webnovel

Apa Yang Terjadi?

Setelah kepergian Aksa tadi, Alfa yang sangat penasaran itu langsung menarik tangan Lisa untuk duduk di sampingnya.

"Lis, kalian berantem ya?" Tanya Alfa.

Sedangkan Dini, Leo dan juga Gilang begitu antusias mendengarkan obrolan kedua orang sahabat di hadapan mereka itu.

"Entahlah gue juga nggak tahu sih ini bisa disebut dengan berantem atau nggak nya."

"Maksud Lo?" Tanya Alfa.

Baru saja Lisa ingin kembali mengingat tentang kejadian tadi malam itu tiba-tiba saja Nandra datang menghampiri mereka.

"Lis, nanti pulang bareng lagi ya. Gue mau pergi dulu, ada panggilan. Nanti tungguin gue di gerbang." Uacap Nandra sambil mengembang kan senyumnya ke arah Lisa.

Hal itu mengundang Leo, Riko dan juga Gilang menarik sudut bibir mereka ke atas meras ilfil dengan cara Nandra yang begitu norak dalam mengejar cinta Lisa.

"Anak baru berlagak banget sih." Sinis Leo ketika Nandra sudah pergi.

"Bener banget, anak baru kok lagak nya udah kayak suhu aja disini. Belum pernah merasakan kena gampar sama babang ganteng apa?" Timpal Gilang, ia merapikan kerja kemeja biru yang ia kenakan itu.

"Ck! Lo pada ngapain sih ngeladenin dia huh? Kurang kerjaan banget tau nggak sih." Kini riko pula yang bersuara.

Mendengar itu, Gilang dan juga Leo langsung adu pandang satu sama lainnya.

"Jadi Lis, apa ceritanya sih? Gue penasaran banget masalah apa sih yang terjadi antara kalian berdua hingga bisa membuat Aksa yang selalu nempel sama Lo menjadi ilfil gitu liat lo?" Tanya Gilang, ia mengabaikan tatapan sinis dari Riko.

Jujur saja ia sangat penasaran sekali dengan dunia permantanan antara Lisa dan juga Aksa. Apakah benar kalau dunia permantanan sendang berada dalam ambang kehancuran?

"Nggak usah lebay deh Lang." Sinis Alfa, ia benar-benar malas banget berurusan dengan tiga orang pengawal Nanda itu.

"Ck! Nenek reot sewot aja. Kita kan penasaran." Jawab Leo membela Gilang.

"Ck! Apa Lo bilang tadi? Nenek reot? Apa gue nggak salah dengar nih huh?"

"Lah, emang ko udah nenek-nenek banget kan Al?"

"Ish Leo! Minta digampar ya mulut Lo itu huh?"

"Ditampar pakai cinta sih boleh Al."

"Udah-udah! Ngapain sih kalian ini berantem gitu huh? Apa faedahnya? Gue Heran banget sama kalian ini. Kadang akurnya masyaallah banget, tapi pas bertengkar nya gue kayak pengen nguburin kalian hidup-hidup tau nggak sih!" Ucap Lisa yang merasa pusing dengan sahabatnya itu.

Beginilah jadinya jika pengawal Aksa bergabung dengan sahabat nya Alfa, nggak akan pernah ada habisnya.

"Udah ah, gue males sama kalian. Gue kayaknya bolos juga deh hari ini, tolong izinkan ya." Ucap Lisa dan kemudian ia bangkit dari posisi duduknya dan bersiap untuk segera pergi dari sana sebelum kelas dimulai.

Tapi gak segampang itu untuk pergi dari mereka.

Baru saja ia ingin berdiri, tangan Alfa sudah kembali menariknya untuk duduk.

"No, nggak ad apulangbjalau ngank cerita. Lo pikir enak apa berada pad posisi kita yang sedang penasaran gini? Kita butuh jawaban yang bisa untuk menenangkan diri.

"Ck! Bahasa Lo Al, sok nenangin diri. Kok gue merasa geli sendiri ya jadinya pas dengar Lo bilang Gitu Al." Ucap Leo.

Diantara mereka, ia adalah orang yang paling suka untuk usil dengan Alfa.

