webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Anime & Comics
Not enough ratings
234 Chs

Bab 33

Matahari telah terbit, hari ini adalah hari baru yang sangat indah. Jika perencanaan kerja setiap hari di lakukan pada pagi hari, maka efisiensi kerja hari itu akan meningkat banyak.

Di dunia di mana ada begitu banyak orang hebat, ada terlalu banyak pahlawan super serta penjahat super yang tidak dapat lagi dihitung.

Jika Yves ingin hidup dengan baik, dia membutuhkan sejumlah modal.

Pertama-tama, dia harus meningkatkan kekuatanya sendiri, meskipun dia tidak mendapat cheat atau system tertentu, dia masih bisa menggunakan kebijaksanaannya sendiri. Berhubung otaknya sedikit encer, dia perlu memanfaatkan hal ini dan tidak menyia-nyiakannya dengan hal yang sederhana!

Pertama-tama, dia perlu menghasilkan uang. Meskipun uang tidak mahakuasa, tapi hal itu diperlukan dalam kehidupan serta penelitian ilmiah.

Jika dia punya uang, dia bisa membeli bahan yang bagus serta mampu membuat senjata yang lebih ampuh untuk melindungi dirinya serta keluarganya.

Hal pertama yang harus dilakukan setiap pagi tentunya sarapan. Dia perlu energi yang banyak untuk dapat bekerja serta melakukan eksperimen, tidak mungkin dia dapat menyelesaikan tugas-tugas itu dengan perut yang kosong.

Sarapan pagi ini sangat kaya, masakan itu dipenuhi oleh protein tinggi. Dari segelas susu segar, daging, sayur-sayuran, dll.

Masakan bibi Sarah tidak pernah mengecewakannya, setiap masakan pasti akan terasa enak!

"Tuan Yves, hari ini anda bangun sangat pagi. Aku berharap hari anda berjalan dengan baik." Bibi Sarah datang sambil membawa secangkir kopi panas.

Mengetahui bahwa tuan kecilnya suka kopi manis, Sarah secara kusus menaruh dua potong gula merah agar kopinya tidak terlalu pahit. Rasa manis itu juga memiliki efek yang menyegarkan.

Yves mengubur dirinya dalam seni 'makan besar' yang dia lakukan.

Setelah sarapan, Yves berpamitan dengan Sarah.

Di jalan, Yves bertemu tetangga sekaligus temannya, Olly. Mereka pergi ke sekolah bersama.

***

Yves melangkah ke kantor guru untuk menemui Dana. Sayang sekali ada banyak siswa yang datang ke kantor. Ada yang datang karena dihukum, ada juga yang datang untuk menyerahkan tugas pekerjaan rumah.

Guru Dana sedikit tersipu ketika dia melihat pacar kecilnya datang, meski begitu dia merasa sangat senang.

Sungguh hal yang sangat baik bagi para wanita untuk dapat melihat pria yang dicintainya datang menjemput.

Ketika pria itu berdiri di depannya untuk melindunginya dari seorang perampok. Saat itulah hati Dana luluh, terlebih lagi mereka berdua telah melakukan hal-hal yang paling intim.

"Guru, saya memiliki sesuatu yang ingin saya tanyakan kepada anda. Bisakah kita berbicara di luar?" Yves mengirim undangan kencan ke guru kimiannya dengan wajah serius.

"Oke." Dana mengangguk setuju, sudah jelas dia tidak ingin mengekspos romansa mereka di sekolah.

Keluar ke koridor, hanya ada sedikit orang di sini, hanya para siswa yang tersebar yang sesekali berjalan pergi.

Lagi pula, koridor ini sangat dekat dengan kantor para guru. Pasti tempat dimana siswa tidak mau datang!

Guru Dana memiliki senyum bahagia yang terpampang, "Yves, ada apa? Apakah ada yang salah?"

"Guru, apakah ada kelas sore ini? Saya ingin anda menemaniku 'melakukan' sesuatu." Yves berkata dengan senyum jahat, dilihat dari ekspresinya saja, sudah pasti dia telah merencanakan sesuatu yang gila.

Mendengar hal itu, Dana menjawab dengan jentikan kecil tepat ke dahi pria kecil itu, dia berkata marah, "Dasar, apa yang sebenarnya kamu pikirkan. Hmph, jika kamu ingin aku melakukan itu, aku akan mengabaikanmu."

