5 Chapter 4

Malam ini aku sudah berada di bawah flyover kota Florida yang sedang dalam tahap renovasi akibat gempa, itu sudah jelas terlihat dari banyaknya reruntuhan bangunan dan jalan yang terbelah disekitar jalan di flyover ini. Bahkan ada satu reruntuhan yang memiliki beberapa besi yang cukup tajam, disudut kiriku malah terdapat pilar yang sudah miring dan menahan reruntuhan dan jika ambruk bisa menutup akses keluar.

Sudah hampir 1 jam aku menunggu kelompok M13 dilokasi yang ditentukan ini namun tidak ada tanda-tanda sedikitpun mereka akan datang, sampai akhirnya aku pun menerima telepon dari Taeyong bahwa M13 berkhianat dari kami. Kelompok mereka memutar arah kendaraannya ketika aku sudah masuk ke jebakannya.

"Sial"

Hanya kata itu yang bisa aku ucapkan.

Segera aku melajukan kendaraanku secepat mungkin menuju mansion tuan Rusco, tetapi ada yang mengganjal di pikiranku jika M13 benar berkhianat dan berencana mengincar tuan Rusco demi perluasan kekuasaan, mengapa sekarang mereka memintaku  datang seorang diri dan itu artinya tuan Rusco dijaga penuh dengan anak buah yang berformasi lengkap dan jika formasi lengkap kelompok M13 pun tidak bisa menyentuh sehelai rambut dari tuan Rusco, dan jika sasarannya adalah aku mengapa mereka pergi setelah melihatku hadir walaupun hanya sendiri.

Lagi-lagi Taeyong menelponku dan berkata M13 menuju mansion tuan Rusco, ketika aku bertanya mengapa mereka kesana dan Taeyong pun menjawab "mungkin M13 sudah mengetahui jadwal tuan Rusco yang akan berangkat ke Colombia bersama Jhony untuk transaksi obat bius." Aku masih saja belum mengerti dengan ucapkan Taeyong namun aku teringat  akan Cloe yang masih berada di mansion itu tanpa perlindungan karena tuan Rusco dan Jhony pergi.

Hanya menyisakan Athena walau pun dia bisa diandalkan namun tetap saja kelompok M13 memiliki banyak anak buah.

"Incaran mereka adalah Cloe!! Bodoh kenapa begitu lama aku menyadarinya".

Aku melajukan mobil phoenix ku dengan kecepatan penuh. Aku melihat Taeyong dan sisa anak buah tuan Rusco sedang mengalami baku tembak,  dan akhirnya aku menuju jalan rahasia yang digunakan pada saat darurat namun lagi-lagi aku melihat Athena yang kesulitan melawan anggota M13 dan aku pun membantunya.

"Syukur kau datang McStraigh, semua itu adalah jebakan. Incaran mereka adalah Cloe. Karena jika Cloe tiada tuan Rusco akan terguncang dan dengan mudah mereka merebut kekuasaanya."

"Shootttttt." Suara peluru yang meleset hanya 1 cm saja peluru itu sudah berada di tengkorak kepala Athena namun dengan cepat dia berhasil menghindarinya.

Segera kami memasang formasi lingkaran agar bisa lebih waspada jika ada serangan tiba-tiba dan aksi baku tembak pun tidak terelakkan lagi namun Athena menyuruhku untuk segera membawa Cloe keluar dari mansion dan tanpa pikir panjang aku berlari kedalam kamar Cloe dan melihatnya bersembunyi dibalik selimut karena ketakutan.

"Cloe, kau kah itu." Selimut itu masih gemetar dan tak ada suara dan aku yakin itu pasti Cloe.

"ini aku McStraigh takperlu takut."

Setelahnya kami pun berada di dalam mobil, aku melajukan mobil dengan kecepatan penuh namun M13 sialan itu masih saja tak melepaskan kami dia bahkan mengejar kami dan aksi tubir pun tak terelakkan.

Camorra POV

Gue sangat ketakutan ketika Jennie menyuruh gue bersembunyi dan mengunci kamar,  setelah itu dia menuju lemari dan mengeluarkan shotgun sejenis caliber, namun caliber nomor berapa gue tak mengetahuinya. Gue terkejut karena di dalam lemari ada senjata, Jennie menyerahkan caliber itu kepada gue.

"Pegang ini, dan tarik pelatuknya jika seseorang yang tak kau kenal masuk ke sini."

Gue pun menerima nya dengan tangan gemetar.

"Sebenarnya ada apa Jennie?"

"Kita diserang."

"Tapi kenapa_____."

"Stttt. Jangan banyak bertanya Cloe lakukan saja apa yang aku katakan dan ingat bunuh atau dibunuh. Jadi jangan ragu-ragu untuk mengangkat senjatamu."

