"Aksa pulang." Ucap Aksa saat memasuki rumah nya.
Memang seperti inilah kebiasaan Aksa, ia pasti akan mengatakan hal seperti itu jika ia pulang.
"Assalamualaikum Sa." Tegur Ibunya.
Aksa mengembangkan senyum nya ke arah sang ibu, "Oh iya, Waalaikumsalam Bu." Jawab Aksa.
Lisa yang berada di samping Aksa itu langsung menyenggol lengan Aksa.
"Apaan sih Lo, harusnya kita yang ngucapin Assalamualaikum. Bukan malah ngucap waalaikumsalam. Lo kalau stress nggak usah dibawa pulang bisa nggak sih? Tinggalkan aja di kampus sana." Sinis Lisa, ia langsung menyalami ibu Aksa itu.
Sedangkan Aksa, ia menaikkan sudut bibir, "sok caper banget sih Lo." Balas Aksa dengan sinis.
Sendang kan ibunya itu yang bernama Linda hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya itu.
Sejak dulu sampai sekarang, entah bagaimana definisi romantis dalam hubungan mereka itu pun tak ada yang tahu. Pasangan ini lebih dominan pada saling lempar kesinisan satu sama lainnya. Jadi ya tak heran, kalau hubungan mereka berakhir sebagaimana mestinya.
Jujur saja, jika ibunya yang menjadi Lisa. Ia pasti tak akan sanggup berada di dekat Aksa itu, apalagi menjalani hubungan yang spesial. Bisa-bisa ia akan gila.
"Nggak ada yang caper ya, Lo nya aja yang bego nggak ketulungan. Dari dulu juga nggak ada perubahan nya. Capek gue ngasih tau Lo nya."
"Kalau capek ngapain sih masih mau kasih tau hm? Sekarang gue atau Lo sih yang bermasalah hm?"
"Sudah, sudah! Kalian berdua ini apaan sih berantem aja Mulu. Nggak capek apa huh?"
"Capek sih sebenarnya, tapi ya mau bagaimana lagi bu? Ini anak nggak bisa di buang ke tong sampah. Tukang kebersihan nggak Nerima sampah manusia hidup. Katanya, menyusahkan."
"Lo kalau ngomong tolong di perhatikan ya."
"Apa?"
"Lo ngajak berantem huh? Ayo! Lo kira gue berani?"
"CK! Udah nggak berani sok-sok nantangin Lo. Gue cium tu bibir juga nanti, baru tau rasa Lo. Nangis tujuh turunan." Sinis Aksa.
Ibunya benar-benar tak bisa lagi untuk berkata-kata saat ini. Kedua orang itu benar-benar tak bisa untuk di lerai. Nanti kalau mereka capek mereka akan berhenti sendiri kok. Jadi capek-capek kan yang tukang lerai aja. Jadi biarkan aja Mereka beradu mulut sesuka mereka.
"CK! Lo mau gue tendang anu Lo itu ha? Sembarangan banget ninggalin noda di bibir anak perawan orang. Kalau berani yang lebih dong!"
Ibu Aksa melebarkan matanya saat mendengar ucapan dari Lisa itu. Sementara Aksa menaikkan alisnya.
"Entar nangis, males gue berurusan sama cewek. Makanya Lo gue putusin."
"CK! Gaya Lo. Bukan nya gue yang mutusin Lo?"
Ekspresi wajah Aksa berubah, ia membenarkan tata rambutnya yang sedikit berantakan itu.
Ia berdehem, "sembarangan kata Lo. Apa Lo nggak ingat dulu sebelum nya gue udah ngajak putus tapi ko nangis-nangis mempertahankan hubungan kita ini?"
"CK! Najis gue nangis-nangis Sa. Lo kalau menghayal jangan ketinggian gini deh entar malu." Jawab Lisa, ia benar-benar tak terima dengan yang dikatakan oleh Aksa itu. Ia sama sekali tidak menangis seperti apa yang diKatakan oleh Aksa itu. Aksa benar-benar pintar dalam bersilat lidah seperti ini.
"Lah, jadi yang kemarin nangis pas kita putus itu siapa?" Tanya Aksa, ia benar-benar ingat bahwa saat mereka putus kemarin ada yang nangis.
