webnovel

MANTAN TERINDAH !

Amanda baru saja dikhianati kekasihnya Arman, sampai akhirnya bertemu Andrian tanpa sengaja, dia adalah seorang bad boy, suka balapan motor liar dan punya masalah dengan keluarganya ... akhirnya jatuh cinta, sayang tidak di setujui oleh kedua orang tua Amanda ... dengan Andrian merasa nyaman dan keluar dari zona nyamannya sebagai perempuan pendiam dan pemalu ... sampai sebuah tragedi memisahkan mereka berdua ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
39 Chs

Begini Rasanya Kehilangan Orang Yang Kita Cintai

Amanda menuju rumah sakit untuk menjenguk suaminya, sudah seminggu ini Andrian dalam keadaan koma. Amanda berusaha untuk tegar dalam menghadapi cobaan berat ini. Dia berusaha untuk tidak menangis, ketika seseorang yang dicintainya dalam keadaan tidak sadarkan diri dalam waktu yang tidak ditentukan.

Amanda selalu mengajaknya mengobrol Andrian yang terdiam tidak bergerak, hanya peralatan medis yang terdengar, air mata Amanda jatuh dia merasa sedih apalagi mereka berdua baru dikaruniai seorang putri yang cantik. Selama membesuk Andrian, Amanda tidak pernah sekali pun bertemu dengan keluarga Andrian.

Amanda pun bertemu dengan papanya yang sudah cukup lama tidak bertemu, Amanda sangat bersedih melihat papanya agak kurusan sekarang.

"Pa, bagaimana keadaannya sehat-sehat saja ?" tanya Amanda, pak Hendro tertegun harusnya dia yang bertanya seperti itu, karena mendengar Adrian kecelakaan dan koma.

"Papa baik-baik saja kok, lihat ?" ujarnya tersenyum. Amanda pun berusaha tersenyum walau hatinya sedih.

"Iya, pa ! apa papa dan mama baik-baik saja ?" Amanda sebenarnya tidak ingin membicarakan ini tapi walau bagaimanapun juga ia harus tahu keduanya telah bercerai. Pak Hendro tahu pasti berita dari Dewi tentang semua ini.

"Papa dan mama baik-baik masih tetap berhubungan kok ! tapi memang sudah tidak seperti dulu !" akhirnya pak Hendro memberitahu kepada Amanda.

"Bagaimana keadaan Andrian ? papa minta maaf karena terlalu sibuk sehingga belum menjenguk !" tanya papanya. Amanda terdiam dia tak kuasa menahan air matanya.

"Semua baik-baik saja kok pa ! tidak berubah !" jawabnya, pak Hendro menyentuh tangan putrinya.

"Tinggallah sementara dengan papa, sayang ! kasihan putrimu !" pinta pak Hendro. Amanda hanya mengangguk.

-----------

Waktu terus berlalu, tak terasa 2 bulan Andrian koma, Amanda diminta papanya untuk bekerja di salah satu perusahaannya, pak Hendro mengatakan ini untuk berjaga-jaga saja bila sesuatu terjadi. Perkerjaan ini sebagai pegangan untuk mengurus Amanda dan putrinya. Dan Amanda tidak menolak.

Tanpa diduga berita mengejutkan datang satu mingggu setelah itu, Amanda di beritahu kalau Andrian sudah sadar dari komanya, ia pun bergegas ke rumah sakit, sementara putrinya dititipkan dengan baby sister. Dan ketika sampai di rumah sakit Amanda tak berkedip menatap Andrian yang tersenyum kepadanya, dan tanpa perduli ia langsung memeluk pria yang dicintainya itu disaksikan oleh yang lain.

"Maafkan aku !" bisik Andrian pelan, Amanda menggeleng dan kembali menangis. setelah itu ia bertanya tentang putrinya Anisa.

Kebahagiaan pun menyelimuti semuanya, Anisa yang masih berusia 10 bulan pun sangat senang di peluk oleh Andrian, tapi sayang seminggu kemudian semua berubah. Andrian mengalami pendarahan di otak dan harus dioperasi dan kemudian dinyatakan ... meninggal oleh dokter !

Amanda dan Dewi menangis histeris tak percaya apa yang terjadi, Dewi ditenangkan oleh suaminya sedang Amanda oleh Wahyu adik iparnya yang sekarang sudah lulus serta diwisuda dan juga sudah bekerja.

Angin berhembus, langit tertutup awan suasana tidak panas. Tapi kesedihan tampak jelas hari itu, keluarga besar dan Amanda bersedih karena hari ini Andrian akan di kebumikan dan bersatu dengan sang khalik. Mata Amanda sembab karena terus menangis kehilangan orang yang sangat di cintainya, sementara bu Dewi pun sama harus kehilangan anak yang sangat dicintainya.

