 25 tahun, melihat wajahnya saja memang dia sangat muda, tapi karismanya itu benar-benar orang yang seperti berpengalaman".

Rasya hanya tersenyum melihat bagaimana genta memuji-muji seorang lelaki dengan begitu berlebihan menurutnya.

"Dia memang tampan aku akui tapi kau tidak perlu berlebihan seperti itu, atau aku akan berpikir kau menyukainya".

Genta dan Rasya tertawa bersama di ruangan itu, menikmati hari kerja mereka dengan sangat santai sebelum akhirnya disibukkan dengan target proyek yang mereka akan kerjakan.

Sekitar 1 jam lamanya mobil hitam mewah terparkir tepat di depan rumah kinan. Waktu sudah menunjukan jam pulang kerja sejak satu jam yang lalu, namun tidak juga terlihat kedatangan seseorang yang ia tunggu.

Pak Setya menunggu kedatangan kinan tepat di depan rumahnya. Tapi karena kinan sedang mencari tempat kerja bayu dia tidak pulang ke rumah tepat waktu.

Saat pak setya terus melihat keluar dari kaca mobilnya ada sebuah mobil sedan model lama berhenti di dekat rumah kinan.

Seseorang lelaki keluar dari mobil itu dan kemudian membantu satu orang lainnya yang tidak lain adalah Genta.

Rasya memapah genta keluar dari mobil dan menuntunnya duduk dikursi roda. Itu sudah biasa bagi orang-orang yang sudah dekat dengan genta melakukan bantuan seperti itu.

Pak setya terus memperhatikan dua lelaki itu dari dalam mobilnya. Tidak begitu terlihat jelas wajah keduanya karena menggunakan topi.

Tapi yang membuat pak setya akhirnya semakin tertarik adalah ketika kedua lelaki itu memasuki rumah yang ia tahu itu adalah rumah kinan.

"Siapa mereka??? siapa dua lelaki itu?? kenapa mereka memasuki rumah kinan? lalu dimana kinan sekarang? di jam segini????".

Pak setya segera meraih ponselnya dan kembali memeriksa email yang ia terima dari orang suruhannya untuk mengecek kembali alamat rumah kinan.

"Apa aku salah alamat???".

Setelah ia membaca dan mencocokkan nomor rumah dan nama jalannya ternyata itu sudah benar.

"Ini benar rumah kinan, lalu siapa mereka berdua?????".

Pak setya segera keluar dari mobil dan mendekat ke gerbang rumah yang sudah di tutup kembali oleh rasya.

Pak setya sempat mondar mandir beberapa saat karena ragu ingin menekan bel. namun setelah meyakinkan dirinya dia memutuskan untuk menekan bel. Namun sesaat itu terjadi ada yang menepis tangan pak setya dengan cepat.

"Apa yang sedang kau lakukan di rumahku???????".

Kinan datang tepat waktu, sebelum pak setya menekan bel dan bertemu dengan genta, ia segera menghentikannya.

"Kinan??????".

Pak setya benar-benar terkejut melihat kinan tepat di depan matanya. Berbeda dengan perasaannya saat kemarin bertemu dengan kinan, saat dia belum tahu bahwa gadis yang ia hina itu adalah putrinya, hari itu ia merasakan getaran yang sangat dahsyat dalam hatinya.

Ia melihat wajah kinan dengan sangat mendalam, dia baru sadar bahwa gadis itu benar-benar putrinya.

Pak setya langsung terbayang wajah gadis kecilnya dulu, kinan yang dulu masih sangat kecil dan saat ini berdiri di hadapannya telah tumbuh menjadi gadis dewasa berambut panjang dan tinggi, bahkan hampir melewati tinggi tubuhnya sendiri.

"Kau kinan???? kau benar-benar kinan ayah,,,,, maafkan ayah tidak langsung mengenalimu kemarin nak!!!!!!,,,,, ayah telah menunggumu disini dari satu jam lalu, ayo kita bicara nak".

Pak setya berbicara dengan tatapan penuh dengan kesedihan yang campur dengan kebahagiaan karena akhirnya bisa bertemu dengan putri kecilnya.

Next chapter