"Jadi hanya aku yang merindukanmu?"
Maya tidak dapat melepaskan pandangannya pada Marve namun Maya belum juga angkat suara, ia masih mengatupkan bibirnya rapat. Sedangkan Marve menanti jawaban dari Maya.
"Aku tidak merindukanmu." Jawab Maya, sorot mata Marve perlahan menggelap.
"Kita bertemu setiap hari jadi untuk apa aku merindukanmu." Lanjutnya, meskipun berbohong tapi Maya mengatakannya dengan cukup meyakinkan hingga Marve mempercayai ucapan Maya.
"Tapi aku merindukanmu bahkan disaat kita sedekat ini Maya.." Marve bergumam dalam hati sedih.
"Marve.." Maya memanggil.
"Jadi tidak?" Maya melirik pintu toilet yang berada disebelahnya.
Marve akhirnya memasuki toilet dan Maya menunggu diluar, ia mendesah panjang. Mengapa begitu banyak cobaan di hidupnya. Ia tidak memiliki ketenangan sedikitpun.
Setelah Marve selesai, Maya lantas menopang tubuh Marve dan membawanya kembali keatas ranjang.
"Bajumu basah.." Ucap Marve.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com