webnovel

MANTAN TERINDAH !

Amanda baru saja dikhianati kekasihnya Arman, sampai akhirnya bertemu Andrian tanpa sengaja, dia adalah seorang bad boy, suka balapan motor liar dan punya masalah dengan keluarganya ... akhirnya jatuh cinta, sayang tidak di setujui oleh kedua orang tua Amanda ... dengan Andrian merasa nyaman dan keluar dari zona nyamannya sebagai perempuan pendiam dan pemalu ... sampai sebuah tragedi memisahkan mereka berdua ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
39 Chs

Amanda

"Krrriiingg ...!" bunyi jam weker berdering, seorang perempuan dengan terpaksa bangun dari tempat tidurnya, sebenarnya dia ingin tidur lagi karena tadi malam harus mengerjakan tugas paper yang di berikan seorang dosennya sampai larut malam. sebenarnya sih berkelompok dua orang dia dan Mira, tapi dia telah lebih dulu mengerjakan setengah bab, kini sebagian lagi miliknya.

Mira adalah satu-satunya teman terbaik yang pernah dimilikinya saat ini, sebelumnya tidak pernah punya. Amanda memang kurang pandai bergaul, dia anak pendiam dan pemalu. Teman-temannya pun bisa di hitung dengan jari sejak SD, SMP, SMU bahkan ketika sudah kuliah pun sekarang masih seperti itu.

"tok ... tok ... !" pintu kamar diketuk seseorang. Amanda sekarang sudah bangun dari tempat tidurnya.

"non Amanda !" suara seseorang memanggilnya dari balik pintu, pasti bi Inem di suruh mama lagi pikirnya.

"iya bi, tunggu sebentar !" dan membuka pintu, dilihatnya seorang perempuan separuh baya berdiri, yang sudah di anggap keluarga sendiri karena sudah lama bekerja di rumahnya separuh hidupnya.

"maaf non bibi membangunkan !" ujarnya tersenyum. Amanda langsung memeluknya dan mencium pipi yang sudah mulai berkeriput. ia ingat sesuatu.

"terima kasih ya bi !" Amanda merenggangkan pelukannya sambil tersenyum kemarin malam dia meminta Bi Inem membangunkannya, karena akan ada kuliah pagi, dia memang suka males. mamanya selalu cerewet, masa seorang gadis bangunnya siang. memangnya kenapa tak masalah kan, kalau ada tugas seperti ini. Ah, sudahlah !

"Non mau sarapan apa ?" tanyanya.

"Apa aja bi, oh ya papa sama mama sudah bangun ?"

"iya non sudah !"

"ya sudah aku mau mandi dulu !"

"kalau begitu bibi ke dapur lagi !" Amanda mengangguk dan bi Inem pun pergi.

--------------

Amanda kini sudah selesai berganti pakaian, dia menatap dirinya di cermin. wajahnya termasuk cantik, dia tak pernah berdandan berlebih selama ini, kecuali ketika ke acara tertentu. ia anak tunggal sehingga kedua orang tuanya agak over protektif terhadap dirinya. di bilang manja tidak juga Amanda tak pernah meminta apa pun yang berlebihan.

Dalam berpakaian pun begitu, dia memilih yang kasual, memakai rok pun sama di saat tertentu seperti pesta, di rumah dia lebih sering menggunakan kaos dan celana pendek, ke kampus pun berkemaja lengan panjang dan celana panjang saja. dia bukannya tomboy hanya lebih nyaman seperti itu.

Amanda pun turun, mama dan papanya sudah selesai makan pagi, mereka seperti biasa akan beraktifitas dari pagi sampai malam, itu dilakukannya sejak dia masih SD sampai sekarang keduanya masih bekerja. Papanya punya perusahaan yang digelutinya sejak sebelum menikah dengan mamanya, perusahaan itu sebenarnya warisan dari kakeknya yang di bagikan kepada putra-putrinya termasuk papanya. Sementara mamanya yang awalnya ibu rumah tangga pun jadi ikutan berbisnis.

Sesibuk apapun mereka tetap menjaganya dan melindunginya, bila ia pulang sedikit terlambat dari jadwal biasanya pasti akan ada pertanyaan ini itu padahal dalam kenyataan sepele karena mampir dulu ke toko buku. Hal itu dilakukan sejak dia masuk sekolah dasar. apa lagi untuk urusan laki-laki amat sangat ketat. semua itu membuatnya menarik diri dari pergaulan cenderung menjadi pendiam dan pemalu.

"Pagi mah, pah !" sapanya dan mencium pipi mamanya, sementara mencium tangan papanya.

"mau kuliah ?" tanya mamanya sambil memperhatikan pakaian yang di kenakannya.

"Iya mah, ada kuliah pagi !" jawab Amanda.

"mau roti atau nasi goreng non !" tanya bi Inem datang membawa minuman buat papanya.

"Nasi goreng deh bi ! soalnya hari ini ada 4 jam mata kuliah !" bi Inem mengangguk dan mengambilkan nasi goreng untuknya.

