Setelah makan keduanya menuju bioskop dan Andrian melihat Amanda dan Mira serta dua cowok yang bersama mereka ternyata anak basket, Andrian mengenal salah satunya yaitu Arman walau masih anak baru tapi sudah sombong dan menjadi play boy dikampus, itu tak heran karena dia anak seorang rektor di kampusnya makanya tidak ada yang membullynya.
Sedangkan kedua orang tua Dodi lebih tinggi lagi jabatannya dari Arman, Ayahnya anggota yayasan kampus sedang ibunya seorang dosen, tak heran kedua punya hak khusus kemanapun yang mereka inginkan termasuk masuk tim basket inti senior padahal harusnya junior dulu, soal kemampuan tak jauh berbeda dengan yang lain di tim junior, bahkan lebih bagus Wahyu adiknya di banding keduanya.
Andrian merasa kasihan pada Mira yang di manfaatkan kekasihnya untuk menggaet Amanda. Keduanya tak jauh berbeda sama-sama playboy dan sombong serta angkuh. Hanya saja Dodi selektif memilih cewek tipenya agak lemah seperti Mira agar dapat dengan mudah diputusin bila sudah bosan, sedang Arman punya standar cukup tinggi asal perempuan dan cantik bila suka akan dikejar sampai dapat.
Andrian kini tahu kenapa Dodi dekat Mira, sialan ! dia merasa kesal karena mereka telah melakukan itu memfaatkan yang lemah demi keuntungan pribadi, dia tidak takut walaupun kedua orang tuanya punya jabatan di kampus ini. Tangannya mengepal karena marah.
"Sayang mau pop corn enggak ? aku beli dulu ya !" Melisa berdiri dan menuju tempat menjual snack.
Andrian melihat Amanda sedang melihat poster film ia ingin bicara padanya, sayang kali ini gagal dengan angkuhnya Arman merangkul dia ! apalagi di tambah kedatangan Melisa. Mendengar apa yang di katakannya itulah yang sebenarnya ditakutkan olehnya.
Dia sudah mendengar reputasi pemain basket dari berprestasi kini menjadi selebriti, semua anggotanya lebih banyak mengumbar mesra dengan gonta ganti pacar, sementara prestasinya melempem. Bahkan pertadingan kemarin hanya perempat final itu adalah prestasi yang sangat buruk dari sekelas tim basket langganan juara.
Mereka kembali bertemu di dalam bioskop dan kini terang-terangan Arman menantang dirinya, dengan kesal Andrian duduk tapi tidak fokus ke layar. ditambah dengan berani Melisa melakukan gerayangan pada dirinya, suara dari Melisa yang seperti terangsang yang disengaja membuat orang lain mendengarnya. Membuatnya sangat muak ! Dia pun berdiri dan beranjak pergi dengan alasan ke toilet dan dia pun pulang tanpa perduli Melisa menelponnya berkali-kali.
Bukan pulang ke rumah tapi menuju ke sebuah club yang sering di kunjunginya. Dan benar saja Bobby sahabatnya ada di aana bersama teman yang lain dan juga para cewek.
"Dari mana lu bro ! kusut banget !" tanya Bobby melihat raut wajah sahabatnya itu. Tapi Andrian malah memesan minuman, dari pesanannya itu ia menyadari Andrian sedang marah akan sesuatu terjadi bila dia ganggu bukan tak mungkin akan meledak. Yang lain pun sama hanya terdiam karena sudah faham tentang Andrian.
Seperti telah diduga Andrian mabuk dan semua amarah keluar dari mulutnya sangat pedas dan membuat siapapun akan terpancing emosinya, Bobby hanya menggeleng kepala dan penasaran siapa cewek yang telah membuat sahabatnya menjadi seperti ini
----------
Paginya Andrian bangun, kepalanya pusing dan berat sekali. Ia melihat sekelilingmya bukan kamarnya dan juga kamar sahabatnya, pintu kamar di buka ternyata itu Bobby dan dia masuk.
"Udah bangun lo !" Andrian hanya mengangguk. Bobby memberikan segelas air padanya.
"Sorry, tadi malam elu mabok berat ! jadi gue bawa ke apartemen deh !" jelas Bobby sambil duduk di pinggir tempat tidur.
"Terima kasih ya !" setelah minum ia tidur lagi. Sebenarnya Bobby ingin bertanya sesuatu tapi diurungkannya dan membiarkan sahabatnya istirahat.
