webnovel

Maroomson Institute

redridinghood_ · Fantasy
Not enough ratings
1 Chs

Prologue

Seorang gadis keluar dari rumahnya dengan terburu - buru. Tetapi, entah apa yang menarik perhatiannya sehingga ia berhenti mendadak.

Ia melihat sesuatu, yang menarik perhatiannya.

Ciuman

Di bibir

Uh, bukan bukan

Di tengkuk

Eh

Di peluk

Tapi, apa itu sebuah pelukan?

Bukan, bukan. itu sebuah kungkungan

Di jilat

Hm.. Harus dijilat begitu?

"Apa yang kamu lihat, kamu tidak segera pergi?" lamunannya terhenti karena pertanyaan seorang wanita paruh baya dari dalam rumah yang baru saja ingin ia tinggalkan.

"Tidak ada, aku akan pergi sekarang." Dia mengeluarkan suara dinginnya, tanpa ekspresi.

Gadis itupun langsung melangkah pergi menjauh. Pergi meninggalkan rumah.

"Entah apa yang ia lihat disana, Huh. Merepotkan."

Suasana hening sejenak, hingga wanita paruh baya itu menyadari sesuatu -suasananya tidak hening melainkan ada suara suara aneh-

"YAA.. APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI, PERGI DARI PEKARANGAN RUMAHKU!!" wanita paruh baya itu berteriak sambil mengambil sapu, untuk mengusir subjek yang dimaksud.

Dan subjek tersebut adalah

Kucing

Dua ekor kucing

Jadi, objek yang dilihat gadis tadi adalah dua ekor kucing yang sedang,

Sedang bercumbu?

Bercinta?

Atau bereproduksi?

----

Gadis itu tetap melangkah pergi, entah kemana tujuan gadis itu. Ia hanya berjalan terburu buru, tanpa menunjukkan kekhawatiran di wajahnya. Gadis itu terus berjalan, hingga sampai di sebuah stasiun kereta yang ramai. Ia langsung menaiki sebuah kereta cepat berwarna silver.

Kereta cepat?

Iya kereta cepat.

Ia hanya duduk termenung di kursi penumpang, tidak ada orang yang mengajaknya berbicara. Tentu saja tidak, orang orang hanya sibuk dengan urusannya masing masing, tanpa memedulikan orang lain.

Tapi mungkin, gadis itu diam karena memikirkan seseorang.

Seseorang yang membuat ia melakukan semua ini.

Seseorang yang merenggut jiwanya.

Seseorang yang ia rindukan. Seseorang yang--.

Ah, benar.

Sebuah pemikiran terlintas di benaknya.

Orang itu, bukan.

Dia bukan orang.

Dia bukan manusia

Gadis itu tertawa miris, karena ia baru menyadari hal itu. Sosok itu bukanlah manusia.

Iya, dia bukan manusia.