webnovel

Lupa Status

"Lis, cium dong, udah lama banget nggak dicium sama Lo. Pipi sama bibir gue ini rindu katanya."

Mendengar itu, Lisa terbelalak."Lo mau minta digampar Sa?"

"Loh kok minta digampar sih? Wajar dong gue minta jatah preman," jawab Aksa dengan wajah tak berdosa nya itu.

"Jatah preman dodol Lo! Lagian ngapain sih Lo dekat-dekat gue huh? Heran banget gue."

"Apaan sih, kan gue mau nemenin bebeb gue."

"Bebeb apaan? Kita kan udah putus Aksa!" Jawab Lisa dengan penuh penekanan di setiap kata.

Entahlah ia juga tak tahu bagaimana Aksa ini suka lupa kalau mereka sudah putus. Bukankah dulu dia yang mengucapkan putus? Lalu apa sekarang ini? Apa saraf di otak Aksa sudah banyak putus?

"Astaga, gue lupa Lis." Jawab Aksa sambil nyengir kuda dan itu benar-benar membuat Lisa seperti ingin menampar wajah Aksa.

"CK! Entahlah, gue juga bingung sama Lo Sa. Pas kita pacaran dulu Lo suka lupa kalau gue ini cewek Lo, eh pas giliran udah putus Lo malah Anggap gue ini masih tetap cewek Lo. Saraf Lo ya?" 

Aksa menaikkan bahunya tanda tak mau tahu dengan apa yang dikatakan oleh Lisa barusan itu. Ia tak ingin terlalu banyak berpikir Sekarang ini.

"Ya udah deh, pulang yuk." Ajak Aksa seolah apa yang dikatakan oleh Lisa tadi itu hanyalah angin lalu.

Ini bukan sekali ataupun dua kali terjadi, hal seperti ini sudah sangat sering terjadi. Tak heran kalau Mereka dijuluki pasangan aneh.

Mendengar itu, Lisa memutar bola Matanya dengan malas, entah kutukan apa yang ia dapatkan saat ini. Mengapa ia harus kenal dan mempunyai status dengan orang seperti Aksa ini.

"Pulang? Pulang Kemana sih huh? Apa Lo lupa juga kalau kita udah berada di depan rumah gue?" Sinis Lisa yang membuat Aksa kembali tersenyum.

"Oh iya gue lupa, gue pikir kita udah sah jadi gue mau ajak Lo pulang kerumah gue." Jawab Aksa.

Laki-laki ini akan selalu mempunyai jawaban dari apapun kalimat yang memojokkannya dirinya.

"Emang ya Lo punya rumah?" Tanya Lisa.

"CK! Meremehkan banget sih, nggak usah kan rumah Lis, apartemen, hotel dan Villa juga gue nggak punya." 

Mendengar itu entah kenapa ada rasa geli di hati Lisa, laki-laki di hadapannya ini benar-benar pintar mencairkan suasana.  Dan itu adalah hal yang selalu mampu membuat Lisa selalu nyaman berada di dekat Aksa meskipun mereka sudah beda status.

"Udah tahu nggak punya malah gaya-gayaan Lo mau ngajakin gue pulang kerumah Lo."

"Ya nggak apa-apa dong, itu juga nantikan akan jadi milik Gue Lis, Tunggu saja waktunya tiba."

"Emang kapan waktunya tiba?"

"Tunggu ayah dan ibu gue meninggal Mungkin kali ya."

"Astaga, Aksa! Bisa-bisa nya ya Lo ngomong gitu. Dasar anak durhaka Lo."

"Lah, salah gue dimana Lisa? Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Nggak usah kan orang tua gue, Lo juga akan mati."

"Lah kok gue? Kenapa nggak Lo aja?"

"Dosa gue masih banyak Lis, belum sempat tobat gue mah. Jadi ya Lo duluan aja gitu."

"Enak banget sih Lo ngomong nya, Lo nyumpahin gue mati ya?"

"Nggak gitu ih, gue itu cuma bilangin aja kok."

