webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE

MARRY AN IMAGINARY HUSBAND

"Queen Ametsa, maukah kau menikah denganku?" Seorang pria berdiri kokoh di hadapannya dengan memakai pakaian seperti pangeran. Ametsa menutup mulutnya dengan kedua tangan, matanya berkaca-kaca, karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. "K-kau kembali?!" Pria di hadapannya itu tersenyum, lalu berjalan mendekat ke arahnya dengan sebuah cincin yang berada dalam genggamannya itu. "Sudah lama aku menantikan semua ini, kupikir kau tidak akan pernah kembali. Atau, mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama karena kau dan aku berada di dunia yang berbeda." Ametsa melihat pria di hadapannya secara nyata dan seperti manusia yang seutuhnya. Gadis itu benar-benar tidak menyangka dengan semua yang terjadi saat ini. "Tidak masalah untukku, kau akan tetap menjadi cinta terakhirku. Ametsa, maukah kau menjadi ratu untukku?" *** Bermimpi bertemu dengan seorang pria yang tidak pernah diketahui wajahnya membuat Ametsa merasa penasaran. Diperlakukan istimewa membuat gadis itu terkadang merasa gila, karena perasaan yang dimilikinya.Berkencan adalah solusi baginya untuk menemukan siapa sebenarnya pria yang selalu datang ke dalam mimpinya. Tujuan utama Ametsa, yaitu menggenggam tangan setiap pria yang melakukan kencan dengannya. Hingga pada pertemuannya dengan seorang pria ke sepuluh membuat Ametsa merasa sulit untuk mempercayainya, bahwa ternyata sosok yang selalu memperlakukannya seperti ratu ada di hadapannya. Sejak saat itu Ametsa tidak pernah menghubunginya lagi dan berusaha menghindari sosok pria tersebut. Namun, pada suatu ketika takdir kembali mempertemukannya dengan cara yang sangat berbeda. Dari sanalah kisah mereka dimulai dengan seorang pria yang memperjuangkan Ametsa, gadis muda yang tidak percaya dengan adanya dunia berbeda. Art by Pinterest

giantystory · Fantasy
Not enough ratings
281 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE

BAGAIMANA KALAU AKU TIDAK BAIK-BAIK SAJA?

Kini Ametsa sedang berada di depan sebuah restoran. Ia memutuskan untuk tidak terlalu lama di sana karena dirinya yang memikirkan Yerazel di rumah.

Gadis itu menghela nafas lalu berkata, "Pasti dia menungguku sedari tadi di rumah."

Sementara itu sedari tadi seorang pria terus saja berjalan ke sana dan kemarin menunggu seseorang dengan ponsel yang ada di tangannya itu.

Pria tersebut memikirkan Ametsa yang juga belum kembali membuat Yerazel menghela nafas. Ia sangat ingin menghubungi gadis itu, akan tetapi dirinya tidak ingin membuatnya merasa tak nyaman hanya karena terus menghubunginya.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" Yerazel mengacak rambutnya gemas, kemudian menyalakan ponsel dan kembali memandang nomor kontak Ametsa yang sangat ingin dihubunginya itu. "Ah, sudahlah, tidak perlu. Aku percaya dia sebentar lagi pasti akan kembali. Ya, aku juga yakin kalau dia pasti baik-baik saja."