"Apa maunya sebenarnya? Dia yang bawa saya ke sini, tapi dia malah meninggalkan saya sendiri dengan seenak jidatnya, ke mana dia bisa pergi dengan kursi rodanya itu?" gerutu Haidar sepanjang perjalanan menuju lobby rumah sakit.
Di belakangnya ada Ken, ya. Wiyana menghilang entah ke mana setelah dokter pergi dari ruangan Haidar, Wiyana syok mendengar penuturan dokter tadi.
Gadis itu hancur sehancur hancurnya, mengetahui kalau Haidar tidak akan pernah bisa kembali ingat siapa dirinya.
"Pa," panggil Ken menghentikan langkah papanya.
Haidar terkejut karena Ken kembali mau bicara padanya, diam diam pria itu tersenyum manis. Ah, melegakan sekali rasanya bisa mendengar putranya kembali memanggil dia seperti biasa.
"Hmmm?" saut Haidar sembari berbalik, dia tatap putranya.
Senyumnya tak lagi ada, Haidar hanya tak ingin memperlihatkan pada Ken betapa senang dirinya diajak bicara lagi oleh bocah itu.
"Papa nggakpapa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com