webnovel

002 ( Sang Pemarah )

Hem? Aroma parfum yang cukup familiar tapi mengganggu Aimee.

Siapa gerangan yang menggunakan aroma parfum yang membuat suasana hati Aimee mendadak buruk.

Seolah merasa pernah mencium aroma parfum itu entah dimana.

Aimee mengerutkan kening.

Harum yang begitu soft dan sedikit sweet. Berbeda dengan kebanyakan parfum pria yang lebih gentle dan sering lewat di bawah hidungnya karena banyak berinteraksi dengan bos-bos pencinta wewangian.

Aroma ini mengingatkan Aimee pada kenangan buruk yang tidak ingin dia ingat secara naluriah.

Tapi apa dan bagaimana, Aimee belum sempat mengingat-ingat karena sedang dalam keadaan genting.

Dia datang terlambat dan pasti akan mendapatkan teguran keras. Karena itu, apa dia masih bisa berdiri dengan nyaman menikmati aroma parfum seseorang?

Aimee spontan merasa bersalah.

Mengangkat wajah dan berharap bukan bos cerewet yang menghadangnya. Karena Bos Alfin tidak pernah menggunakan aroma parfum se-soft ini untuk menebar pesona.

Atau malah tidak pernah menggunakan parfum?

Entahlah. Hal terpenting sekarang, Aimee harus minta maaf dan buru-buru masuk.

Namun dengan sangat menyesal, Aimee harus mundur beberapa langkah dengan ngeri. Ketika dia sudah berhasil menengadah dan melihat siapa laki-laki asing yang menabraknya.

Tubuh Aimee secara otomatis menegang dan berubah kaku.

Hendak meminta maaf. Tapi mengganti ucapannya dengan cepat.

Aimee mengernyit.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aimee tajam dan tidak menyukai pertemuan mereka.

Sorot mata yang sama-sama tidak bersahabat, pria asing itu tunjukan. Menatap dalam dan berekspresi kejam.

"Aku yang harusnya bertanya. Apa yang kau lakukan di sini? Dan kenapa kau sama sekali tidak berubah? Masih saja ceroboh dan selebor. Jam masuk kantormu, diundur?"

Menatap dengan sorot mata yang gelap dan dingin. Zavierro Kistan Cadmael tidak menunjukkan terlalu banyak perubahan dari hal terakhir yang Aimee ingat.

Masih memiliki postur tubuh tinggi dan tubuh berotot. Kulitnya yang termasuk berada di tengah-tengah. Tidak putih dan tidak juga berkulit gelap. Memberi keyakinan tambahan bagi Aimee untuk yakin dia tidak salah mengenalinya.

Namun, tubuhnya yang sedikit lebih berisi bila dibandingkan dengan penampilannya dulu. Merubah sedikit bentuk wajahnya menjadi lebih oval.

Mengenakan kemeja putih dan jas slim-fit yang hampir senada dengan celana panjangnya. Lalu, jam tangan silver tersemat di lengan sebelah kiri. Mengimbangi sepatu wingtip coklat mulus tanpa cela yang kenakan.

Aimee mengamati penampilan Zack dari atas hingga ke bawah.

Sejak kapan Zack tampil begitu formal dan ekslusif?

Sengaja melipat lengan kemejanya rapi hingga siku. Dan memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana-nya. Zack ingin menunjukkan betapa tampan dan cocok penampilannya hari ini pada seseorang?

Membulatkan mata dan berusaha menutupi keterkejutannya dengan bersikap senatural mungkin. Padahal hati dan jantungnya kembang kempis tidak karuan karena kemunculan Zack.

Aimee menunjukkan sorot mata lebih tajam dan ketus.

"Kau... punya urusan di sekitar ini?" tanya Aimee ngeri. Tidak ingin memikirkan kemungkinan Zack punya urusan di kantornya. Meskipun pria menyebalkan ini berdiri di depan kantor Aimee.

Menghalangi Aimee masuk. Dan seperti sengaja atau tidak, Zack menutup penuh seluruh akses lewat Aimee.

Sehingga, Aimee kembali berkata ketus.

"Jika tidak, menyikirlah! Jangan menghalangi jalanku dan membuatku semakin terlambat!"

Aimee kini sadar kegilaan aneh yang dia lakukan pagi-pagi.

Sudah datang sangat terlambat, Aimee masih ingin beramah tamah dengan Zack?

Tidak pernah senang ketika pertemuan ini terjadi, baik disengaja ataupun tidak.

Aimee melangkahkan kakinya melewati Zack.

Namun, langkahnya terhenti ketika sebuah kalimat Zack ucapkan dengan sengaja.

"Aku ingin bertemu dengan bosmu!" ucap Zack sangat lantang dan tenang.

Aimee berbalik cepat. Menatap Zack heran dan tidak mengerti.

Wajah bodoh tidak sengaja Aimee tunjukkan dengan terlalu jelas.

Zack mengulang perkataannya.

"Aku ingin bertemu dengan bosmu! Membicarakan bisnis dan aku bukan sengaja ingin menemuimu."

Zack melangkah santai mendahului Aimee dan bersikap dingin.

"Lalu, aku juga tidak senang bertemu denganmu. Dan aku harap proyekku ini tidak ada hubungan denganmu!"

Firasat buruk menerpa Aimee.

Tidak ingin berpikir jauh. Dan mengusir jauh-jauh pikiran negatifnya ke antartika!

Aimee berlari kencang masuk dalam kantornya melalui jalur akses khusus karyawan dan mengejar waktu.

Aimee hampir saja lupa kalau dia sedang memburu waktu.

"Aku sungguh sial hari ini!"

Mengatur napas dan masih bernapas lega karena bosnya belum datang. Setelah mengintip kaca di pintu ruangan sang bos.

Aimee melihat ke sekeliling.

Mencari seseorang untuk bisa dia tanyai.

Tapi sebelum dia melakukan itu, mari atur pola pikir dan energimu!

Menyisir ulang rambutnya yang mungkin berantakan. Dan mengambil asal beberapa lembar kertas lalu mengipas-ngipas tubuhnya yang kepanasan karena melakukan olahraga ringan di sela-sela ketidakberuntungannya.

Aimee terduduk kaku di tempatnya.

Menunduk dengan gelisah dan menggoyangkan kerah blouse-nya dengan asal untuk mendapatkan angin segar.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kenapa Zack ada di sini?

Dia datang kemari karena mencari bos Aimee dan punya urusan dengannya?

Lalu, proyek apa yang sedang dia bicarakan?

Masih sibuk berpikir dan menggetarkan bumi dengan menggoyangkan kaki secara tidak karuan.

Aimee tidak ingin berusaha mencerna.

Tapi juga tidak ingin, tidak mengetahui apapun.

Sebuah panggilan mendadak mengejutkannya.

Membuyarkan lamunannya dan menghentikan seluruh aktivitasnya untuk memahami situasi sambil membenarkan penampilannya.

Lalu, termasuk sedikit aneh memang jika Aimee memilih merapikan penampilannya di ruangan kerja. Dan bukannya di toilet.

"AIMEE!!"

Sebut seseorang dengan sangat fasih dan lantang.

Eimee spontan berdiri tegak.

Menghadap sang pemanggil dan terlihat gugup.

"Ya, Tuan! Anda memanggil saya?" jawab Aimee sigap.

Tapi hatinya belum merasa enteng.

***

Next chapter