5 Aku di Masa Lalu

Sekarang, akan ku ceritakan bagaimana aku bermula. Tenanglah aku akan menjawabnya, kalian tenang saja. Aku akan bercerita dengan sejelas-jelasnya. Supaya kalian bisa menyimpulkan aku ini sebenarnya makhluk semacam apa?

Dibilang kaget. Aku sebenarnya kaget melebihi apapun. Bagaimana mungkin tadi pagi aku masih baik-baik saja bersama ibuku, bahkan senyum Mike tadi pagi masih terukir di dalam kepalaku, dan sekarang aku justru berakhir di dalam Kerajaan Laut, tempatku yang sebenarnya.

Tujuh belas tahun yang lalu, Northern Kingdom mengalami kekacauan. Saat aku masih bayi, Ratu bilang Kerajaan ini diserang oleh Wiltha Kingdom. Kayona bilang, Kerajaan itu adalah Kerajaan terbesar ke-2 di lautan. Yang menempati posisi pertama tentu saja adalah Kerajaanku. Tunggu. Apa? Kerajaanku? Ck. Apa yang aku bicarakan? Sudah bersikap seolah aku ini benar-benar seorang putri? Gila sekali.

Sudah lanjut. Jadi Wiltha Kingdom menyerang Kerajaan ini karena ingin memperluas wilayahnya. Tentu saja dengan menjatuhkan Northern Kingdom akan membuat Wiltha Kingdom menjadi Kerajaan terbesar. Penguasa Kerajaan Wiltha mengetahui bahwa Ratu Kerajaan Northern baru saja melahirkan seorang pewaris, siapa lagi kalau bukan aku yang dimaksud? Dia mengancam ingin membunuhku jika Ratu Neptuna tidak menyerahkan Kerajaannya. Raja William tahu kalau akulah kelemahan Ratu Neptuna.

"Kacau sekali. Istana benar-benar hampir hancur dibuatnya. Banyak prajurit yang mati karena perang ini." Kayona menggebu-gebu saat menceritakannya. Aku dan Alodie hanya duduk di atas terumbu karang yang ada di kamarku saja, mendengarkan kisahku yang sama sekali tak ku ketahui.

"Apa kau benar-benar menyaksikan peperangan itu, Kayona?" Aku bertanya padanya.

Kayona mendelik menjawabku, "Tentu saja! Akulah yang memanggilkan Raja Neptunus untuk membawamu pergi. Ratu mengutusku untuk menyelamatkanmu. Oleh karena itu, aku menanti-nanti kepulanganmu. Dan aku merasa senang karena berkatku, kau masih hidup sampai sekarang, Putri." Kayona berputar-putar sambil tersenyum bangga karena dirinya sendiri.

"Sombong sekali. Kau ini pasti sudah tua karena sudah ada semenjak aku maupun Putri Kayla lahir."

Aku menengok ke arah Alodie. Benarkah itu dia yang berbicara? Aku tertawa melihat Alodie kesal. Aku baru melihat ekspresinya. Biasanya dia hanya tersenyum anggun. Bahkan ku kira dia tak tau caranya marah.

Alodie menengok padaku ketika aku tertawa. Dia tersadar dengan perkataannya. Dia menunduk dan lagi-lagi kembali pada jiwanya yang membosankan, "Maafkan aku Putri. Aku tidak bermaksud berkata begitu." Alodie memelankan suaranya. Matanya menatap ekor ungu dibawahnya. Merasa menyesal dengan kekesalannya.

"Hahahaha. Tenanglah Alodie. Aku justru menyukai sikapmu itu. Jangan sungkan-sungkan mengekspresikan dirimu di depanku. Bukan begitu, Kayona?" Aku melirik mamalia berwarna abu-abu di depanku.

"Benar. Alodie hanya malu-malu, Putri. Dia sebenarnya bisa cerewet jika tak ada dirimu."

Mataku berbinar mendengar penuturan Kayona, "Benarkah?"

Kayona merasa puas karena mengatakan itu, dan Alodie melirik tajam kepada Kayona. Hihi. Lucu sekali makhluk-makhluk ini. Aku benar-benar menjadi Putri disini. Aku dihormati dan disegani.

"Tapi tadi kau bilang aku dibawa kepada Raja Neptunus? Siapa itu Raja Neptunus?" Aku mengembalikan topik itu. Aku belum cukup mengerti dengan semua ini.

"Ah iya lupa. Tadi sampai dimana ceritanya? Raja Neptunus ya? Raja Neptunus adalah Penguasa Laut seberang yang sekaligus sahabat terbaik Ratu. Ratu memintaku memanggilkan Raja supaya bisa menyelamatkanmu dari Raja William." Kayona melanjutkan.

"Tapi bukankah semua penguasa laut disini adalah pria? Kenapa hanya di kerajaan ini pemimpinnya adalah wanita?"

Bukan Kayona yang menjawab, tapi Alodie menjelaskan padaku. "Justru itu, Putri. Kerajaan lain meremehkan Ratu. Dialah satu-satunya penguasa laut wanita. Yang lainnya adalah pria. Tapi Ratu membuktikan, bahwa bukan hanya pria yang bisa menjadi pemimpin. Oleh sebab itu Ratu menyelamatkanmu."

Aku menganguk mengerti. Jadi sebab itulah Ratu, yang notabennya adalah Bundaku, dia ingin aku tetap menjadi penerusnya dan tidak akan membiarkanku mati. Dia ingin mencatat sejarah, bahwa Kerajaan Northern selamanya akan mempunyai pemimpin seorang wanita. Ya, aku mengerti.

