Suara panggilan telepon ku mengintrupsi dari kenyataan.
Ciuman J aku lepas ku raih ponsel ku yang ada nama Nita disana. Aku ingat akan Susan.
" Aku harus pergi " Kataku sambil berdiri merapikan baju ku yang agak kumal.
" Apa kamu akan pulang? Tanya nya.
Kulihat J dengan ragu ragu! Apa aku pergi dengan dia saja ya???
Aku menghubungi Nita dan bilang padanya aku sakit kepala dan membatalkan rencana kami. Saat ini J mengemudikan mobil lain. Mungkin Mobilnya. Mobil jeep besar berwarna hitam. Ia terlihat sangat berbeda dengan kaos polos hitam disana dan jaket kulit, Bahkan aura nya ikut menguat. Aku bahkan melupakan sebentar ciuman romantis yang kami lakukan. Ada yang lebih penting saat ini.
Bukan hanya 1 mobil tapi ada beberapa mobil dibelakang. J ternyata punya orang orang yang mungkin bisa membantu kalau terjadi keributan disana.
Bar yang biasa Koh Ahong kunjungi tidak terlalu jauh. Sesampai nya disana. Kami langsung turun. J meminta ku menunggu nya di Mobil tapi aku keras kepala menolak. Akhirnya J menurut.
Ada beberapa orang J di belakang kami. Tangan ku terus ia genggam, rasanya nyaman dan terlindungi. Aku pun tak menepis apa yang J lakukan.
Bar itu lebih besar dari Bar milik J,
Tampak penuh orang orang disana dengan bermacam gaya. Dan banyak wanita bergelayutan dengan pasangan nya bahkan sesama jenis. Aku hanya meringis geli melihat nya.
Orang J membisik kan sesuatu pada salah satu penjaga disana, hingga orang itu memberikan arahan dan juga memadu kami.
Kami berjalan menyelusuri orang orang disana yang kadang kala ku tangkap tatapan aneh dari laki laki hidung belang, kueratkan tangan pada J, ia tampak mengerti kecemasan ku. Pinggang ku langsung ia raih dan merangkul ku erat seolah mempertegas pasang mata disana.
Sampai di suatu tempat dimana ada tempat berbeda. Itu tempat judi. Kali ini music lebih melambat dari sebelumnya. Orang orang disana kebanyakan fokus pada permainan judi mereka. saling berseru dan berteriak ada juga yang bengong.
" Disana. Itu koh Ahong" Bisik J.
Di meja Judi ada pria bermata sipit! Kecil dengan topi bulat pakaian nya agak aneh kurasa. Tapi tato nya sangat penuh sampai ke leher atas.
Pria itu di kelilingi pria pria yang seperti nya anak buah nya. Dan banyak juga wanita wanita penghibur di samping kiri kanan.
Ada untung nya aku membatalkan rencana kesana dengan Nita kalau tidak aku bersumpah kami hanya jadi orang tolol disana. Belum apa apa mungkin kami sudah diseret untuk di jual.
Orang J maju lagi dan berbisik pada salah satu orang Koh Ahong. Dari telinga ketelingan hingga Koh Ahong melihat kearah kami. Kearah J. Menelaah nya dari atas sampai bawah, bibirnya menyebik dan bersalaman dengan J.
" Susan, wanita Gila itu" Ucap nya sambil tertawa.
Lalu matanya mengarah padaku.
"
Bisa saja kalau di tukar dengan nya" Tunjuk nya kearah ku dengan senyum bengis.
Mata ku melebar kaget! Orang ini ga waras!
" Enak aja! Mucikari Gila" Spontan mulut ku malah mencemooh nya.
Sesaat orang orang disana yang tadi tampak santai langsung bergerak mengambil sesuatu di balik baju nya.
Beberapa pasang pistol mengarah pada ku. Dan sisanya ada yang memamerkan samurai Pada aku dan J. Jantung ku rasanya mau melompat.
Koh ahong ini ketawa nyaring sekali" Aku suka wanita galak ini" Katanya sambil memainkan cerutu nya. Mengesap dan membuat sebaguan kecil tempat itu tambah berkabut asap cerutunya.
