webnovel

Mas Bos

" Saya menolak perjodohan ini" ucap Rama di hadapan orangtuanya, Nadia dan juga orang tua Nadia. " Kenapa nak?" tanya mami Rama. " Dia masih terlalu anak-anak mi, aku tidak mau di sangka pedofil." Dan siapa sangka malam penolakan Rama adalah malam terakhir ia bertemu dengan Nadia. Nadia memutuskan pergi dengan membawa sebuah cerita sedih tentang perjodohan mereka dan ketika 3 tahun berlalu Nadia baru kembali dengan sebuah harapan baru namun takdir malah membawanya bertemu dengan Rama sang alasan ia pergi dulu dan kini malah laki-laki itu menjadi Bos nya di tempat ia bekerja. Bagaimana Nadia harus menyikapi situasi sekarang? Dan bagaimana perasaan Rama ketika bertemu lagi wanita yang ia tolak dulu karena alasan masih kecil tapi kini sudah menjadi wanita Dewasa yang membuat mata pangling? Mari ikuti kisah mereka ..

indrihasrun · Urban
Not enough ratings
15 Chs

Bar

Setelah makan siang, Nadia langsung membereskan bekas makan mereka dan membawanya ke pantry dan mencucinya. Kemudian Nadia pun langsung masuk lagi ke ruangan Rama untuk membantunya mempersiapkan berkas yang akan di bawanya rapat.

" Kamu ikut ya Nad," ucap Rama saat Nadia memasukan berkas-berkas ke dalam tas Rama.

" Baik bos."

" Kita sudah bisa berangkat sekarang Bos," lanjut Nadia setelah merasa semua yang akan mereka bawah telah ia siapkan.

" Tunggu, bantuin saya dulu," ucap Rama tersenyum sambil memberi jas nya ke Nadia dan Nadia pun meraihnya dan membantu Rama memakai jas tersebut.

" Terima kasih Nad."

" Sama-sama bos."

Setelah itu mereka pun jalan keluar, Rama jalan di depan dan Nadia jalan sedikit di belakang Rama. Sepanjang jalan, semua karyawan yang bertemu dengan Rama tunduk dan memberi salam dan Rama pun hanya menganggukan kepalanya dan terus berjalan. Rama memang bukan bos yang kaku dan dingin seperti bos biasanya namun Rama penuh wibawah dan tak pecicilan di depan karyawannya dan selama menjadi pemimpin ia tidak pernah mendapatkan gossip dekat dengan karyawannya, bahkan gossip percintaannya sepi. Tak banyak yang tau kisah cinta Rama, hanya segelintir orang yang tau kalau Rama berpacaran dengan Acha, bukan backstreet cuman Rama tak suka mengumbar kisah cintanya apalagi sekarang pacarnya seorang model terkenal dan Rama benci di kejar-kejar wartawan hanya untuk mencari tau kehidupan mereka. Rama sudah biasa di kejar untuk prestasinya tapi Rama tidak suka di kejar wartawan kalau untuk masalah pribadinya.

Pak Bambang membuka kan pintu untuk Rama dan Nadia dan mereka berdua pun masuk dan langsung ke tempat rapat.

Rama dan Nadia berjalan masuk ke dalam perusahaan Alfin dan menuju ruang rapat, saat ingin ke ruang rapat mereka berdua bertemu Alfin yang baru keluar dari ruangannya.

" Woi, apa kabar bro?" Tanya Alfin dan memberi salam ala cowok.

"Baik, sudah banyak yang datang?"

" Nggak tau, gue juga baru mau ke ruang rapat."

L

" Ehh Nadia juga ikut, sorry ya Nad gue baru sadar kalau kamu juga ada di sini, sudah lama ya kita nggak bertemu,"ucap Alfin dan langsung berpindah tempat di dekat Nadia membuat Rama heran melihat tingkah sahabatnya ini.

" Iya pak."

" Eh, gue bilang apa dulu, jangan panggil saya pak kalau kita tidak sedang bekerja, apalagi gue bukan bos lo."

" Hehheh maaf bang, lupa."

" Whattt? Abang? lo suruh Nadia panggil lo abang?" Tanya Rama syok sambil menatap Nadia dan Alfin secara bergantian.

" Kenapa, ada masalah sama kata abang?" Tanya Alfin dan langsung merangkul Nadia dan Nadia hanya diam menatap tangan Alfin yang bertengger di bahunya.

" Alfin tangan lo," tegur Rama menatap lengan Alfin.

" Kenapa si lo, protes mulu dah. Nadia nya biasa aja, kenapa lo yang heboh sih Ram."

" Jangan berlaku nggak sopan sama wanita ya Fin."

" Gue sopan kok, kalau gue cium Nadia di sini,baru itu tidak sopan Bapak Rama," ucap Alfin dengan menaikan sebelah alisnya.

" Awas lo ya Fin, kalau lo berani sentuh-sentuh sekertaris gue,"ancam Rama.

" Kalian berdua masih mau debat atau mau ikut rapat? Kalau begitu saya duluan ya," ucap Nadia dan meninggalkan Rama dan Alfin menyusul sekertaris Alfin ke ruang rapat.

" Lo mandang Nadia sebagai sekertaris atau sebagai wanita?" Bisik Alfin saat mereka menyusul Nadia.

" Maksudnya?"

" Ya di lihat dari reaksi lo, gue yakin lo mandang Nadia bukan hanya dia sekertaris lo aja. Mana ada bos yang campurin urusan pribadi sekertarisnya."

