Sepanjang perjalanan tangan Dimas bergetar karena dia seperti belum siap untuk melihat rupa manusia kejam yang sudah merenggut nyawa wanita yang dulu sangat ia cinta.
"Tia, aku akan segera tau siapa pelakunya. Aku janji aku nggak akan kasih dia pelajaran setimpal dengan apa yang kamu rasakan," gumam Dimas penuh tekad.
Hingga pada akhirnya dia sampai di depan kediaman Allard, dari dalam mobil Dimas bisa melihat mobil terparkir di depan teras yang bertanda jika Allard sedang di rumah pada saat ini.
Pelan pelan Dimas turun dari mobilnya, saat satu kakinya baru menginjak tanah, dia hampir saja jatuh sebab tak mampu menahan bobotnya.
Namun, dengan gesit pria itu memengangi pintu mobil. Matanya berkaca kaca, Dimas tak bisa mengontrol dirinya, dia tidak tahu jika di saat akan hampir melihat pelaku perasaannya malah jadi campur aduk begini.
"Ayolah, Dimas. Kamu hampir sampai pada puncak pencarian ini," katanya berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com