" Coba saja kalau berani menyentuh nya" J dengan cepat mengambil sesuatu dalam baju nya. Pistol kecil berwarna hitam yang sukses menempel di jidat pria kecil ini. Lalu orang orang J yang entah bagaimana bisa ada di belakang orang Koh Ahong ikut menancapkan pistol di kepala mereka masing masing. Koh Ahong tertawa datar lagi. Ia terlihat tetap santai.
" Okee oke tenang... Ini bisa dibicarakan! Ujar nya mencoba mencairkan suasana mencekam disana. J tampak tak bergeming. Wajah nya mengeras dengan sudut mata ingin sekali menarik pelatuk disana.
" Kesepakatan kesepakatan.. ! Semua bisa dibicarakan. Okey..." Ujar nya lagi.
" Kalau kalian menang, silahkan bawa Susan! Kalau kalah dia tinggal disini!" Ujar nya lagi. Melirik ku dengan tatapan lapar. Aku hanya bisa menatapnya sengit!.
" Jangan berharap macam macam" Sela dengan menggerakan pistol nya lebih mendekat lagi. Tapi orang orang nya juga tak kalah mau bertindak meski kepala mereka dalam ancaman.
" Pacarnya sudah menjualnya pada ku jadi aku harus mendapatkan yang lebih dari dia!" Ucap Pria ini tampak melihat benda di depan nya itu lelucon.
" Menjual? Hendra kutu busuk itu?" Geram ku emosi! J menarik tangan ku yang nyaris hilang kendali. Kulihat ia dengan frustasi.
" Sepakat! " Kata ku kemudian.
J melotot horor kearah ku. Tapi kuabaikan.
Senyum lebar langsung Koh Ahong terbitkan. Ia lalu mengintruksi anak buah nya untuk menurunkan senjata begitu juga J. Lalu aku? Aku berharap ini keputusan yang baik! Sungguh aku tak ada mimpi apapun kalau akan mehadapi prihal ini. Dan pikiran tadi langsung terpikir, kalau pun kami kalah. Susan bisa selamat! Dan aku! Aku masih punya backingan Devan bukan! Dia punya kekuasaan! Aku bisa memanfaatkan nya sekali lagi. walau harus banyak bayar finalti.
" Aku bersedia menggantikan Susan! Tapi perlihatkan dulu dia disini!" Pinta ku lagi
" Tenang saja cantik! Aku selalu menepati janji!" Sahut Koh Ahong lalu memerintah pada salah satu anak buah nya memanggil Susan.
Sekitar 15 menit. Jantung ku berdebar keras melihat Susan! Ya dia Susan! Susan berjalan dengan 2 pria mengapit rambut nya berwarna coklat madu dengan pakaian sangat minim. Bahkan wajah nya terlihat tidak bahagia!
Susan kaget melihat ku disana. Ia hendak menggapai ku tapi 2 pria tadi langsung menangkap nya.
Rasanya ingin sekali ku tancapkan heel ini ke bola mata pria kecil ini.
" Bagaimana??"
Aku mengangguk mantab.
Ia lalu mempersilahkan kami untuk duduk disalah satu kursi disana.
J, apa kamu bisa main judi?
Bisik ku dengan tangan sangat dingin, entah kenapa aku jadi bimbang juga kalau Devan bisa menebus ku dari pria itu. Atau dia malah tak peduli.
J menghela nafas berat! Ia seolah mencemooh keputusan ku.
Kulihat seorang wanita sexy datang memberikan masing2 benda kotak kotak, apa itu nama nya mahyong? Runtuk ku sungguh tidak tau apa apa tentang Judi jenis ini.
" Dengar J! Kalau kamu kalah kamu bisa cari kontak Rudy dalam ponsel ku!! Dia bisa menyelamat kan ku" Bisik ku ditengah pria ini nampak konsentrasi penuh.
" Rudy? Dia siapa?" Tanya J sambil menyusun benda itu bejejeran.