"pulang jam berapa ?" tanya papanya. masih membaca koran pagi.

"siang atau sore, karena mau ke rumah Mira dulu !" untungnya kedua orang tuanya sudah mengenal Mira sejak setahun ini,

"di antar mang Diman ya !" ujar mamanya.

"mama gimana ?"

"mama nyetir sendiri karena hari ini cuman sebentar siang pun pulang !" Amanda tidak bisa menolaknya pulangnya bisa nebeng Mira.

Sarapan pun selesai, Amanda pamitan untuk kuliah, mang Diman sudah siap mengantarnya ketempat kuliah. di perjalanan hp nya berdering dan itu dari Mira.

"Hallo, iya ini aku ... udah beres ... di bawa kok ... emang sekarang dikumpulinnya ... iya, lagi di jalan ... ya udah ... iya ... !" Amanda menutup telponnya.

Tak lama Amanda sudah sampai di kampusnya sudah cukup ramai padahal masih pagi, entah mungkin sama ada kuliah pagi seperti dirinya.

"mang Diman pulang aja ya ! soalnya kalau nunggu lama !" ujar Amanda pada sopirnya yang juga sudah menemaninya sejak SMP dulu sementara waktu TK dan SD mamanya yang selalu antar jemput.

"Anu non, nanti telpon mamang karena saya diminta hari ini buat ngantar jemput !" jawab mang Diman.

"iya mang !" Amanda pun turun dari mobil. dan mang Diman pun pergi.

Amanda kini berjalan menuju kelasnya, dia banyak bertemu dengan teman-temannya yang masih nongkrong dan mengobrol, Amanda berjalan menunduk. ini tahun kedua dia kuliah tapi tidak satupun yang mengenalnya atau menyapanya. karena setelah kuliah ia selalu langsung pulang. Jarang hang out dengan yang lain, paling ke toko buku itupun sendiri, sesekali dengan Mira.

Amanda sampai saat ini belum berpacaran, bukannya tidak ada yang suka tapi mereka langsung menarik diri, entah tidak suka dengan tipe pendiam seperti ini.

"Amanda !" terdengar suara panggilan yang di kenalnya dan benar itu teman sekaligus sahabatnya. ia dan Mira bertemu ketika MOS lalu, sama-sama terlambat dan di hukum, satu kelompok dan setelah selesai MOS pun satu kelas juga. Mira cantik, lebih ke hitam manis. masih ada keturunan dari indonesia timur dari nyokapnya sementara papanya dari jawa.

Mira yang di kenalnya pribadi yang terbuka, pandai bergaul, ceria dan semua suka padanya, keluarga Mira pun juga baik, bisa di sebut Mira tahu semua tentang dirinya.

Saat itu dia bersama beberapa temannya, Amanda tahu karena sering di kenalkan oleh Mira baik perempuan atau lelaki. Dia berteman hanya dengan temannya Mira tidak yang lain. Amanda mendekat dan mereka pun mengobrol.

"Teeeeeeettttttttt .....!" bel panjang menandakan waktu kuliah akan segera di mulai.

---------------

Waktu kuliah yang cukup panjang telah usai, semua keluar ada yang ke kantin hanya untuk sekedar melepas lelah dan lain-lain. Amanda dan Amira berjalan bersama sambil mengobrol mereka terlihat akran sesekali tertawa.

Tanpa di duga sebuah bola melayang entah dari mana menimpa kepala Amanda.

"Aduh !" teriak Amanda kepalanya merasa sakit.

"maaf, ka tidak sengaja !" seorang lelaki muda datang mengambil bola basket dan meminta maaf.

"ya sudah tidak apa-apa !" jawab Amanda, lelaki tadi membungkuk badannya meminta maaf.

"Siapa sih dia ?" tanya Amanda.

"anak baru kayaknya !" jawab Mira. "boleh juga sih, ganteng !" Mira tersenyum.

"Lalu Dodi ?" Amanda tersenyum.

"Ih apa sih !" Mira tersenyum.

"Cie ... !" Amanda meledek Mira.

"Udah ah, mau balik nih ?" Tanya Mira mengalihkan pembicaraan.

"ya iyalah !"

"ya udah ayo !" mereka pun ke tempat parkir.

"Awas Amanda !" teriak Mira sambil menarik tangan Amanda yang tanpa di duga ada sebuah motor hampir menabrak Amanda.

"Woi emangnya ini jalan nenek moyang lo !" Mira marah, motor sport itu berhenti. seorang lelaki menoleh dan membuka kaca helmnya. Mira yang tadi marah terdiam. Lelaki itu kembali menjalankan motornya.

"Kenapa Mir ? kok kelihatan takut !" tanya Amanda heran.

"elu engga tahu siapa dia ?" Mira bertanya, Amanda hanya menggeleng.

"Harusnya dia itu udah tingkat tiga, kakak kelas gitu ! tapi dia tinggal kelas, gara-gara sering bolos ! suka berantem ! pokoknya bad boy abis ! nama Andrian !" jelas Mira.

"Oh ... !" jawab Amanda pelan.

Bersambung ...