Wiyana masih gelisah bukan main, dia nekad pergi ke Jakarta tanpa apa pun menggunakan pesawat. Jika, dia pergi dengan mobil akan memakan waktu yang jauh lebih lama.
Dia memandang jendela dengan tatapan yang tak bisa tenang, dirinya terus memperhatikan jam tangan. Karena sedang di dalam pesawat, dia tak bisa menggunakan ponsel.
"Sabar, Kai. Mama dateng, kamu harus baik baik aja sampai saat itu," gumam Wiyana gelisah.
Dia terus meremas remas tangannya sendiri, penumpang yang lain asik tidur dan tentu membawa banyak barang. Berbeda dengannya yang hanya modal nekad dan tak membawa batang apa apa selain dompet yang berisi uang, dia pikir uanglah yang paling penting.
Mengingat dirinya akan kembali ke kota di mana tempat tinggal para orang orang yang dia sayang, Wiyana jadi sedikit bergetar.
Dia memejamkan matanya, kepalanya dia sandarkan pada kaca pesawat. Perasaan ibu satu anak tuh campur aduk tak menentu saat ini.
"Aku nggak menduga aku akan ke Jakarta lagi," gumamnya seorang riri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com