" Hanya seorang kenalan! Tapi dia bisa membantu ku" Jawab ku.
" Benarkah! Jadi kamu meremehkan kemampuan ku?"
" Ini hanya pengandaian saja! Firasat ku mengatakan kalau kita akan kalah...
" Kalau aku menang? Apa ada hadiah untuk ku?" Tanya nya terdengar sangat santai.
" Ha hadiah.. ? Kau tau aku ini wanita miskin. Aku tak bisa menjanjikan apa apa! Tapi berusaha lah menang! Nanti aku pikirkan hadiah untuk mu...
Cecar ku agak gemas. Aku menyesal mengajak nya bicara disaat suasana mencekam ini.
J lalu mendekatkan bibirnya ke telinga ku! Aku hanya ingin kamu mengingat ku..
Ucap nya dengan sorot itu lagi. Sesuatu mencolos keluar. Apa yang di ingat! Apa maksud nya.
Hmmm.. Suara deheman Koh Ahong menginstrupsi kami untuk benar benar serius mehadapi tantangan nya, bahkan wajah wajah disana nampah gemas melihat kami yang merasa hidup hanya berdua saja.
Sekali lagi aku benar benar buta dengan judi ini. Bagaimana mengetahui si A menang? Si B kalah? Dan aku hanya mengandalkan ekpresi mereka juga orang orang disana. Tapi dari raut tegang Susan bisa aku rasakan ada yang buruk. Apakah J akan kalah..
Seketika aku jadi panik. Walau raut J tidak menunjukan apa apa, dia terlihat santai dengan konsentrasi yang penuh. Sesekali kedua kening nya menyatu, atau gertakan gigi.
Ayolah cepat berlalu aku bisa gila menunggu hasil nya. Lutut ku saja rasanya tidak bisa menyangga tubuh ku.
Berulang kali ku buang nafas agar tenang tetap saja aku ketakutan.
" Ayolah Alena.. Tadi kau percaya diri sekali! " Ucap hati kecil ku mencoba memberi semangat.
Melihat senyum mengukir di wajah Koh Ahong membuat ku kembali gemetaran. Begitu seterusnya. Hingga 1 jam permainan ini belum kelar juga. Melihat waktu yang sangat lama bergulir rasanya aku mulai percaya J bisa mengatasinya. Kalau dia telak kalah pasti sudah dari tadi bukan!
Hingga senyum lebar bisa kulihat di wajah J dan Susan. Setelah pria itu membuka semua balok nya.
" I'm Winner..." Ucap J membuat ku langsung berteriak senang. Begitu juga orang orang disana di pihak kami.kepuasan terpancar penuh. Aku bahkan merasa mata ku berlinang Air mata bahagia.
" Sial...
Gebrak Koh Ahong tersungut marah. Nyaris meja itu ia hambur.
" Sesuai kesepakatan! Kembali kan Susan! " Kataku dengan penuh percaya diri menelanjangi pria ini dengan tatapan mencemooh ku.
Pria ini memberi kode pada pria yang menjaga Susan tadi. Kedua nya melepas Susan. Aku dengan semangat tiada tara langsung menghambur kearah Susan. Sahabat ku!
Tapi tiba tiba saja Susan didorong dan salah satu dari mereka langsung menyekap tangan ku.
J dan bawaan nya sontak kaget dan bersiap bertindak. Tapi telat. Pistol itu menancap di sisi kepala ku. Bukan hanya aku tapi juga Susan.
" Sialan.. Apa yang kamu lakukan..." Berang J hendak menyerang Koh Ahong tapi pelatuk di kepala ku ditarik membuat nya hanya bisa menahan kendali.
Lalu aku! Rasanya air mata ku membuat ku tidak bisa bersuara lagi. Hanya sekali lepas peluru ini menembus kepala ku.
