webnovel

MARRIED TO MR. TORDOFF

Ramon menempelkan keningnya dan memejamkan mata ketika dia mengatakan hal ini. “Aku mendapatkan beberapa potongan ingatan mengenai diriku dan Giana dan juga beberapa ingatan lama yang kupikir telah kulupakan. Tapi, aku tidak merasakan perasaan yang sama ketika aku bersamamu saat aku mengingat potongan- potongan ingatan tersebut. Aku tidak tahu apa yang kulakukan hingga memiliki hubungan semacam itu dengan Giana, tapi aku tidak yakin kalau itu melibatkan perasaan.” ============== Ramon Tordoff, pewaris dari keluarga Tordoff kehilangan empat tahun ingatannya dan kini dia menikahi seorang wanita yang baru saja dikenalnya, tapi masa lalu terus mengikutinya. ============== Baca buku pertama terlebih dahulu: Married to a Stranger.

jikanyotomare · Urban
Not enough ratings
206 Chs

AKU AKAN SELALU ADA DI SISIMU

Ramon tertawa ketika mendengar pernyataan Hailee. Dia lalu mencubit hidungnya dan menarik wanitanya itu mendekat. "Bukankah sudah kukatakan berkali- kali kalau akulah yang memilihmu, bukann sebaliknya," Ramon mengkoreksi kalimat Hailee.

"Kau tidak memilihku Mr. Tordoff, tapi kau menawarkan dirimu padaku." Hailee tidak mau mengalah dalam hal ini dan sifat keras kepalanya kembali terlihat.

"Menawarkan diri?" Kalimat tersebut bahkan terdengar lebih absurd. "Aku tidak ingat aku pernah menawarkan diriku padamu Mrs. Tordoff."

Hailee mengangkat bahunya dengan sikap acuh tak acuh. "Kau menawarkan dirimu untuk melindungiku asalkan kau mendapatkan perusahaan Tatum." Hailee mengingatkannya. "Aku langsung menyetujuinya, yang berarti aku memilihmu."

Ramon meringis ketika dia ingat akan hal tersebut. Tentu saja Hailee menyetujuinya dan alasan di balik itu sangat jauh dari ekspektasi Ramon.

Pada saat itu, Ramon berpikir kalau Hailee akan meminta waktu untuk memikirkannya lebih dulu dan dirinya siap untuk memberikan waktu beberapa hari padanya, hanya saja siapa yang menyangka kalau Hailee menyetujui penawaran yang dia berikan dengan sangat cepat.

Dengan alasan dia memang tidak tertarik dengan management perusahaan dan tidak ada niat maupun kemampuan untuk memimpin perusahaan tersebut.

Lagipula, Ramon pun menawarkan pada Hailee kehidupan yang stabil dengan menjadi istrinya, serta mengingat masalah yang wanita ini hadapi saat itu, tawaran Ramon tentu saja seperti angin surga baginya.

Itulah saat pertama Ramon merasa kalau dirinya tengah ditipu dan terjebak dengan muslihatnya sendiri.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Ramon tidak pernah sekali pun menyesali keputusannya tersebut, karena Hailee pun membawa angin segar dalam kehidupannya yang membosankan.

Masa- masa itu terasa seperti baru kemarin terjadi, tapi kenyataannya mereka berdua telah melangkah lebih jauh dari yang bisa mereka ekspektasikan.

"Kurasa kita harus merevisi perjanjian yang kita tandatangani saat itu," Ramon bergumam.

"Benar," jawab Hailee sambil tertawa. "Aku akan memberitahukan anak kita mengenai perjanjian itu saat dia besar nanti."

Ramon menatap Hailee dengan tajam saat mendengar komentarnya. "Hailee, jangan macam- macam…"

Nada mengancam dalam suara Ramon tidak membuat Hailee takut, hal itu justru membuatnya tertawa puas karena telah membuat pria ini gusar dan tawa Hailee sangatlah menular, itu membawa sebuah senyuman tulus di bibir Ramon.

"Jadi…" ucap Hailee, sambil mengusap air mata dari sudut matanya karena terlalu banyak tertawa. "Ada apa dengan Margaretha Lamos?" tanyanya, kali ini nada suara Hailee berubah, menjadi lebih serius dan terdengar lebih dalam.

Senyuman di bibir Ramon pun memudar dan suasana yang tadinya terasa ringan kini berubah menjadi serius seketika itu juga saat Hailee mengganti topik pembicaraan mereka.

"Aku dapat melihatnya, Ramon," Hailee berkata. "Ada sesuatu yang terjadi antara dirimu dan Margaretha, kan?"

