webnovel

MANHATTAN MERGER

Tak disangka, lukisan Rainey Bennett untuk sampul novel Manhattan Merger membawa petaka. Novel terbitan Red Rose Romance itu adalah novel kesembilan yang tokoh pria dalam sampulnya adalah wajah orang tak dikenal yang ia temukan di tumpukan foto milik adiknya. Entah kenapa wajah tampan itu tak pernah bisa lepas dari benaknya dan ia ingin terus melukisnya. Sialnya, pria yang ia lukis adalah Payne Riley. Miliuner New York, calon triliuner. Sampul novel bergambar diri pria itu dan cerita Manhattan Merger, yang entah kenapa bisa serupa dengan kehidupan nyata Payne, membuatnya merasa terancam dan menuntut penerbitan, penulis novel, dan pelukis sampul Red Rose Romance karena menerbitkan buku dengan sampul bergambar dirinya tanpa izin. Perasaan tertarik berubah menjadi cinta ketika Rainey bertemu langsung dengan Payne di pengadilan. Ia merasa sangat bersalah dan ingin memperbaiki keadaan. Terutama bila tunangan Payne, yang lumpuh karena ditembak wanita penguntit yang mengincar Payne, juga merasa terancam oleh kehadiran Rainey.

BANGTANTV_official · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

entahlah

"Entahlah, tapi aku akan mencari tahu." Payne harus memendam amarahnya kuat-kuat. "Boleh kulihat novel-novel itu?"

"Aku hanya punya empat lagi. Buku-buku itu disimpan di kamar belakang sampai penjual buku dari Connecticut datang hari Jumat. Dia seorang kolektor dan akan membayarku lima ribu dolar per buku. Tunggu sebentar, akan kubawakan buku-buku itu untukmu."

"Hanya lima ribu?" bisik Mac mengejek saat wanita itu menghilang.

Menganggap sepi bisikan itu, Payne berjalan ke rak buku terdekat bertanda Misteri. Rak itu penuh sesak dengan judul-judul dari berbagai pengarang dan diklasifikasikan menurut abjad. Payne menarik satu buku, penasaran ingin melihat sampul depannya.

Foto di sampul menangkap pemandangan jalan yang sibuk di suatu tempat di London. Payne melihat singkat halaman hak cipta dan menemukan nama penerbit Inggris.

Ia berpindah ke bagian lain bertanda Roman Lucu terbitan Los Angeles. Sampul-sampulnya bergambar karikatur kartun.

"Ini dia."

Payne mengembalikan buku ke rak dan menghampiri Ms. Perry yang sedang meletakkan empat buku di meja kasir. Sekilas pandang saja Payne sudah merasa ngeri.

Itu memang wajahnya.

Salah satu sampul buku menggambarkan Payne sebagai orang Skandinavia berambut putih pirang yang panjang melambai dan mata berwarna cokelat muda. Dengan paha menonjol dan otot biseps yang berukuran dua kali ototnya. Buku itu berjudul Roald's Bride.

Buku lain memperlihatkan Payne sebagai pangeran Spanyol mengenakan jubah resmi kerajaan dengan rambut dan mata hitam legam. Judul buku itu Her Prince of Dreams.

Di buku ketiga, Undercover Love, Payne adalah polisi berkuda Royal Canadian berpakaian seragam lengkap warna merah dan mengenakan topi yang menutupi rambut.

Buku terakhir adalah The Star Grazer. Payne digambarkan sebagai pria dari masa depan dengan rambut cokelat kemerah-merahan dan mata cokelat.

Dalam semua sampul buku itu Payne digambarkan sedang memeluk wanita cantik. Tampaknya lukisan itu dibuat oleh orang yang sama.

"Kehidupanmu menarik sekali," Mac berkelakar lagi, sangat pelan.

Payne tak menanggapi karena sedang melihat punggung buku. Keempat novel itu diterbitkan oleh Red Rose Romance dan dicetak setahun yang lalu.

"Berapa banyak penerbit selain Red Rose yang mengeluarkan roman paperback?"

"Puluhan perusahaan di seluruh dunia, tetapi yang ada di rak-rakku terutama berasal dari AS, Inggris, dan Kanada. Setiap tahun Red Rose memproduksi paling banyak."

"Kau pernah melihat wajahku di roman-roman lain selain Red Rose?"

"Tidak."

Sejauh ini hanya itu kabar baiknya. Payne berharap Red Rose adalah perusahaan kecil yang tidak mungkin memiliki jaringan distribusi besar. "Apakah novel-novel romanmu dipilah-pilah berdasarkan penerbitnya?"

"Ya."

"Maukah kau memperlihatkan kepadaku di mana bagian novel-novel roman?"

Alice tertawa. "Hampir di seluruh toko, kecuali misteri dan fiksi ilmiah di bagian depan."

Payne berusaha keras tak menampakkan rasa terkejutnya. "Bagaimana jika kita mencoba bagian Red Rose lebih dulu?"

"Ikuti aku, Mr. Sterling."

Alice memimpin Payne berjalan. "Mulai dari sini sampai ke bagian belakang toko."

Mata Payne membelalak tak percaya. "Semuanya Red Rose Romance?"

"Ya. Perusahaan mereka memiliki sembilan tema berlainan, tergantung jenis roman apa yang kaucari. Tentu saja ini hanya versi bahasa Inggrisnya. Buku-buku mereka diterbitkan dalam lebih dari seratus bahasa. Semacam itulah."

Seratus! Berarti—

"Kami menyimpan beberapa cetakan dalam bahasa Italia dan Rusia bagi pengunjung yang terkadang datang mencarinya," tambah Alice.

Payne ingin tahu sudah berapa kali Catherine ke sini tanpa sepengetahuan ibunya. Payne menyayangi kakaknya, Phyllis, tetapi seperti ibu mereka, kakaknya tak menyetujui banyak hal.

Karena berselera tinggi dalam bidang seni, musik, dan sastra, Payne ragu kakaknya memiliki keinginan membaca roman paperback. Payne hanya bisa bertanya-tanya apakah Diane pun berprinsip sama.

Atau mungkin Diane pernah membaca beberapa buku roman semasa remaja, tetapi tak mau mengakuinya. Payne ingin tahu.

Dalam benak Payne, mungkin Diane akan tampak lebih hidup jika dia dapat menentang kehendak ibunya seperti yang Catherine lakukan, dan mau mempertahankan pendapatnya…

"Sejak kapan buku-buku ini diterbitkan?"

"Setahuku, Red Rose telah menjalani bisnis ini setidaknya selama empat puluh tahun."

Empat puluh tahun?

Payne mengamati buku yang jumlahnya banyak itu. Jelas seseorang selain Nyla dan Catherine telah melahap bacaan-bacaan ini hingga ribuan buku selama setidaknya empat dekade.