" Ya karena gue bos yang baik dan pengertian."

" Ngeles aja lo sampai Nadia nikah sama orang lain, makan tuh gengsi lo Bro," ucap Alfin dan langsung berlari menyusul Nadia sambil memanggil nama Nadia sedangkan Rama berjalan pelan sambil memikirkan ucapan Alfin tadi.

Sesampainya Rama di ruang rapat,sudah banyak kolega mereka yang hadir untuk membahas kerja sama mereka soal membangunan mini market.

Sekitar 3 jam rapat pun akhirnya selesai juga, Rama dan Nadia berjalan ke luar ruang rapat di susul Alfin dan Tania sekertaris Alfin.

" Lo ada acara apalagi habis ini?" Tanya Alfin saat mereka sudah di lobby perusahaan Alfin.

" Nggak ada, palingan pulang ke rumah. Emang kenapa?"

" Acha kemana?"

" Ngapain lo nanya Acha, apa hubungannya sama kerjaan kita?"

" Jawab aja kenapa sih."

" Dia lagi ke Medan tadi pagi."

" Terus pulangnya kapan?"

" Kata dia, pulangnya baru jumat nanti."

"Bagus."

" Maksud lo?"

" Kita kan udah lama nggak hangout bareng, gimana kalau kita jalan malam ini?" Tanya Alfin merangkul Rama.

Sedangkan Nadia dan Tania hanya diam saja mendengar bos-bos mereka berbicara dan sesekali Nadia dan Tania saling melirik, memang ini kali pertama mereka berdua bertemu sehingga mereka belum terlalu kenal namun baik Nadia ataupun Tania, sama-sama memiliki kesan baik satu sama lain.

" Emangnya kemana?"

" Gimana kalau bar? Gue kangen bro."

" Gila lo, besok itu masih hari kerja Fin. Jangan bikin masalah deh, apalagi besok gue mau nyiapin berkas untuk ke Lombok besok."

" Ayolah Ram, kita nggak bakal lama kok. Abis minum kita langsung pulang, gimana?"

" Lo tuh kalau udah mabok payah Fin, gue nggak bakal sanggup buat balikin lo."

" Tenang aja, buat berjaga-jaga kita bawa Nadia dan Tania juga, kalau mereka ikut kan ada yang ingatin kita."

" Ogah, jangan nyeret-nyeret wanita ke tempat itu Fin, bahaya."

" Nad, Tan, kalian mau ikut ke Bar nggak?" Bukannya menjawab Rama, Alfin malah bertanya ke Nadia dan Tania membuat 2 wanita itu saling tatap kemudian mengangguk bersamaan membuat Rama frustasi.

" See? Mereka aja mau. Nggak usah mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi bro, nikmati saja. Come on." Alfin langsung menarik Rama dan membawanya di mobil Rama dan 2 wanita itu langsung menyusul bos mereka.

Mereka berempat pun akhirnya pergi dengan masing-masing mobil mereka, Rama bersama Nadia dan Alfin bersama Tania. Namun sebelum ke bar, Rama meminta singgah makan dulu karena ia merasa lapar dan Alfin pun menyetujui nya. Sekitar jam 8.30 malam, mereka berempat pun sampai di salah satu bar ternama di Jakarta setelah makan malam tadi. Dengan masih menggunakan pakaian kantor, mereka berempat jalan masuk ke dalam bar.

" Jangan jauh-jauh dari saya ya Nad," bisik Rama saat mereka tengah jalan masuk.

" Kamu jangan jauh-jauh ya Tania," bisik Alfin juga ke Tania dan Tania hanya mengangguk ke bosnya seperti Nadia tadi.

Sesampainya di dalam bar, Alfin  langsung memilih tempat agak pojokan.

Alfin dan Rama memilih wine sedangkan Nadia dan Tania memilih es teh lemon saja karena tidak izinkan minum-minuman keras sama bos mereka.

" Ngapain ajak kita ke sini kalau ujung-ujungnya kita cuman minum es teh doang, mending suruh kita ke cafe saja, iya kan Tan?" Protes Nadia saat sudah memesan minuman.

" Iya bener kata kamu Nad."

" Kalian nggak boleh minum kek gituan, bahaya tau."

" Terus kalian berdua kenapa milih minuman itu?"

" Ya karena kita sudah terbiasa, kalau orang yang belum terbiasa minum akan bahaya."

" Makanya kita ingin coba bang."

" No Nadia, kalian minum saja minuman yang sudah kita pilih," ucap Rama dan di setujui Alfin membuat Nadia dan Tania cemberut dan mendekap kedua tangannya di dada dan langsung bersandar di sofa membuat 2 pria itu tertawa melihat tingkah sekertarisnya.

Tak lama pesanan mereka pun datang, 2 pria itu pun mencoba minumannya sedangkan 2 wanita itu masih belum menyentuh minumannya. Nadia dan Tania sedikit menjauh dari bosnya dan sibuk bercerita, sedangkan Rama dan Alfin pun mulai bercerita juga.

Sekitar jam 11 malam mereka pun akhirnya pulang dengan Alfin yang sudah sedikit sempoyongan namun untung ada Tania yang menolongnya untuk memapah bosnya ke mobil lalu membawa bosnya pulang sedangkan Rama pun tidak mabuk karena ia hanya minum sedikit karena masih sadar bahwa ia harus membawa Nadia pulang dengan selamat.