Menjelang sore Andrian bangun dan mandi. Dia menatap tubuhnya yang banyak luka di badannya di kaca kamar mandi dari goretan kecil sampai cukup panjang, semua didapat dari ke bad boy nya. Dari mulai berkelahi sampai jatuh dari sepeda, motor dan pernah kecelakaan mobil kecil ia dapatkan.
Dia sebenarnya cukup lelah menjalani hidup seperti itu, ia ingin berubah mungkin dengan mempunyai pacar yang menurutnya sesuai kriterianya. Selama ini ia sudah banyak bertemu dengan berbagai wanita, Andrian sudah mencoba dari yang lebih muda sampai yang umur di atasnya. Tak di pungkiri dia juga pernah melakukan hubungan seks dengah beberapa wanita yang dianggapnya suka sama suka tapi tidak ada yang bisa menggetarkan jiwanya kecuali Amanda.
Setelah itu ia memakai bajunya kembali, dan keluar dari kamar di meja makan ia menemukan secarik kertas dari temannya Bobby dia keluar dan mungkin baru malam ia pulang, Andrian memutuskan untuk pulang dan mengirim sms pada Bobby.
----------
Suatu hari, Andrian baru saja datang dia bermaksud hendak ke toilet Tanpa di duga ia melihat Dodi dan Mira sedang mengobrol di salah satu gang. Ia penasaran apa yang mereka bicarakan.
"Aku engga yakin Dod, kamu tahu kan mamanya Amanda seperti apa ? kemarin juga marah karena aku berbohong padanya !" ujar Mira.
"Ayolah sayang, kamu itu dekat dengannya itu satu-satunya jalan untuk mendekatkan Amanda dengan Arman ! dengan begitu kita bisa kencan bareng kalau mau !" Dodi seperti meyakinkan Mira.
"Ya udah aku nanti bawa dia ke tempat latihan basket !" Mira akhirnya menyerah.
"Aku pergi dulu ya !" Mira pamitan tapi di tarik tubuhnya ke pelukan Dodi dan di ciumnya bibir Mira, ia terkejut tapi tak menolak.
"Kurang ajar mereka, mau apa sih ! awas saja kalau terjadi apa-apa pada Amanda tak akan gue maafin !" Geram Andrian pun pergi.
-----------
Itulah yang terjadi kemudian, tapi Andrian tidak putus asa. Dia akan mengawasi Dodi dan Arman dan akan bertindak bila mereka melakukan hal yang macam-macam pada Amanda.
Beberapa hari kemudian, terlihatlah kekhawatiran Andrian terhadap Amanda. Dia mulai dipermalukan di depan umum oleh Mia Ramadani lengkapnya anak seorang pengusaha dan juga anggota yayasan universitas. Cantik, anggun sayang angkuh dan sombong banyak yang tertarik dengannya tapi hanya level cowok berduit yang mau berdekatan dengannya.
Arman punya fans berat, sedang Mia punya geng cewek yang suka membully cewek lain yang berani mendekat kepada kekasih mereka termasuk pada Arman, bagi dia sudah putus, tapi tidak dengan Mia sampai kapanpun Arman kekasihnya. Bahkan semua sudah diserahkan termasuk keperawannya. Dia sangat marah pada Amanda karena telah berani mengambil pacarnya itu.
Andrian hanya melihat dari jauh, ia ingin menolong tapi akhirnya di tahan saja. Dan memutuskan untuk pergi, dia akan menunggu sampai waktunya tiba untuk bertindak.
"Hai sayang apa kabar ?" Andrian terkejut melihat Melisa, ketika hendak beranjak pergi.
"Tenang saja, kali ini gue mau membantu elu untuk mendapatkan Amanda !" ujarnya sambil tersenyum,
"Gue engga butuh bantuan elu !" jawab Andrian.
"Benarkah ? elu engga kasihan pacar lu di perlakukan seperti itu ? ini belum selesai loh masih ada fans beratnya Arman yang ... tau sendiri kan elu bagaimana ? ingat engga tahun lalu ada cewe yang hampir bunuh diri !" Melisa menatap Andrian dengan tenang.
"Lalu apa yang akan elu lakukan ?" tanya Andrian mulai tertarik.
"Tenang saja, gue punya rencana ! soalnya gue juga mau bales dendam sama ketiganya, karena mereka telah banyak melakukan hal buruk terhadap gue selama ini !" Melisa tersenyum misterius.
Bersambung ...