"Aku telah mencintainya untuk waktu yang lama, Ayah."
Devin tidak bisa berbohong kepada ayahnya dan akhirnya mengaku. Cobby tersenyum kecil di sudut bibirnya, mengingat bagaimana Devin tidak pernah memperkenalkan wanita manapun kepadanya sebelumnya.
Mungkin sikap terlalu protektifnya terhadap saudara perempuannya membuatnya kehilangan fokus pada hidupnya sendiri karena ia juga tak muda lagi.
"Kenapa kamu belum memberitahunya?" Cobby bertanya serius, Devin menundukkan kepalanya dengan senyum sedih,
"Karena sebuah prinsip pribadi yang aku miliki, untuk tidak berkencan dengan sahabat terbaik saudara perempuanku atau siapapun yang dekat dengannya."
Cobby merasa alasan itu aneh dan juga tidak bisa mendukungnya. "Itu pasti filsafat yang sangat bodoh."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com