Haidar pikir saat kembali ke rumah, Haru sudah pergi. Tapi, dugaannya salah. Pria sialan itu masih setia di sana bahkan setelah Haidar mengusirnya tadi.
Tak segan Haru duduk di sofa ruang tengah dengan satu kaki yang dia naikkan ke atas meja, pria itu sejak tadi segaja duduk di sana sembari melihat interior design rumah mewah Haidar yang serba kaca.
"Kenapa kamu masih di sini?"
Haidar berdiri tepat di depan Haru, wajahnya yang garang tak membuat Haru gentar. Bahkan pria itu malah tersenyum miring mendengar pertanyaan itu.
"Apa salahnya saya di sini? Ini juga rumah kakak, saya. Bukan?" katanya mulai memancing rasa kesal dalam diri Haidar.
Haidar tahan emosinya, dia tidak ingin langsung terpancing dan terdorong untuk memukul wajah tampan adik tirinya itu.
"Saya bukan kakakmu, saya sudah katakan berkali kali," tampik Haidar tak sudi dianggap saudara oleh Haru.
Haru mengerutkan wajahnya dengan senyuman yang masih menghiasi, dia lantas berdiri dengan tangan yang bersedekap dada.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com