"Udah ah, males gue sama Lo. Bye!" Ucap Lisa dan kemudian ia langsung melangkah untuk masuk ke dalam rumahnya.

Tapi baru beberapa langkah ia melangkah, ucapan dari Aksa Membuat langkah kakinya terhenti.

"Selamat malam kesayangan Aksa."

Lisa menoleh ke arah belakang, dan manik matanya dan juga mata Aksa bertemu beberapa detik.

"Berak!" Ucap Lisa dan kemudian langsung melanjutkan langkahnya untuk segera masuk ke dalam rumah. Berlama-lama bersama dengan Aksa akan membuat banyak penyakit hinggap di tubuhnya.

Jadi cara terbaik adalah dengan cepat-cepat pergi meskipun besok mereka akan bertemu lagi.

Nggak usah kan besok, bentar lagi saat Aksa sampai dirumah pasti cowok itu akan mengirim dirinya belasan chat dan juga beberapa pesan suara yang Sangat mengelikan.

Sementara Aksa terkekeh sendiri melihat ekspresi dari Lisa itu yang sangat menggemaskan baginya.

Bahkan ia juga tak tahu kenapa ia masih saja mengekor Lisa setelah berakhir nya hubungan mereka berdua.

Aksa melanjutkan langkahnya untuk segera sampai di rumah nya yang berada di depan.

Rumahnya dan juga Lisa berhadapan, jadi ya gitu, mau di hindari bagaimanapun tetap tak bisa. Mereka pasti akan tetap ketemu.

Inilah efeknya jika pacaran dengan tetangga. Tapi Aksa Sangat menikmati semuanya ini. Ia malah bersyukur karena rumah mereka dekat jadi ia tak butuh alasan yang banyak hanya untuk melihat mantannya itu meskipun hanya dari jauh saja.

Hari ini sengaja memang Aksa tidak membawa mobilnya itu, alasan nya karena ia malas naik mobil seperti orang kaya, sesekali ia juga ingin merasakan jadi orang susah dan naik angkutan umum yang berdesak-desakan.

Awalnya ia kurang menyukai itu saat pertama kali mengikuti gaya hidup Lisa, tapi lama kelamaan ia menjadi terbiasa naik angkutan umum.

Biasanya ia pasti akan membawa baju ganti karena takut kotor, tapi sekarang sudah tidak lagi. Ia benar-benar menikmati setiap hari naik turun angkutan umum dan duduk berdesak-desakan itu. Selagi Lisa yang ada di sampingnya maka tak akan pernah ada masalah.

Kadang ia juga heran kenapa Lisa begitu suka pergi ke kampus menggunakan angkutan umum, padahal Lisa termasuk keluarga mampu.

Tidak usah kan motor, mobil sekalipun jika Lisa mau pasti dibelikan oleh orang tuanya itu. Tapi entah lah. Entah Lisa yang terlalu pintar atau bagaimana ya, ia kurang paham dengan kehidupan mantan nya itu dalam memperhitungkan segalanya. 

Tapi ia tak bisa untuk berbohong kalau itu adalah daya tarik Lisa yang selalu mampu membuat dirinya tetap mempertahankan Lisa di sampingnya hingga sampai saat ini.

Padahal, dengan mereka yang tak lagi memiliki status harusnya ia tak lagi mengekor Lisa, mengusik wanita itu DNA mencampuri setiap urusan nya layaknya masih berpacaran. Harusnya ia sudah kembali mencari target baru yang bisa untuk di modusin setelah itu ditinggalkan pergi.

Harusnya seperti itu tapi entah Kenapa ia malah tak bisa melakukan itu. Banyak juga yang mengatakan sejak bersama dengan Lisa ada sedikit perubahan yang sangat menonjol dari dirinya.

Percayalah ia benar-benar tak memperdulikan semuanya itu, ia hanya peduli ia bahagia dan ia tak mengganggu kehidupan orang lain.

Ia hanya mengganggu hidup mantanya saja kok. Dan itu adalah candu untuk dirinya, jika ia tak mengganggu kehidupan Lisa maka seperti ada yang kurang dengan daftar aktivitasnya setiap hari.

Next chapter