Tentu saja sikap Ramon yang dingin tadi, terasa aneh bagi Hailee, karena biar bagaimanapun juga Margaretha adalah sahabat ibunya dan Ramon tidak perlu memperlakukannya sekaku itu.

"Kau bisa mengatakannya padaku," suara Hailee melunak, seraya dia merebahkan kepalanya ke dada pria itu. "Seperti aku yang bisa mengatakan semua hal tentangku padamu."

Fakta bahwa Giana mengetahui rahasia Ramon, sebenarnya cukup mengganggu Hailee. Ini membuat seolah- olah wanita itu lebih mengenal Ramon daripada dirinya, walaupun mungkin memang benar, mengingat Giana lebih lama bersama Ramon ketimbang dirinya, tapi tetap saja itu tidak bisa menenangkan kegundahan Hailee.

Ramon adalah suaminya dan Hailee berhak untuk mengetahui segala hal tentangnya jauh lebih baik daripada wanita manapun yang ada di sekitarnya.

Tapi, di sisi lain Hailee juga tidak ingin Ramon merasa tidak nyaman dengan tuntutannya itu…

"Tapi, kalau kau belum siap untuk mengatakannya padaku, tidak apa- apa." Hailee lalu mengangkat kepalanya dan mengecup pipi suaminya. "Aku hanya ingin kau tahu kalau aku akan selalu berada di sisimu."

Ramon tahu, kalau Hailee menyadari perubahan sikapnya terhadapa Margaretha, tapi dia sedikit enggan untuk menceritakan masalah ini, ada banyak pertimbangan dan masih banyak hal yang belum pasti, belum jelas.

Hanya saja, ketika melihat bagaimana Hailee berusaha memahaminya, terlepas dari tatapannya yang penuh harap agar Ramon bisa lebih terbuka padanya, Ramon merasa ingin menertawakan dirinya sendiri…

Untuk apa dia menutupi hal ini dari istrinya?

"Aku menemukan beberapa fakta yang mengganggu mengenai ibuku," ucap Ramon pada akhirnya ketika Hailee mematikan televisi yang masih menayangkan wajah Aileen, tengah terduduk di lantai tangga darurat.

"Mengenai ibumu?" Hailee memutar tubuhnya dan menghadap Ramon. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan cemas.

"Sebenarnya, informasi yang aku dapatkan masih sangat kurang, informasi yang berada di tanganku tidak cukup untukku membuat asumsi," Ramon memberitahu Hailee dengan hati- hati. "Jadi aku masih belum tahu kepastiannya."

Hailee menggeser tubuhnya hingga dia bisa berbicara dengan berhadap- hadapan. "Informasi seperti apa yang kau dapatkan?"

"Kau ingat saat kita pergi ke pantai?" Ramon menyelipkan rambut Hailee yang sedikit berantakan ke belakang telinganya. "Aku melihat ibuku dengan seorang pria."

"Pria?" Hailee mengulangi kata tersebut. "Apa kau tahu siapa identitas pria itu?"

"Ya, namanya Leon Dawson," Ramon menjawab dengan jujur.

"Leon Dawson… Dawson?" Hailee mengerutkan dahinya. Nama Dawson memang tidak asing, karena itu adalah nama dari lima keluarga terpandang di kota A, tapi dia merasa familiar dengan perasaan yang berbeda ketika mendengar nama tersebut.

"Ya, Dawson. Leon Dawson adalah adik dari ayah Giana," Ramon mengerti apa yang membut dahi istrinya mengernyit dan dia membantunya untuk mengingat.

Benar. Giana Dawson. Giana adalah seorang Dawson sebelum dia menikah dengan Aidan.

Tapi, bukan itu fokus utamanya sekarang…

"Ada hubungan apa antara ibumu dan keluarga Dawson?" Hailee tidak dapat menarik benang merah di antara ke duanya. Namun kemudian dia menyadari sesuatu… "Dimana kau melihat mereka berdua?"

"Di hotel yang sama tempat kita menginap," jawab Ramon dan dia dapat melihat sebuah pemahaman di mata Hailee.

Istrinya tersebut lalu berdeham, "mungkin hubungan mereka tidak seperti yang kau pikirkan."

"Tidak, aku menduga hubungan mereka seperti apa yang aku pikirkan, tapi ada lebih dari itu…" gumamnya.

Hailee sama sekali tidak pernah menaruh curiga pada Lis ataupun mengira kalau dia akan mendapatkan perhatian Ramon dengan cara seperti ini.