Lisa menarik nafasnya dalam-dalam dan kemudian ia keluarkan pelan-pelan. Menghadapi Aksa Memang harus memiliki kesabaran yang ekstra.
"Itu si intan yang nangis gara-gara nggak terima diselingkuhi dengan Gilang." Jawab Lisa sambil menggeleng kan kepala nya. Entah bagaimana Aksa ini bisa dinobatkan sebagai mahasiswa dengan IQ di atas rata-rata sementara daya ingatnya sangat buruk seperti ini.
"Benarkah? Ah, gue kirain itu Lo yang nangis."
"CK! Mengharap banget sih Lo gue untuk nangis hm?"
"Mengharap sih enggak, tapi paling tidak gue bisalah dapat gelar bad boy seperti yang di film-film itu."
Mendengar itu, Lisa langsung memutar matanya dengan malas.
"Gaya pengen jadi bad boy. Good boy aja Lo nggak masuk kategori Sa."
"Tapi gini-gini Lo pernah sayang sama gue."
"Nggak, siapa bilang?"
"Lah buktinya kita pernah pacaran. Lama pula lagi."
"Jadi Lo pikir gue mau pacaran sama Lo hm? Lo nya aja maksa banget gue untuk jadi pacar Lo. Lagipula waktu itu keadaan gue lagi terdesak aja gitu makanya gue mau. Kalau nggak, mungkin gue nggak akan sampai di titik sekarang." Jawab Lisa sinis.
Aksa menggangga mendengar ucapan Lisa barusan itu. Entah kenapa itu muncung benar-benar ingin dilumat kayaknya. Habis nya sejak tadi ngomong suka bener.
"Lo kok ingat-ingat masa lalu sih Lis?"
"Lo yang awalnya ngungkit. Gue mah ngalur aja Kali Sa."
"Sudah, Sudah! Apaan sih kalian ini kayak anak kecil dari tadi. Bahasan kayak gitu di depan ibu. Apa nggak malu hm?"
"Kenapa Aksa harus malu? Aksa pakai baju, pakai celana kok bu."
Lisa memutar bola matanya dengan malas dan kemudian langsung menarik ibu Aksa untuk pergi dari sana. Dekat-dekat dengan Aksa tidak bagus untuk kesehatan mental.
"Nggak usah di ladeni itu anak Bu, ayo kita nonton Drakor aja."
"Sa, nanti kalau lagi ada adegan ena-ena nya jangan lupa kasih tau gue ya. Biar kita nonton bareng, entar Udah itu kita bisa untuk praktekkan."
"Oke sip, entar gue panggil kok Sa. Tapi anu Lo itu gue potong dulu ya sampai habis biar enak kita ena-ena nya. Lo aman dan gue nyaman." Jawab Lisa, ia mengembangkan senyumnya ke arah Aksa yang masih berada di belakang nya itu.
Sontak saja hal itu langsung membuat Aksa menggeleng kan kepala nya Dan kemudian memegang barang pusaka nya itu.
Ah, tak akan ia biarkan Lisa melakukan itu. Entah banget itu anak mau merusak masa depannya segala.
Tak ingin terus memikirkan hal yang tidak-tidak seperti yang dikatakan oleh Lisa tadi. Aksa memutuskan untuk naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Ia membiarkan dia wanita itu menghabiskan waktu bersama sambil nonton oppa kesayangan mereka itu.
Padahal jika dilihat-lihat, ia dan juga artis Korea yang muka nya sama Semuanya itu lebih ganteng dirinya. Mana namanya susah lagi untuk diingat. Lidah nya terasa berbelit menyebutkan nama mereka.
Tapi mau bagaimana lagi, artis-artis Korea sekarang ini sedang masuk pasar Indonesia. Dengan kegantengan yang dimiliki nya itu mampu meluluhkan hati para wanita Indonesia.
Bisa dikatakan bahwa saat ini fans dari Indonesia mencapai ribuan orang. Padahal ia benar-benar bingung saat melihat artis Korea itu. Meskipun Lisa selalu menyebut nama yang berbeda pada gambar artis Korea, di matanya sama saja. Hampir semua artis ia namakan dengan Le Minho.