Jennie pun pergi dan gue mematuhi kata-katanya untuk mengunci kamar ini, gue meletakkan senjata itu di atas nakas karena gue sangat takut memegang senjata, saat ini gue mencoba naik ketempat tidur dan tak sengaja pedal kursi roda gue lepas dan membuat kursi roda tersebut berjalan menuju meja rias. Setelah beberapa saat gue mendengar baku tembak diluar dan gue pun memilih untuk bersembunyi di balik selimut, gue tidak tau harus bersembunyi dimana lagi dan saat ini gue juga belum bisa berjalan. "Bruk!!" Suara pintu yang di dobrak, mendengar itu gue semakin ketakutan. Namun ketika dia berkata "ini aku McStraigh tak perlu takut." Gue membuka selimut dan melihatnya sudah berdiri dengan memegang senjata, dia mendekat dan melirik senjata di nakas dan setelahnya berkata.

"Pegang senjatamu." Dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Aku tak bisa." Masih dengan suara gemetar dan ketakutan

"Kau cucu Alfonso Rusco, senjata adalah mainanmu, perperagan adalah dunia mu. Jadi pegang senjatamu dan angat kepalamu."

Karena gue gak melakukan hal yang dia suruh McStraigh pun meletakkan pistol tersebut ke saku yang ada di sela paha gue dan membawa gue ke mobilnya dan tak lupa memasangkan gue saftybelnya.

"Jika terjadi sesuatu kau harus mengangkat senjatamu dan jangan ragu-ragu sebisa mungkin kau harus bertingkah seolah-olah kau terlatih. Itu untuk mengecoh musmuhmu, setelahnya kau harus mencari bantuan."

Setelah mengucapkan kalimat itu dia pun melajukan mobil phoenix nya dengan kecepatan penuh.

"Sial!!" Dia mengumpat ketika dibelakang kami sudah ada mobil jeep yang mengejar. Seseorang di sebelah pengendara jeep menembak ke arah kami, beruntung McStraigh mengetahui dan menghindar. Kemudian dia pun mengeluarkan pistol dari balik jas nya dan menyerang mobil jeep itu. Baku tembak pun tak terhindari. Sampai mobil jeep itu mampu mengimbangi kecepatan mobil kami dan mengarahkan pistol kekepala gue dan menarik pelatuknya. Untung saja McStraigh segera mendorong gue ke belakang agar peluru itu meleset, nyaris saja peluru itu hanya tinggal 1 cm lagi agar bisa menembus kepala gue dan peluru itu berhasil melukai wajah McStraigh.

"Kau bajingan bangsat."

Setelahnya McStraigh mengejar mobil tersebut sampai akhirnya ada sebuah mobil dari arah kanan menabrak bamper mobil tersebut dan menciptakan kecelakaan. Sementara McStraigh sudah melajukan mobil dengan cepat dan terkejut melihat kejadian itu seketika memutar stir secara tiba-tiba dan akhirnya mobil yang kami tumpangi berputar-putar di aspal karena stirnya tak terkendalikan lagi. McStraigh segera menginjak rem dan lagi-lagi melindungi kepala gue dengan tangannya dan menjadikannya sebagai bantal agar gue tak terbentur kaca.

"Sial! Taeyong tak memberitahuku kalau dia akan menabrak sikeparat itu. Kita hampir saja ikut terlibat" sambil memukul stir dan memasang wajah datar. "Maaf aku hampir saja mencelakakanmu."

"Apa kita sudah mati_____."

"Duarrrrrr....."

Satu lagi tembakan yang berhasil memecahkan kaca mobil ini dan segera kabur namun terjatuh karena tertembak oleh McStraigh setelah mengambil alih pistol gue karena pistolnya kehabisan mesiu.

Setelahnya kami kembali ke rumah McStraigh karena mansion Rusco sedang tidak aman.

"Kenapa kau hanya menembak kakinya, bukankan motto kita bunuh atau dibunuh." Camorra

"Bunuh atau dibunuh memang motto kita tetapi peluruku tau siapa sasarannya dan pria itu bukan targetnya" jawab McStraigh datar

"Lalu siapa?"

"Orang yang memerintahkannya, aku tau dia hanya kelinci percobaan sebuah kelompok karena aku melihat dia hanya sendiri."

"Apa artinya itu"

"Didunia ini jika ingin diakui kelompok kau harus rela melakukan apa keinginan kelompot tersebut termasuk membunuh orang."

Dan semenjak kejadian itu McStraigh pun menyuruh ku berlatih melindungi diri sendiri dengan cara menjadi seperti kakek, seperti Alfonso Rusco karena gue satu-satunya penerus piramida Rusco.

Jangan lupa meninggalkan jejak ketika sudah membaca. Terimakasih 😘

avataravatar
Next chapter