```
Menyaksikan Xin Er roboh ke tanah sebelum dia bisa mencegahnya, Mo Yan merasa cemas dan marah. Dia segera berlari mendekat, mengangkatnya, dan mencubit philtrumnya dengan ibu jari.
Setelah beberapa saat, Xin Er perlahan-lahan mendapatkan kesadaran kembali. Melihat kakaknya, dia mencengkeram tangan kakaknya erat-erat, wajahnya penuh ketakutan, "Kakak, lari, ularnya, ular yang sangat besar itu!"
Mo Yan dengan lembut menepuk punggungnya, berusaha menenangkannya, "Jangan takut, jangan takut, ularnya telah diusir oleh kakakmu, dia tidak akan melukaimu, jangan ketakutan!"
Tapi belum sempat dia selesai berbicara, Xin Er kembali berteriak tajam, "Kakak, dia datang lagi, ular besar itu datang lagi, lari, lari!"
Lalu, tubuh Xin Er tiba-tiba bergetar dengan hebat, pupilmatanya melebar, dan setelah matanya terguling, dia pingsan lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com