" Bravo..bravo..." Teriak Manusia licik disana bertepuk tangan sendirian. Kemudian ia kembali memberi kode anak buah nya, orang orang J hanya bisa pasrah di kendalikan, semua senjata juga di buang dari pegangan mereka Dan J. Serangan lain membuat nya harus merasakan sakit nya di hujani pukulan oleh salah satu orang Koh Ahong yang berbobot seperti monster, didepan mata ku bagaimana pria mengerikan itu melayangkan kepalan tangan nya yang besar. J terhuyung ke lantai dengan darah segar keluar. Menambah deretan luka yang lagi lagi sebab kan oleh aku!!
Di belakang ku Susan berteriak histeris mengumpat dan mencaci maki Koh Ahong sampai ku lihat ia di gampar dengan sadis dan Susan pingsan seketika, tubuh ku benar benar rontok kalau begini.
" Bawa mereka, pria itu.. Hajar dia sampai merasakan nikmat nya mati perlahan" Kata Koh Ahong sembari tertawa. Dan mengarah padaku.
" Ooh manis.. Jangan melihat ku seperti itu.. Pandang aku untuk percintaan kita malam ini...." Ucap nya langsung membuat ku mules.
Cuih...
Air ludah ku sukses mengenai wajahnya tapi yang dapat tamparan menyakitkan. Sakit sekali sampai suara teriakan disana menjadi dengungan.
" Aku tidak akan melepaskan mu Ahong! Sedikit saja kamu menyentuh nya..
Bruk.. Kulihat J kembali tersungkur ketika kedua kaki nya di hantam dengan tongkat besi.
Kulihat ia jatuh dengan sarat akan kesakitan dimatanya.
" Haha.. Kamu ini banyak bacot! Singkirkan dia! Kalau jadi mayat buang saja kelaut ke sarang Hiu" Suara Koh Ahong nampak sangat bahagia disana.
" Ga.. Jangan.. Plis... Jangan sakiti Jordan..." Teriak ku sampai tenggorokan ini sakit kedua tangan ku di angkat! Aku mencoba memberontak tapi tentu bagi mereka aku hanya wanita lemah.
Dengan mudah aku di seret dari sana.
Aku berharap ada keajaiban. Apakah mungkin!
" AHOOOONG" Tiba tiba terdengar suara pria berat melengking. Satelah pintu besar di sana terbuka. Tampak seorang pria buncit dengan parah mirip Koh Ahong bedanya ini lebih tua dan gendut. Di belakang nya banyak pria lain yang seperti nya orang orang bawaan pria tua itu.
" Ayaaah!.
Jelas sekali kulihat bagaimana wajah Koh Ahong berubah dratis. Wajah nya memucat. Dan ada ketakutan disana.
" Apa yang Ayah lakukan disini?? " Tanya Koh Ahong agak terbata berlari kearah pria tua itu.
Tiba-tiba tongkat yang di bawa pria tua ini langsung mendarat di kepala Koh Ahong.
" Kamu yang seharusnya ngapain disini heh. Hentikan main main mu! Kalau ingin melihat pria tua ini kehilangan semua yang sudah di bangun 7 turunan " Ucap pria tua itu sambil terus memukuli Koh Ahong sampai sampai ia menunduk ketakutan.
" Kalian tunggu apa lagi! Cepat lepaskan mereka... " Teriak Koh Ahong kemudian sambil terus menerima serangan dari Ayahnya.
Kedua tangan ku dilepas begitu saja. Begitu juga orang orang bawaan J. Aku segera lari kearah Jordan yang masih membungkuk kesakitan. Luka nya parah sekali bisa kulihat ada sobek wajah nya dan lutut nya juga berdarah.
" Cepat tinggalkan mereka" Instruksi Koh Ahong, setelah berbicara beberapa mata dengan pria tua disana. Pria kecil itu melihat ku dengan tajam lalu berlalu mengikuti orang tua nya yang siap ingin mehajarnya dengan tongkat!
Mereka benar benar pergi dari pandangan seperti pasukan semut yang selesai berperang.
Drrrt
Drrrtt
Ponsel ku bergetar.
Kulihat di layar ada nama Devan!
" Hallo...
" Jangan lupa bayaran ku! Nona kecil" Ucapnya disana terdengar santai.