webnovel

Kesiangan

Berbeda dengan Kara, sepasang kekasih Bara dan Anna masih tertidur dengan sangat pulas sekali di bawah selimut yang sama.

Tadi malam, saat Bara tidak jadi pulang, Anna dengan nakalnya kembali menggoda Bara untuk melakukan hubungan intim lagi.

Ya, mamanya juga laki-laki, tak akan menolak jika diajak seperti itu apalagi dengan orang yang dicintai. Ah, dunia terasa seperti milik mereka berdua sedangkan yang lainnya hanya ngontrak.

Mereka menikmati permainan mereka hingga sampai Subuh. Tepat saat orang adzan mereka selesai melakukan itu. Itulah kenapa saat ini mereka masih saja terlelap meskipun sinar mentari sudah menyentuh wajah mereka.

Rasa lelah karena telah melakukan berapa ronde dengan nikmat itu membuat mereka tidak memperdulikan apapun lagi.

Sama sekali tak ada yang memikirkan bagaimana perasaan seorang istri yang ditinggalkan untuk tidur seorang diri di sana.

Suara deringan Ponsel milik Anna Berbunyi membuat Anna sedikit mendengus kesal. Siapa yang telah mengusik tidurnya itu.

Ia membiarkan saja ponsel itu Terus berdering tanpa mengangkat nya. Dan hal itu membuat Bara terganggu tidurnya.

"Telpon mu itu Na, angkat dong. Jangan berisik gitu, ganggu tau." Ucap Bara dengan suara seraknya.

"Ah, males! Masih capek." Ucap Anna.

"Angkat Anna, berisik ini tau nggak sih!" Ucap Bara, ia kesal dengan suara ponsel Anna yang telah mengganggu tidurnya itu.

Lagian, siapa sih yang nelpon malam-malam seperti ini? Ganggu orang tidur aja. Kurang kerjaan banget sih!

Dengan mata yang masih terpejam, tangan Anna bergerak meraba ke atas nakas dimana ia meletakkan ponselnya terakhir kali itu.

"Halo." Ucap Anna, ia tak melihat lagi siapa yang menelpon nya. Ia hanya mengangkat dan kemudian menempel ponsel tersebut ke telinga nya.

"Selamat pagi nona, apakah anda akan turun untuk sarapan atau mau sarapannya di antar?" Ucap Seorang wanita di seberang sana yang sontak membuat Anna membuka Matanya dengan sempurna.

"Ha?"

Anna mengambil ponsel yang ada di telinga nya itu dan melihat jam disana yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi.

Biasanya ia akan sarapan di jam tujuh lewat tiga puluh.

"Halo nona." Ucap wanita di seberang sana.

"Saya akan turun nanti." Jawab Anna dan kemudian langsung mematikan ponsel nya itu.

Ia melempar ponselnya ke sembarang arah, tak ia pedulikan lagi dimana ponsel nya itu.

Yang ia pedulikan itu adalah Bara yang sedang terlelap disampingnya.

"Sayang bangun." Ucap Anna sambil menggoyangkan tubuh Bara.

Bukannya bangun, Bara malah menarik selimut untuk lebih nyaman lagi tidurnya.

Sontak saja gerakan itu membuat selimut yang digunakan oleh Anna menutupi tubuhnya yang tak berbusana itu melorot.

Dengan cepat Anna kembali membenarkan lagi selimut itu.

"Bangun Bar,"

"Apaan sih sayang, Tidur sana, ini masih malam loh."

"Malam Gimana maksudnya huh? Ini udah jam delapan pagi Bar." Ucap Anna.

"Baru juga jam delapan kok," jawab Bara, ia benar-benar sangat lelah sekali habis bercinta dengan Anna tadi malam.

Tapi beberapa detik kemudian ia langsung membuka Matanya.

"Apa? Jam delapan pagi?" Tanya Bara yang kini sudah duduk.

Anna yang berada disampingnya itu Mengangguk kan kepala, matanya menatap tubuh seksi Bara itu.

Ingatan tentang malam panjang yang telah mereka berdua lewati kemarin itu tiba-tiba Kembali teringat dengan jelas di ingatan nya.

