Alena memutar matanya malas,melihat calon suaminya. Kevin, yang ditatap sedari tadi diam menunduk. Alena tak habis pikir, entah apa yang di pikirkan ibunya sehingga menjodohkan Alena dengan lelaki bisu di depannya. Iya, Kevin bisu. Bukan dari lahir tapi karena kecelakaan yang membuat pita suaranya rusak 3 tahun lalu.
Alena menyesap kopinya.
"selesai makan kita langsung ke butik terus beli cincin kawin." ketus Alena tanpa melihat lawan bicara. Kevin hanya memengangguk patuh.
Siapa yang tak tau Kevin rapper muda penuh talenta, tapi kini impiannya kandas karna kecelakaan motor 3 tahun lalu. Bahkan Elisha kekasih tercinta Kevin meninggalkannya. Kini ia sudah berumur 32 tahun. Karena itu saat mamanya bilang akan menjodohkan Kevin, ia hanya patuh. Siapa yang mau dengan lelaki bisu, pikir Kevin. Tapi kata dokter kebisuan kevin tak selamanya setelah operasi dan terapi dokter bilang Kevin perlahan akan sembuh walaupun suaranya tak sesempurna dulu.
Alena dan Kevin menyudahi kegiatan mereka minum kopi pagi ini. Banyak yang harus mereka lakukan.
Saat di mobil Kevin menatap Alena lekat. Cantik, pikirnya. Alena memang judes, manja berbanding terbalik dengan Elisha mantan kekasihnya. Jujur belum bisa move on dari perempuan itu.
"ngapain lo liatin gue, cepet jalan. Gue ada janji sama temen ntar sore." masih dengan nada judes. Kevin menghela nafas lalu mengangguk, ia mulai melajukan mobilnya menuju butik. Semoga Kevin di beri banyak kesabaran mengahadapi gadis ini, kata Kevin dalam hati.
Alena berusia 22tahun beda 10 tahun dengan Kevin. Anak tunggal, itu yang membuat Alena manja, jutek juga egois.
Setelah sampai di butik, Alena segera memilih gaun pengantin yang cocok untuk. Lebih cepat lebih baik, pikirnya.
Ia melirik Kevin yang sedang fokus pada hpnya.
"mending cepet lo coba baju lo waktu kita gak banyak." Alena berkacak pinggang depan Kevin. Mau tak mau Kevin menatap Alena, selanjutnya dia berdiri malas mengikuti kata-kata gadis itu.
Kini mereka sudah di mobil.
"ck gara-gara lo lelet gue hampir telat ke acara temen gue. Anterin gue pulang aja. Lo cari cincin kawinnya sendiri. Nih ukuran cincin gue." ucap Alena panjang lebar sambil mengerutkan dahi sebal dan memberikan cincin yang di pakainya kepada Kevin. Ia menatap Kevin yang hendak menolak.
"gak ada penolakan. Uda cepetan gih! dasar lelet."
Kevin melajukan mobilnya, jalanan macet membuat Alena semakin sebal rasanya. Ia memejamkan mata jengah, dirinya tak sabaran. Hening. Kevin yang fokus pada jalanan melirik gerak-gerik Alena, ia hanya menggelengkan kepala. Entah mengapa takdirnya berjodoh dengan bocah seperti Alena. Sial sedikit, tapi Alena cantik juga.
Setelah sampai pintu gerbang rumah Alena segera turun dan menutup pintu mobil dengan membantingnya. Kevin terjingkat dan mengelus dadanya. Astaghfirullah cewek bar-bar, batinnya. Tanpa sepata kata Alena pergi berlari kecil memasuki rumahnya. Kevin melihatnya dari jauh dan segera melajukan mobil.
lanjuut??