webnovel

MARRIED TO MR. TORDOFF

Ramon menempelkan keningnya dan memejamkan mata ketika dia mengatakan hal ini. “Aku mendapatkan beberapa potongan ingatan mengenai diriku dan Giana dan juga beberapa ingatan lama yang kupikir telah kulupakan. Tapi, aku tidak merasakan perasaan yang sama ketika aku bersamamu saat aku mengingat potongan- potongan ingatan tersebut. Aku tidak tahu apa yang kulakukan hingga memiliki hubungan semacam itu dengan Giana, tapi aku tidak yakin kalau itu melibatkan perasaan.” ============== Ramon Tordoff, pewaris dari keluarga Tordoff kehilangan empat tahun ingatannya dan kini dia menikahi seorang wanita yang baru saja dikenalnya, tapi masa lalu terus mengikutinya. ============== Baca buku pertama terlebih dahulu: Married to a Stranger.

jikanyotomare · Urban
Not enough ratings
206 Chs

APA HUBUNGAN ANTARA MEREKA BERDUA?

"Tidak apa- apa, justru aku senang karena Ramon telah mengundangku untuk datang ke rumahnya," Margaretha berkata dengan ceria, dia memotong pendek rambutnya dan mewarnainya dengan warna biru tua, yang hanya akan terlihat di bawah cahaya lampu. "Selama ini aku hanya mengunjungi rumah Lis, jadi aku cukup penasaran, bagaimana rumah Ramon," bisik Margaretha ke telinga Hailee sambil melirik suaminya yang duduk tidak jauh dari mereka.

Ramon duduk dengan santai di sofa, dia kembali mengambil cuti setengah hari untuk menemani Hailee mencoba gaunnya dan tentu saja ini membuat Lexus berang.

Karena dari awal, Lexus lah yang mengajak Hailee lebih dulu untuk mencari gaun untuk acara perusahaan nanti, tapi kenapa dirinya harus berakhir di meja kantor dan menggantikan Ramon untuk memimpin sebuah internal meeting? Kata menyebalkan saja tidak cukup untuk melukiskan kegusaran Lexus pada kakaknya tersebut.

"Kalau begitu terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk datang ke sini," ucap Hailee sopan, dia masih merasa tidak enak karena Margaretha harus datang ke rumah mereka, karena biar bagaimanapun juga, Hailee masih merasa canggung untuk berada dekat dengan Margaretha karena mereka berdua tidak begitu dekat dan jarang bertemu.

Tapi, Margaretha hanya mengibaskan tangannya sambil lalu, "tidak perlu mengatakan itu. Sejak fashion show tempo hari, aku tidak terlalu sibuk." Margaretha lalu melihat chart yang diberikan oleh assistantnya yang berisikan ukuran tubuh Hailee. "Ukuran tubuhmu masih tidak terlalu banyak berubah, tapi kurasa pria disebelah sana tidak akan setuju kalau aku memberikan model bodycon padamu." Margaretha mengerling ke arah Ramon, sementara Hailee hanya bisa tertawa masam.

Mungkin ini sulit untuk dipercayai kalau Hailee tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, tapi Ramon benar- benar menganggap serius kehamilan ini, tidak, dia bahkan terlalu serius.

Setiap malam, Ramon setidaknya akan membaca dua atau tiga artikel mengenai kehamilan untuk memahami lebih jauh mengenai perkembangan bayi mereka. Itu menjadi rutinitasnya sejak mengetahui kehamilan Hailee.

Sebenarnya Margaretha telah membawa beberapa gaun bersamanya dan meminta Hailee untuk mencoba, kalau ada yang dia rasa cocok, maka dirinya hanya tinggal menyesuaikan ukurannya saja, tapi Ramon tidak puas dengan gaun- gaun itu dan meminta untuk dibuatkan gaun yang baru.

"Tapi sebaiknya kau harus mengatakan pada Ramon untuk lebih berhati- hati agar tidak meninggalkan tanda seperti itu lagi, karena kalau tidak, aku akan harus mendesain ulang sebuah gaun untukmu," Margaretha berbisik pada Hailee, sambil mengangguk ke arah lehernya.

Untuk menutupi tanda merah di leher Hailee, dia sengaja mengurai rambutnya untuk menutupi lehernya, tapi tetap saja mata Margaretha yang jeli, dapat menangkap tanda tersebut dengan mudah.

Seketika itu juga, rona di wajah Hailee bertambah dan dia menggigit bibirnya sambil meringis. Ugh! Ramon seharusnya memiliki tanda yang sama seperti ini.

