webnovel

Pertemuan Tak Terduga

Author POV

Hari ini adalah hari ketiga setelah kejadian di belakang asrama dan hari ini juga Rani sudah di perbolehkan kembali ke kamarnya, dan tentu saja kedua sahabatnya yaitu Amel dan Rin pergi untuk menjemput Rani

"Rani" teriak amel memanggil sahabatnya itu

"Sutss jangan ribut, ini ruang kesehatan"ujar Rin yang berada di samping Amel

"Eh iya maafkan aku" ucap amel sambil tertawa kecil.

Mereka berdua segera menghampiri Rani

"Rani bagaimana keadaan mu? Apakah kau baik baik saja, atau ada yang terluka? Apakah ada bagian yang sakit?" ujar amel panjang lebar yang membuat Rani sedikit pusing dengan tingkah temannya itu

"Bisakah kau bertanya satu persatu?"

"Hehehehe, maafkan aku"

"Ya aku baik baik saja, dan juga aku ingin berterimakasih kepada kalian berdua karena telah menyelamatkan ku" ujar Rani dan memeluk kedua temannya

"Sebenarnya Amel yang menyelamatkan mu, aku hanya bisa diam bersembunyi di balik pohon yang berada di dekat sana" ujar rin sambil sedikit tersenyum dan melepaskan pelukanya

"Benarkah? Tapi kenapa aku tak ingat apapun? Bahkan ku pikir kamulah yang menyelamatkan Rani dan aku hanya terkena Kekuatan orang itu yang tidak sengaja meleset" ujar Amel

"Mungkin saat itu kau sedang tidak terkendali jadi kau tak ingat, aku juga sudah memberi taukan mu kan waktu di ruang kesahatan" ujar Rin

"Oh iya" ucap amel

"Sudahlah kita memang sebaiknya tidak mengingat kejadian buruk itu, kita hanya perlu lebih berhati-hati" ujar Rin sambil tersenyum kecil

"Yap aku setuju" ujar Rani

"Jadi kita sahabatankan?" ujar Amel tersenyum sambil mengedipkan satu matanya kepada Rani

"Iyalah, ga usah ngode gitu deh aku geli liat tingkah mu" ujar Rani

Mereka bertiga tertawa sambil berjalan menuju kamar Rani. Sesampainya di kamar, mereka terus berbincang bincang dan tertawa bersama.

Tak lama kemudia

Tok.... Tok.... Tok

Suara ketukan pintu terdengar

"Siapa?"

"Ini saya, ibu Rose"

Begitu mendengar bahwa yang mengetuk pintu adalah ibu Rose, ketiga gadis ini berdiri dan Rin segera membuka pintu

"Rin?"

"Iya bu, tadi aku dan Amel menemani Rani ke kamarnya, dan kami sedang berbincang bincang"

"Oh, aku mencari Amel ke kamar kalian, tapi aku melihat kamar kalian kosong, jadi aku ke sini hendak bertanya kepada Rani, tapi ternyata kalian ada di sini" ujar ibu Rose panjang kali lebar.

Mendengar bahwa dia di cari oleh ibu Rose, Amelpun berjalan menuju ke samping Rin

"Ada apa bu? Kenapa ibu mencari saya?"

"Ayo ikut ibu ke ruang kepala sekolah, ada hal penting yang akan bicarakan"

"Baiklah bu"

Amel POV

Akupun berjalan mengikuti ibu Rose

sampai ke ruangannya

"Silahkan duduk" ujar ibu Rose

"Ada apa bu? Kenapa ibu memanggil saya?" tanya ku penasaran

"Ada yang ingin bertemu dengan mu, dan sepertinya itu berhubungan dengan liontin mu itu"

"Hah? Liontin ku?" ujarku kebingungan sambil memegang liontin

"Lihat saja sendiri, Emel silahkan masuk" ujar ibu Rose, dan seorang gadis yang seumuran dengan ku masuk.

Aku sangat kaget melihat gadis itu, dia begitu mirip dengan ku

"Dia siapa bu?" tanya ku kebingungan

"Biar dia yang memperkenalkan dirinya, Emel silahkan perkenalkan diri mu"

"Perkenalkan, nama ku Kemelia Guinevera Athena panggil saja Emel, aku adalah anak dari Selina Guinevera Athena dan Helios Alexander, dan aku adalah saudara kembar mu Kamelia Guinevera Athena" jelas Emel

"Apa?!! Ini tidak mungkin, nama orang tua kita berbeda jadi tidak mungkin kita ini adalah saudari kembar"

"Apa kau sadar, kita ini memiliki kemiripan, hanya saja rambut ku berwarna ungu dan abu abu, sedangkan kau berwarna biru dan abu abu" ujar emel

Yah itu memang benar sih, dia begitu mirip dengan ku, hanya saja warna rambut kami berbeda, tapi tetap saja aku tidak bisa percaya begitu saja

"Aku tau ini sulit di percaya, tapi apa kau tau, ibu dan ayah memang turun ke bumi dan mengubah nama mereka, ibu melahirkan kita di bumi dan saat kita berumur satu tahun ibu dan ayah memalsukan kematian mereka di dunia manusia dan kembali ke sini" ujar Emel mencoba meyakinkan ku

"Kalau begitu kenapa ibu dan ayah meninggalkan ku di dunia manusia?!! Meninggalkan ku saat aku masih sangat kecil, saat aku tidak mengerti apa apa?!! Apa kau tau, aku tidak memiliki teman di dunia yang kejam itu, aku selalu di bully, kau tidak akan mengerti apa yang aku rasakan!!" ujar ku berteriak sambil mengeluarkan air mata.