Dana biasanya tidak bertindak manja atau cemberut seperti ini, tapi kali ini berbeda. Seakan-akan emosinya bisa berubah setiap saat ketika berada di dekat Yves.

Untungnya tidak ada siswa yang lewat, jika ada, mereka akan kaget oleh sikap guru mereka.

Yves meraih tangan kecil Dana, dia berkata, "Istri, kamu pikir kemana dan apa yang akan kita lakukan? Aku hanya ingin anda menemaniku membeli mobil. Apakah kamu tidak mau menemaniku?"

Melihat senyum nakal pacar kecilnya, Dana akhirnya mengerti. Nampaknya dia telah berbuat salah, dia mengira pacar kecilnya akan melakukan hal itu...

"Hmph, kamu pasti sengaja mempermainkanku." Dana memalingkan wajahnya dengan sedikit malu-malu. Sejak menjadi pacar Yves, sikapnya yang santai dan terkendali telah mencair. Terkadang dia akan bertindak manja di depan pria itu.

"Istri, jangan marah. Ayo, temani aku pergi. Bagaimana kalau setelah membeli mobil kita berbelanja?" Yves tahu bahwa wanita suka dibujuk, jadi Yves segera membujuk Dana.

"Baiklah, aku memaafkanmu." Dana tak lagi memalingkan wajahnya.

"Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan sesuatu." Dana tentu saja sangat senang, jika pria itu tidak benar-benar mencintainya, dia tidak akan mengajaknya membeli mobil atau berbelanja!

Ngomong-ngomong, mobil di era ini tidak murah. Setidaknya sepuluh ribu sampai dua puluh ribu dollar sudah dapat digunakan untuk membeli rumah kecil.

Bagaimana Yves mendapat uang sebanyak itu? Tentu saja bukan dari cheat atau sistem. Semua ini didapat dengan kerja keras!

*Cough*, tapi kebanyakan uang itu didapat dari hasil memeras keluarga Cass.

Untuk sekarang dia masih belum mendapat dividen dari saham yang dia pegang di Stark Industries...

Tidak butuh waktu lama, Dana akhirnya keluar. Keduanya berjalan keluar sekolah sambil berpegangan tangan.

Keduanya naik taksi ke Distrik Bronx yang ada di kota New York. Disana terdapat dealer dan toko mobil terbesar, seperti Mercedes-Benz dan Cadillac.

Karena keterbatasan teknologi, design dan kinerja mobil-mobil itu tentunya tidak terlalu bagus. Sering ada masalah seperti macet dan keausan serius pada suku cadang.

Namun di tahun 1938 ini, mobil-mobil itu sudah menjadi sarana transportasi yang baik. Hanya orang-orang tertentu yang dapat membeli mereka, adapun masyarakat umum masih jarang memilikinya.

Oleh karena itu, orang yang memiliki mobil, walaupun mobil termurah yang ada di pasaran. Orang tersebut bisa dikatakan kaya.

Yves memegang tangan Dana dan pergi ke tempat penjualan mobil terdekat. Banyak kendaraan yang dipajang di aula toko.

Kebanyakan mobil-mobil itu memiliki design yang sama, mereka semua berbentuk kotak dan batu-bata. Selain memiliki hambatan udara yang sangat besar, mobil itu juga tidak memiliki kecepatan yang cepat.

Seorang pekerja yang ada di depan toko langsung menyambut kedatangan Yves dan Dana.

"Tuan dan Nyonya yang terhormat, apakah anda ingin membeli mobil? Biarkan saya menunjukkan kepada anda." Pemandu belanja ber-rok mini itu terlihat panas. Nampaknya pekerja wanita di Amerika menggunakan pakaian seperti itu untuk menarik mata sang pembeli. Tentunya hal ini juga merupakan salah satu strategi pemasaran.

Mendengar pembandu itu menyebutnya nyonya, Dana tertawa lebih bahagia. Tangan kecilnya menggenggam tangan Yves semakin erat.

"Tolong." Yves mengangguk. Meskipun dia tahu mobil apa yang dia inginkan, tapi dibantu oleh seorang wanita cantik tidak ada salahnya juga.