Setelah membersihkan tenggorokannya yang sehat sempurna, Harper dengan tenang berkata, "Jika kamu khawatir memasuki kamar seorang wanita, kamu bisa meninggalkan pintu terbuka." Dia tersenyum padanya, mengetahui bahwa dia adalah pria yang sopan.
Akhirnya, Sean melangkah masuk, meninggalkan pintu terbuka di belakangnya.
Harper tersenyum samar sambil duduk dan mulai bertanya kepadanya ketika dia melihatnya duduk di depan.
"Sean, maaf saya bertanya. Apakah kamu sudah memberitahu ibumu tentang saya?" dia bertanya sambil menyembunyikan ekspresi gembiranya.
Harper mengepalkan tangannya, menantikan apa yang ingin dia katakan.
Sean menarik napas dalam-dalam sebelum menceritakan tentang ibunya yang mulai mendesaknya dengan pertanyaan tentang perjodohan — topik yang selalu dia hindari, namun kali ini, dia tidak bisa.
Dia tidak punya pilihan selain mengakui bahwa dia sudah menaruh minat pada seorang wanita.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com