Bara yang panik itu dengan cepat melihat ke arah ponselnya yang berada di samping bantal. Matanya terbelalak saat melihat bahwa saya ini benar-benar sudah jam delapan pagi.

Mampus, ia harus beralasan apa dengan Kara ini.

"Kenapa sih kamu nggak bangunin aku?" Tanya Bara, ia mencari dimana keberadaan pakaiannya itu.

"Aku juga baru bangun Bar." Jawab Anna, ia sudah sadar dari pikirannya tentang tadi malam itu.

"Sudah aku bilang bukan jangan tidur, bangunkan aku jam lima pagi agar aku tepat waktu sampai di rumah." Jawab Bara.

Setelah selesai melakukan hubungan intim dengan Anna tadi, ia memang berpesan kepada Anna untuk jangan tidur dan bangunkan dirinya jam lima pagi.

Tapi entahlah, ia juga tak tahu harus bagaimana saat ini.

Anna masih berada di atas kasur, menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia hanya melihat saja Bara yang panik dan mencari pakaian nya yang berserakan di lantai.

Tadi malam mereka benar-benar sangat agresif sekali hingga pakaian berserakannya dimana-mana.

"Dimana kemejaku Anna?" Tanya Bara yang sudah frustasi mencari kemejanya.

Anna juga ikutan mencari menggunakan matanya, ia sama sekali tak bergerak dari tempat tidur.

"Ah, iya. Kemeja kamu ada di meja makan." Ucap Anna yang baru teringat bahwa mereka sempat makan malam tadi malam untuk mengisi tenaga setelah satu ronde. Itupun juga saat Bara sudah ingin pulang tapi berhasil ia cegah.

Tanpa banyak bicara, Bara langsung berlari untuk pergi mengambil kemejanya itu. Bisa gawat jika ia pulang dengan serba kekurangan. Pasti Kara akan memberikan dirinya ini banyak sekali pertanyaan.

Ah, andai saja ia tidak tidur tadi, atau andai saja setelah selesai bermain dengan Anna ia langsung pulang, pasti hal seperti ini tak akan terjadi.

Jika sudah seperti ini, ia harus apa? Ia harus bisa lagi-lagi menyusunnya kata agar Kara mau mempercayai dirinya.

Harusnya ia Tahu bahwa ia dan Anna itu sedang di curigai oleh Kara.

Setelah menemukan kemejanya itu, Bara berlari lagi ke kamar untuk mencari dimana keberadaan dasinya.

"Anna, bantu aku mencari pakaian Ku. Kamu mau kalau kita ketahuan dengan Kara?"

Anna yang sudah berpakaian itu tersenyum sinis ke arah Bara, "Itu lebih baik daripada tidak Bar. Kamu akan berlatih untuk menjadi madu yang baik." Jawab Anna.

Mendengar itu, Bara terasa seperti ingin menelan Anna hidup-hidup.

Bagaimana bisa Anna memiliki pemikiran seperti itu.

"Jangan Ngada-ngada deh kamu, ayo bantu aku mencari perlengkapan ku." Ucap Bara.

Anna melangkah kan Kakinya keluar dari kamar dan kemudian menuju ke ruang tamu. Bara hanya mengikuti saja Kemana wanita itu pergi.

Pikirannya saat ini begitu kalud, wajah Kecewa Kara terus bermain di ingatan nya.

Sejak tadi, ia belum menemukan alasan yang pas untuk ia Berikan kepada kara nanti.

Ia benar-benar sangat yakin bahwa Kara akan marah padanya, atau paling tidak Wanita itu akan menghilang dalam kurun waktu yang sangat lama.

"Nih, jas kamu, sepatu, dan juga dasi. Udah semuanya kan?" Ucap Anna.

Bara dengan cepat langsung memasangkan dasinya dan juga jasnya. Di bawah, Anna membantu untuk memasukkan Bara sepatu.

Setelah selesai Bara Langsung pergi meninggalkan Anna.

"Aku pergi duluan ya, nanti aku telpon." Ucap Bara.

Anna hanya mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban, ia Penasaran apa yang akan terjadi antara Bara dan juga Kara sekarang.