webnovel

MAFIA And VEILED GIRL

sinopsis SEMUA BOLEH BACA, TAPI INGET.. ADA RATING UMUR YANG HANYA MENGHENDAKI KAUM DEWASA! HAPPY READING... Dia.. Lucas Vantouxer. Pria dingin tanpa ampun pada siapapun yang berani mengusik ketenangannya. Kejam nan sadis pada siapapun yang berani menghianati. Mereka tak akan pernah hidup tenang jika sudah menyangkut Tuan Agung itu dalam kehidupan. Tak ada ampun bagi mereka jika sudah di seret masuk ke dalam ruangan berbau anyir nan banyak senjata api oleh para anak buah Lucas. Namun semua tetap sama, saat ia tak sengaja menolong gadis dengan pakaian tertutup tengah menghadang jalan dan perlahan masuk dalam lingkar kehidupannya. Gadis itu juga perlahan membawa pengaruh dan selalu menjadi penengah pada konflik-konfliknya. Ya.. perlahan namun pasti, entah dari mana Lucas selalu penasaran tentang gadis itu hingga gadis bermarga Waesley itu mampu membuatnya berubah. Kekejaman dan kearoganan yang selalu ia tampakkan perlahan memudar seiring berjalannya waktu. Mengikuti kata hati seperti yang pernah gadis itu katakan padanya. “kau harus mengikuti kata hatimu jika ingin hidup tanpa beban, Mr. Luc.” - Mrs. Waesley.

Anesa_mons · Urban
Not enough ratings
386 Chs

15. Siuman

Seorang gadis cantik masih terpejam dengan tubuh lemah di atas ranjang empuk di kamar yang telah di khususkan untuknya. Selang infus juga masih mengelantung rapi disisi kanan ranjang dengan terus menyalurkan cairan saline ke dalam tubuhnya lewat jarum kecil yang disuntikkan pada tangannya. Sudah tiga hari ia masih belum sadarkan diri, padahal logam panas di dalam tubuhnya sudah dikeluarkan dan dijahit sedemikian rupa bahkan seperti tak ada bekas apapun di sana tapi mungkin rasa nyeri akan terasa kalau ia sudah sadar nanti. Tetapi wajar saja itu terjadi karna dia memanglah manusia biasa yang tak bisa langsung sadar setelah apa yang sudah ia alami sebelumnya.

"Ia masih belun sadar?" tanya seorang pria berjas hitam rapi pada temannya. Matanya menatap jauh tubuh gadis yang terbungkus selimut putih di depan sana.

Pria satunya menggeleng. "Entahlah ... kata Mr. Frans ia akan sadar secepatnya tapi ini sudah tiga hari sejak ia selesai dioperasi tetapi masih belum sadar juga."

Pria yang bertanya tadi mengangguk mengerti. Ia lantas mengalihkan pandangannya pada temannya.

"Apa tuan masih di Milan," tanyanya kemudian.

"Ya. Ia akan segera kembali hari ini," jawab temannya tanpa mengalihkan pandangannya dari tempat gadis itu berada.

Jemari gadis itu perlahan bergerak. Telinganya samar-samar mendengar suara orang-orang yang tidak jauh dari keberadannya tetapi matanya masih sangat berat untuk ia buka.

"Apa ia akan kembali ke mansion?"

"Entahlah ... aku tak bisa memastikan hal itu."

Hening.

Dua pria itu diam dalam pikirannya masing-masing sampai mesin elektrodiogram itu terdengar nyaring dalam ruangan yang bernuansa serba putih ini dan tentu sangat sepi. Mereka saling pandang. Tak lama kemudian mereka mulai mendekati ranjang, dimana gadis yang dibawa tuannya itu terbaring.

"Apa ia akan sadar?" tanya pria bernama Mike pada temannya. Sementara pria satunya mengedikkan bahunya tak tahu tetapi matanya fokus pada gadis di ranjang.

Jemari gadis itu kembali bergerak dibarengi bola mata yang juga bergerak dalam kelopak mata terpejamnya.

"Ia sadar, Erix. Haruskah kita hubungi tuan?" tanya Mike antusias pada Erix yang kini memutar bola matanya malas.

Ah pria itu selalu saja begitu!

"Tidak. Jangan hubungi tuan langsung, tapi Harry saja," jawab Erix setelah berpikir sedikit lama. Matanya masih terus fokus pada gadis itu yang terus menggerakkan jemari dan bola matanya.

Mike mengangguk lantas menjauh dari Erix dan gadis itu. Menyalakan earphone yang selalu berada ditelinganya lalu menyambungkannya dengan ponsel pintarnya.

"Ada apa, Mike?" tanya seseorang diseberang telepon.

"Gadis ini sadar, Harry," lapornya sedangkan matanya masih fokus menatap gadis itu yang linglung sebab baru saja sadar setelah tiga hari koma. Sementara Erix mencoba menyadarkannya.

"Kita akan segera pulang, Mike. Tetap jaga dia dan jangan biarkan siapapun masuk ke dalam kamarnya."

"Baiklah."

Tut!

Mike kembali menghampiri Erix dan gadis itu.

"Tuan akan pulang," ucap Mike memberitahu.

Erix tak menggubris. Ia sibuk membantu gadis itu untuk merubah posisinya menjadi duduk bersandar dikepala ranjang.

"Arghh ... " erang gadis itu sembari memegang bagian kepalanya yang berdenyut sakit.

"Nona, kau tak apa?"

tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^

Anesa_monscreators' thoughts