Kali ini, Hailee melemparkan pandangan sengit pada suaminya tersebut, tapi Ramon hanya menyeringai, seolah dia tahu obrolan rahasia apa yang tengah Margaretha katakan padany.

Melihat reaksi Hailee, Margaretha tertawa. "Kau tidak perlu malu, aku juga pernah berada di usia sepertimu. Anak- anak muda memang cenderung terbawa suasana."

Anak muda? Ramon sama sekali bukan anak- anak lagi. Wajahnya memang masih menunjang baginya untuk mengatakan kalau dia masih kuliah, tapi usianya sudah lebih dari tiga puluh tahun!

"Baiklah, sepertinya yang aku butuhkan sudah selesai, kau akan menerima gaunnya lima hari sebelum acara," Margaretha berkata dengan riang.

"Tidakkah kau ingin makan siang bersama?" Hailee kembali menawarkan, walaupun tadi Margaretha sudah menolaknya karena dia sudah memiliki janji untuk makan siang dengan temannya.

"Lain kali aku akan datang lagi untuk makan siang bersama kalian," Margaretha berjanji, lalu dia mengecup kedua pipi Hailee, sementara Ramon berdiri dari sofanya.

"Aku akan mengantarkanmu keluar," Ramon berkata.

"Aku akan ikut mengantar." Hailee berjalan mendekati Ramon, tapi dia justru menahannya.

"Tidak kau di sini saja," ucapnya, yang membuat Hailee mengerutkan kening dengan bingung. "Kembalilah ke kamar."

"Tidak apa- apa, aku…" Hailee akan protes, tapi ada sesuatu dalam cara Ramon menatapnya yang membuat dia mengurungkan niatnya tersebut. "Okay."

Tentu saja hal ini pun tidak luput dari pengamatan Margaretha. "Tidak apa- apa, tidak perlu mengantarku," ucapnya dengan ringan, tapi Ramon mengabaikannya dan mengambil langkah ke sebelah kirinya untuk memberikan sang designer tersebut jalan.

"Silahkan di sebelah sini," ucap Ramon dengan keseriusan seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah meeting panjang dengan seorang client.

"Kalau begitu, hati- hati di jalan," Hailee berkata, merengkuh tubuh Margaretha dan memeluknya, lalu berjalan ke arah yang berlawanan, tapi sesekali Hailee akan menoleh untuk menatap punggung Ramon, yang tengah berjalan di samping Margaretha untuk mengantarkannya keluar.

Ada yang aneh dengan Ramon, tapi Hailee tidak dapat mengatakan apa itu. Karena dari cara Ramon memperlakukan Margaretha, sangatlah berbeda dari biasanya. Apakah ada yang Ramon ingin bicarakan berdua saja dengan teman ibunya itu? Tapi apa?

Ekspresi wajah Ramon begitu serius…

==============

"Baiklah, sampaikan salamku pada Lis, dia sulit dihubungi akhir- akhir ini, kurasa dia masih tidak bisa benar- benar berhenti bekerja." Margaretha tertawa pelan mengingat temannya yang sangat gila kerja itu. "Sekali lagi selamat atas kehamilan Hailee."

Margaretha baru saja diberitahu oleh Hailee mengenai kehamilannya tadi. Dia tidak percaya Lis tidak membagi berita bahagia ini padanya.

"Siapa Leon Dawson?" Ramon tidak mengindahkan kata- kata Margaretha sebelumnya, tapi dia langsung menanyakan pertanyaan yang memang menjadi tujuan utamanya untuk mengantarkan Margaretha sampai ke pintu keluar.

"Apa?" Margaretha tergagap dan gesture kecil ini menjadi perhatian Ramon. "Siapa?"

"Leon Dawson," Ramon mengulangi nama tersebut.

"Leon Dawson? Kurasa karena nama belakangnya adalah Dawson, dia adalah anggota keluarga Dawson," Margaretha berusaha terlihat tenang dan tampak innocent dalam menjawab pertanyaan tersebut. "Kenapa kau menanyakan dia? Kau berencana untuk memiliki hubungan bisnis dengan keluarga Dawson?"

Sekali lagi Ramon mengabaikan pertanyaan tersebut. "Apa hubungan Leon Dawson dan Lis?"

Untuk sesaat, dibawah tatapan dingin Ramon, Margaretha kehilangan kata- kata. "Hubungan apa?"

"Kau tahu sesuatu." Dan itu adalah sebuah pernyataan tegas dari Ramon yang menuntut penjelasan.