Tak bisa merasa nyaman karena kehadiran seseorang yang hampir melenyapkan nyawanya. Wiyana menahan diri untuk tidak memaki Dinda di sana.
Wanita sialan itu adalah orang yang tak baik untuk ada di dekat Haidar dan Ken, Wiyana melirik Ken.
Bocah itu duduk di samping Dinda, tapi Ken sejak tadi sibuk mencuri curi pandang pada Wiyana.
"Tante, kenapa nggak dimakan?" tanya Ken sebab hanya keheningan yang ada di sana sejak tadi.
"Jangan bicara saat sedang makan, Ken!" tegur Haidar menarik Wiyana juga untuk melihat ke arah pria itu yang malam ini juga tampak tampan.
Mereka bertiga duduk di depan Wiyana, dengan Ken di antara ke duanya. Seperti keluarga kecil yang sangat bahagia, Wiyana hanya tampak seperti orang asing di antara mereka.
Gadis itu menunduk, dia tak nafsu untuk makan. Toh, tujuan awalnya datang bukan untuk makan, tapi untuk bicara empat mata dengan Haidar.
Namun, lihat apa yang pria itu lakukan. Dia malah membawa Dinda sialan di sana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com