Amanda tak kuasa menahan kesedihannya ia pun pingsan tak sadarkan diri, dia baru terbangun sore hari, tubuhnya terasa tak bergairah seakan separuh dari dirinya hilang entah kemana, air matanya menetes. memori masa lalu kembali menghiasi benaknya, sudah banyak kejadian yang terjadi kepadanya. Tapi ini yang terberat baginya. Pintu kamar di ketuk perlahan tapi dibuka.

"Non makan dulu nanti sakit !" ujar pembantunya. Amanda hanya menoleh sebentar tapi kemudian membalik tubuhnya tanpa berkata. Dia memilih mati ingin menyusul suaminya Andrian.

-------------

Akhirnya Papanya pun turun tangan untuk menghadapi Amanda, yang masih terpukul dan bersedih akan meninggalnya Andrian, di hari ketiga dia mengurung diri dikamar.

"Papa tahu kamu bersedih dan merasa lehilangan, tapi kamu harus mengerti ada Anisa buah hatimu dengan Andrian ! kamu tidak ingin terjadi sesuatu kepadanya dan kehilangan untuk kedua kalinya bukan ?"

Rupanya kata-kata papanya cukup mempengaruhi Amanda dan mulai bangkit dari kesedihah, dia sadar ada putrinya yang sangat dicintainya. Apalagi Andrian meminta untuk menjaganya dengan baik.

"Maafkan mama sayang ! mama terlalu kehilangan papamu sehingga sampai melupakanmu !" tangis Amanda sambil memeluk putri kecilnya.

Syukurlah, Amanda mulai bangkit. Tapi Amanda belum mau pulang ke rumahnya sendiri yang di tempati mereka berdua, terlalu banyak kenangan yang tak bisa ia lupakan disana. Ia lebih memilih tinggal bersama papanya.

Sebulan kemudian barulah ia bisa datang ke pemakaman dan bersimpuh di depan makam suaminya dan meminta maaf. Tanpa di sadari ada yang menyentuh pundaknya dan itu adalah Wahyu.

"Aku terkejut mba ada disini !" tanyanya kepada Amanda.

"Iya, aku minta maaf baru kemari ! aku selama ini hanya bisa menangis dan bersedih ! mba melupakan Anisa !" jawab Amanda terdiam sesekali mengusap kayu nisan milik Andrian.

"Mama pun sama ia merasa kehilangan mas Andrian !" Wahyu terdiam ia mengerti perasaan Amanda dan juga ibunya.

"Tolong minta maaf kepada mamamu ya ! aku tidak bisa datang ke acara tahlilalnya !"

"Mama pasti mengerti !" jawab Wahyu, setelah itu ia mengantar Amanda pulang kerumah.

"Mba belum bisa pulang kerumah ! begitu banyak kenangan di sana ! mungkin nanti bila semua sudah siap !" ujar Amanda, Wahyu mengangguk.

--------------

Waktu terus berlalu, tak lama satu tahun sudah berlalu sejak Andrian meninggal. Wahyu menggantikan almarhum kakaknya menjadi pemimpin perusahaan, dia terlihat tampan dan gagah.

Amanda pun sudah kembali ke rumah yang dulu di tempatinya bersama Andrian, tidak semua barang-barang ia berikan ke yang membutuhkan, banyak yang disimpan sebagai kenang-kenangan, Anisa sudah tumbuh menjadi anak yang cantik sudah bisa berjalan dan sedikit cerewet walau bahasanya agak belum dimengerti.

Sesekali Wahyu datang menjenguk ke rumah dan bernain dengan Anisa tak lupa membawa kado dan hadiah membuat Anisa seperti mendapat pengganti papa yang baru.

"Mba dengar kamu sudah punya pacar !" tanya Amanda sambil tersenyum.

"Ah mba bisa saja ! hanya teman dekat kok !" jawab Wahyu, Amanda tersenyum. hubungannya dengan kedua orang tua Andrian cukup baik. Sesekali datang ke rumah mereka hanya sekedar makan malam bersama.

Suatu hari Dewi bernaksud untuk menjodohkan Wahyu dengan putri dari temannya, dia merasa Wahyu sudah cukup untuk menikah. Walau ia tahu berpacaran dulu tak masalah selama setahun setelah itu baru memikirkan selanjutnya gadis itu bernama Rahma, berwajah cantik, dan anggun.

Sementara itu Wahyu belum memikirkan perempuan lagi setelah putus dari pacarnya bernama Nita. Wahyu terdiam dia masih teringat pesan terakhir dari abangnya untuk selalu melindungi Amanda dan putrinya, dengan cara apa dia melakukan itu ? apa seperti sekarang yang sering ia lakukan ? bila ia menikah nanti tentu saja tak akan bisa seperti sekarang, ia harus memikirkan perasaan istrinya kelak !

Bersambung ....