Aku tidak tau perasaan apa yang ada di diri ku, aku merasa bahagia bisa bertemu saudara ku, tapi di sisi lain aku marah dan kesal karena aku di tinggalkan sendiri di dunia yang sangat sangat kejam itu

"Aku tak tau mengapa ayah dan ibu meninggalkan mu kak, tolong berhenti menangis, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan, bagaimanapun kita tetaplah saudara kembar" ujar Emel sambil menangis seakan dia benar benar merasakan apa yang aku rasakan

"Apa kau bilang?!! Kau merasakan apa yang aku rasakan?!! Hahah kau pikir aku ini bodoh, kau tidak akan pernah tau apa yang aku rasakan, tidak akan pernah tau apa yang aku derita!!" ujar ku terus berteriak

Author POV

"Tolong tenang sedikit Amel" ucap ibu Rose mencoba menenangkan Amel

"Apa kau bilang, tenang?!! Kau mungkin mudah mengucapkannya, kau tidak mengerti?!!!" ujar Amel emosi

"Tanggal 11 bulan November" ujar Emel

"Itu..."

"Yah benar, itu adalah tanggal dan bulan lahir mu kak dan itu juga adalah tanggal dan bulan lahir ku"

Amel tampak kaget saat mendengar Emel mengetahui tanggal lahirnya

"Apa sekarang kakak sudah percaya?"

"Tidak, aku masih tidak percaya dan berhentilah memanggil ku kakak karena aku bukan kakak mu!" mendengar hal itu Emel terdiam, ia tak menyangka Amel akan berkata seperti itu.

Tak lama kemudia Emel meneteskan air mata

"Baiklah, aku akan pergi dari sini dan maaf kalau aku mengganggu" ujar Emel dengan senyum terpaksa dan meninggalkan ruangan itu

"Amel, ibu tau itu berat untukmu, tapi kau tidak boleh bersikap seperti itu kepada Emel, bagaimanapun dia tetap saja saudara mu"

"Apa?! Saudara?! Dia bukan saudara ku"

"Sabarlah nak, mungkin saja dia sudah jujur pada mu, berilah dia kesempatan" ujar ibu Rose.

Amel tidak menjawab dan langsung keluar dari ruangan itu dan berlari menuju kamarnya sambil menangis.

Sesampainya di kamar, dia langsung berbaring di kasur. Rin dan Rani yang berada di kamar itu langsung berjalan mendekati Amel

"Amel ada apa? Mengapa kau menangis?" tanya Rani dengan suaranya yang lembut

"Coba cerita pada kami, mungkin kami bisa membantu" kata Rin

Amelpun duduk dan mulai bercerita kepada sahabat-sahabatnya itu, dia menceritakan semua yang terjadi di ruang kepala sekolah tadi, Rin dan Rani juga mendengarkan cerita Amel dengan baik

"Tunggu, maaf aku memotong cerita mu, tadi aku bilang saudara kembar?" tanya Rin kepada Amel

"Iya, dia mengatakan bahwa dia adalah saudara kembar ku"

"Apakah bunda di panti asuhan mu, pernah bercerita sesuatu tentang dia kepada mu?"

"Ku rasa tidak, bunda hanya menceritakan tentang ibu dia tidak pernah bercerita kalau aku punya saudara kembar"

"Apakah bunda mu adalah sahabat ibumu?"

"Mengapa kau bertanya seperti itu?"

"Coba lihat liontin mu, sepertinya gadis yang ada di foto itu adalah Emel"

"Jadi kau percaya padanya?"

"Yah tidak juga sih, tapi jika dia datang lagi coba tanya, apakah dia punya liontin yang sama dengan mu"

"Baiklah akan ku coba" jawab Amel dengan ragu

"Baiklah aku kembali ke kamar dulu yah, udah malam nih, aku udah ngantuk" ujar Rani

"Oke, aku juga sudah mulai ngantuk" jawab Amel.

Keesokan harinya Emel benar datang ke sekolah itu, dia mencari Amel lagi

"Ada apa? Mengapa kau mencari ku?" tanya Amel kepada Emel

"Aku akan meyakinkan kakak, kalau kita itu adalah saudara"

"Kau masih tidak menyerah yah"

"Tentu saja, aku tak akan menyerah sampai kapan pun"

"Baiklah, jika kau benar adalah saudara kembar ku, bisakah kau memperlihatkan liontin mu kepada ku?" ucapan Amel membuat Emel mematung

"Kenapa? Apakah kau tak memiliki liontin itu? Atau kau memang hanyalah seorang pembohong?" ujar Amel

Note

Sahabat adalah tempat untuk bercerita yang paling baik, karena sahabat bisa mengerti perasaan kita, dan juga bisa memberi saran yang baik. Jika bercerita kepada sahabat, beban dan persoalan kita seperti menjadi sangat ringan karena ada sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati kita agar kita bangkit