"Tapi kenapa aku dibiarkan hidup di darat? Bukankah Raja Neptunus menyelamatkanku?"

"Raja William tau, kau disembunyikan di Neptus Kingdom. Dia juga berusaha mengepung Kerajaan Neptus, sampai pada akhirnya Ratu mengambilmu dan mengambil jalan terberat itu. Membiarkanmu sementara hidup di daratan. Kau adalah putri duyung terakhir dari penerus Kerajaan ini, Putri. Kau satu-satunya penerus yang harus Ratu perjuangkan." Kayona mengakhiri kalimat itu dengan kata menusuk. Menyadarkanku bahwa aku sebenarnya memang terlahir sebagai bangsa mermaid.

Lalu bagaimana dengan Raja William dan Kerajaannya? Kerajaan itu musnah setelah sepuluh tahun berlalu. Ratu Neptuna dan Raja Neptunus bersatu untuk melawan mereka. Hingga Raja William terbunuh dengan trisulanya sendiri. Tongkat yang akan ditancapkan pada lawan justru mengenai tuannya.

Tapi kenapa aku tak dibawa kembali setelah Kerajaan itu hancur? Memang konsekuensinya begitu. Ratu berjanji akan mengambilku kembali setelah umurku 17 tahun. Baik manusia-manusia di daratan, bahkan ibuku sendiri tidak tahu makhluk apa sebenarnya aku? Ibu menemukanku di pantai itu, pantai yang tidak bisa dilihat oleh sembarang manusia. Bukan asal-asalan Bunda mencari manusia yang akan merawatku. Bunda memilih ibuku karena ibu adalah manusia yang baik, dia hidup sendirian.

Tapi yang menyedihkan, karena waktuku di daratan sudah habis, karena aku sudah kembali ke tempatku yang seharusnya, semua jejak tentangku yang ada di darat akan menghilang. Bahkan semua manusia yang bertemu denganku akan melupakanku. Mana boleh begitu? Kenapa Ibu dan Mike pun harus lupa padaku? Ah Mike. Aku menyentuh rambutku, memastikan jepit rambut yang Mike berikan padaku tadi pagi masih ada. Tidak mungkin aku akan mudah melupakan mereka? Bahkan setelah tiga tahun yang aku pendam sendirian, setelah aku mulai dekat dengan Pangeranku, kini semua hilang lagi. Aku terhempas lagi. Terjatuh. Tersadar kalau aku dan Mike tidak akan bisa bertemu lagi. Mau tidak mau aku harus terbiasa dengan kehidupanku sebagai seorang putri, putri kerajaan laut.

🐳🐳🐳

Aku berdiri disamping Ratu. Semua penjuru Kerajaan, bahkan bisa dibilang seisi mermaid di lautan memandangku. Hari ini adalah hari penobatanku sebagai Princess Mermaid. Setelah satu minggu aku memikirkan matang-matang, aku harus menerima kehidupanku yang baru. Disini, sebagai seorang putri. Disaksikan oleh makhluk-makhluk seisi lautan, hari ini aku benar-benar akan memilih hidup dengan kehidupan sialku.

Dan disinilah aku. Setelah satu minggu aku bersemedi dan bertapa alias berdiam diri di kamar yang penuh dengan terumbu karang. Ku pikirkan dengan matang-matang tentang hal ini. Ku putuskan untuk memulai pada kehidupan baruku.

Seorang dayang mendatangi kami, membawa nampan berisikan rangkaian mutiara berwarna biru persis dengan warna ekorku. Ratu tersenyum melihatnya. Kemudian mengambil rangkaian mutiara itu dan berkata

"Wahai penghuni seisi lautan. Kini, putriku telah kembali. Dialah yang akan meneruskan Kerajaan ini. Kejadian tujuh belas yang lalu benar-benar membawa suka dan duka pada kita. Untuk itu, tepat untuk hari ini, ku nobatkan Putriku, Kayla Anastasya sebagai Princess Mermaid di Northen Kingdom. Ku harap kalian bisa menghormati dan mematuhi kebijakannya."

Kalimat itu berakhir sembari bunda memakaikan rangkaian mutiara di kepalaku. Gemuruh tepuk tangan seisi ruangan meramaikan. Aku hanya menunduk dengan ekspresi datar. Rasanya seperti mati rasa. Aku tak bisa merasakan cemas, sedih, ataupun bahagia. Aku hanya masih merasa tidak percaya.

Aku mulai menatap satu persatu makhluk yang kelak akan menjadi rakyatku. Mataku tertuju pada maid berekor hijau disebelah maid bermahkota yang aku kira dialah Raja Neptunus yang dulu berusaha untuk menyelamatkanku, sahabat bundaku. Meid berekor hijau itu menatapku dengan pandangan yang aneh. Tidak berpaling sedikitpun. Aku ikut menatapnya sekilas. Tertariklah dua sudut bibirnya. Tersenyum. Aku mencoba bersikap baik saja dan membalas senyumnya. Lalu menatap makhluk-makhluk lain yang sebenarnya banyak sekali yang masih menatapku dengan tepukan tangan.

Akhirnya aku tahu. Inilah aku. Beginilah kehidupanku yang sebenarnya. Aku harus mulai terbiasa. Aku akan memimpin sebuah Kerajaan. Bukan hal yang mudah melakukan itu mengingat aku adalah sosok yang ceroboh. Aku harus bisa menghilangkan sikap-sikap buruk dan berusaha menjadi seseorang yang patut dicontoh makhluk lain. Sungguh. Ternyata seberat ini menjadi seorang penerus tahta.

avataravatar