Tapi takdir saja yang tak pernah untuk membuat mereka menjadi jodoh.

"Udah ah, gue nggak ada mood untuk bahas ini ya." Ucap Lisa dan kemudian ia langsung pergi meninggalkan mereka.

"Wou Lis, bentar lagi kelas. Lo bolos Mulu, gimana mau sarjana kalau kayak gitu." Teriak Alfa yang berusaha untuk menghentikan Lisa. Namu Lisa seolah tak peduli akan hal itu, ia terus saja melangkah meninggalkan kelas.

Tatapan matanya berkeliaran mencari sosok Aksa yang belum lama ini meninggal kan kelas.

Ia harus bicara dengan Aksa, mereka tak bisa seperti ini terus.

Sementara di dalam kelas, merasa yang sejak tadi berisik mini diam. Bukan karena dosen yang mengajar sudah datang tali karena mereka sepakat bahwa Tah terjadi sesuatu antara aksa dan juga Lisa semalam, tapi apa yang terjadi itu?

"Menurut Lo apa yang terjadi?" Tanya Alfa pada ketiga pengawal Aksa itu.

"Belum bisa sih gue untuk prediksi kebenarannya, ini antara tentang perasaan yang belum selesai atau hadirnya orang baru selama hubungan permantanan mereka." Ucap Riko dengan sangat serius.

"Nah ini dia ni." Ucap Leo tiba-tiba hingga membuat yang lain yang sedang serius itu terkejut.

"Apaan sih Lo." Sinis Mereka bertiga.

"Nggak, gue udah bemu titik permasalahan nya ini loh." Jawab Leo.

"Apa?" Tanya mereka serentak.

"Coba deh kaina semua mikir kalau Aksa mulai aneh ketika Nandra ada. Kalian sependapat nggak sih kalau Nandra dan juga Aksa itu punya hubungan lain?" Jelas Leo.

Mendengar itu semua orang langsung memutar matanya dengan sangat malas.

"Ck! Rugi banget menghabiskan waktu tiga puluh tiga detik cuma untuk dengerin Lo ngomong gitu doang Le, kok aneh ya gue bisa berteman dengan orang kayak Lo." Jawab Gilang yang benar-benar tak mengerti dengan pikiran Leo ini.

"Lah gue salah dimana emang nya? Benar kan apa yang gue bilang tadi? Coba deh Lo semua pikir, dulu sebelum ada Nandra kita nggak pernah melihat hubungan mereka seperti ini kan? Mau sekecewa apapun Lisa ataupun Aksa mereka pasti akan tetap berbaikan besok nya. Lah ini, apa yang terjadi? Gue berani taruhan deh sama kalian semua bahasa saat ini sedang ada sesuatu di hubungan mereka." Lanjut Leo lagi. Entah kenapa ia benar-benar ingin teman-teman nya tahu kalau semuanya ini berasal dari Nandra.

"Apakah disini lo mau bilang kalau Aksa cemburu?" Tanya Gilang.

"Bisa saja kan?"

"Sudah lah Le, sebaiknya kamu baca saja lagi buku pelajaran kamu itu." Sinis Riko sambil menggelengkan kepalanya menghadapi Leo yang tiba-tiba sangat pintar namun tak berfaedah hari ini.

"Al, Lo mau tetap disini atau mau ikut cabut juga?" Tanya Riko, ia dan Gilang sepakat untuk bolos hari ini.

Bagi mereka untuk apa tetap belajar tapi sama sekali tidak bisa fokus.

"Lo pada mau bolos?"

Gilang mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum.

"Baiklah jika seperti itu, karena hari ini gue lagi pengen jadi anak baik maka dengan berat hati gue harus mengatakan bahwa gue akan ikut." Jawab Alfa dan kemudian ia langsung mengemasi barang-barang nya ingin segera pergi mengikuti pengawal Aksa.

Melihat itu, Leo langsung menaikkan alisnya, "gue nggak diajak?"" Tanyanya.

Tapi baik Gilang maupun Riko tak ada yang mau memberikan jawaban. Mereka langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan Leo.