webnovel

Direbut Paksa

Ulrica yang sudah mulai mengobati lukanya secara hati-hati terkejut karena obat yang ia gunakan direbut paksa oleh Nicholas.

Tentu saja Ulrica langsung memelototinya dan membentaknya karena Ulrica tidak suka dengan orang yang merebut barang seenaknya saja.

Lagi-lagi Viryoun dibuat penasaran oleh mamanya Jeffery karena apa yang akan dikatakan oleh mamanya Jeffery selalu saja bisa membuat Viryoun tercengang.

"Mama mau kalau kalian sudah bersedia bertunangan, minimal kalian menikah satu minggu setelah pertunangan. Bagaimana?" tanya mamanya Jeffery yang membahas masalah yang lebih jauh.

Viryoun kembali dibuat tercengang dengan perkataan mamanya Jeffery. Memang setiap perkataan mamanya Jeffery seperti sesuatu yang bisa mempermudah terkena serangan jantung.

"Mama, kalau pernikahan terjadi setelah satu minggu pertunangan, gunanya bertunangan untuk apa? Kalau seperti itu lebih baik langsung menikah saja! Kalau harus bertunangan terlebih dahulu ya paling tidak menikahnya satu bulan setelah pertunangan, Mama," jawab Jeffery yang memberi nasihat sang mama.

"Hmm, begitu, ya? Baiklah kalau begitu kalian langsung menikah saja! Kalau begitu lanjutkan waktu kalian berdua! Mama mau pergi dulu, Mama sudah ada janji dengan teman-teman Mama! Viryoun, jangan lupa sering-sering datang ke rumah Mama, ya? Sampai jumpa!" pamit mamanya Jeffery lalu pergi ke luar.

Viryoun akhirnya bisa menghela nafas lega karena ketegangannya sudah berakhir. Hanya saja Viryoun sedikit kesal kenapa Jeffery malah membicarakan mengenai pernikahan.

"Hei! Apakah kamu benar-benar berpikir untuk menikah denganku?" tanya Viryoun yang ingin tahu.

"Jangan berbicara ngawur! Aku hanya ingin membuat Mama berhenti berbicara aneh-aneh! Lagi pula kita ini hanya rekan kontrak selama satu tahun," jawab Jeffery yang memperjelas hubungan di antara mereka.

Hampir saja Viryoun berpikir jika Jeffery sungguh akan menikahi dirinya. Di kehidupan keduanya, Viryoun hanya ingin membalas dendam dan hidup lebih baik lagi dari sebelumnya.

Karena urusan mereka berdua sudah selesai, maka Jeffery mengajak Viryoun untuk pergi dan mengantarkan dirinya kembali ke rumah.

Saat di perjalanan, Viryoun mengomeli Jeffery yang membuat Viryoun jadi ketinggalan pelajarannya hari ini.

"Pelajaran hari ini sangat penting dan aku melewatkannya karena dirimu dan tunanganmu! Bagaimana jika ada tugas? Bagaimana jika ada praktik? Bagaimana jika ada ujian dadakan? Astaga! Aku bisa tidak lulus!" cerocos Viryoun yang terus berbicara tanpa henti.

Jeffery yang mendengarnya merasa jika ini adalah pertama kalinya bagi Viryoun membolos kuliah. Jeffery tidak tahu jika Viryoun adalah anak yang rajin.

"Bukankah kau bisa bertanya pada temanmu jika ada tugas atau sebagainya? Tidak mungkin jika kau tidak memiliki teman, kan?" ujar Jeffery sambil tetap fokus mengemudi.

Viryoun hampir lupa jika dia berteman dengan Keyla. Ia tidak kepikiran sama sekali karena saking paniknya.

"Ah, iya, aku lupa! Kalau begitu aku akan menghubungi Keyla nanti," ujar Viryoun yang sudah lebih tenang.

Akhirnya Viryoun bisa diam setelah mengomel sedari tadi. Viryoun meminta Jeffery untuk mengantarkan dirinya ke cafe karena sebentar lagi sudah masuk jam kerja.

Setibanya di cafe, tanpa mengatakan apapun Viryoun langsung turun dan meninggalkan Jeffery yang berada di dalam mobilnya.

Viryoun adalah orang pertama yang berani mengabaikan Jeffery. Namun Jeffery tidak mau memperhitungkannya dan memilih untuk kembali ke kantor.

Setelah Viryoun mengganti pakaiannya dan bekerja, teman kerjanya yang melihat Viryoun turun dari mobil Jeffery penasaran dengan sosok yang mengantarkan Viryoun tadi.

"Hei! Tumben sekali kamu diantarkan seseorang! Siapa? Apakah dia pacarmu?" tanya Lolita yang ingin tahu.

"Siapa, sih? Dia hanya rekan kerja saja, tidak lebih," jawab Viryoun yang enggan memberitahu Lolita.

Viryoun memang berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengekspos kedekatannya dengan Jeffery karena status Jeffery yang sangat berbeda dengan Viryoun.

Jika orang-orang tahu kalau Viryoun dekat denga Jeffery, maka orang-orang akan berpikir jika Viryoun duluan yang berinisiatif untuk mendekati Jeffery.

"Ah, kamu ini memang pelit!" dengus Lolita yang kecewa.

"Sudahlah, mari kembali bekerja!" ajak Viryoun lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

Pekerja di cafe itu memang hanya ada Viryoun dan Lolita saja dan Viryoun memang lebih suka bekerja di tempat yang karyawannya hanya sedikit.

Tak lama kemudian ada seorang pelanggan tampan yang datang. Dia adalah pelanggan setia di cafe itu dan dia juga menyukai Viryoun.

"Selamat sore, Kakak Cantik! Boleh aku memesan?" ucap Gerald pada Viryoun.

"Hmm, memang, pria tampan hanya menyukai Viryoun, bukan aku! Lalu untuk apa aku berada di sini?" ujar Lolita yang merasa tidak adil.

"Astaga, Lolita, kamu ini kenapa? Dari tadi terus saja begitu," sahut Viryoun yang tidak mengerti. "Gerald mau minum apa?" sambung Viryoun bertanya.

"Seperti biasa coffe latte dingin dengan susu dan topping coklat," jawab Gerald.

Viryoun pun membuatkan pesanan untuk Gerald dan menunggu. Hari ini cafe itu tidak terlalu ramai jadi Gerald bisa duduk di depan meja Viryoun selama yang ia mau.

Gerald sebenarnya adalah seorang polisi yang sedang menyamar sebagai rakyat biasa untuk menemukan buronan yang telah dicari selama puluhan tahun.

Dan dalam misinya, Gerald bertemu dengan Viryoun dan jatuh cinta pada Viryoun. Jadi setiap hari Gerald menyisihkan waktunya hanya untuk menemui Viryoun.

Gerald belum bisa memberitahu Viryoun mengenai perasaannya sebelum buronannya berhasil tertangkap karena Gerald tidak mau Viryoun terlibat dan terluka.

Meski masih muda, Gerald adalah polisi muda yang berbakat. Di usia mudanya ia sudah berhasil menangkap beberapa buronan yang gagal ditangkap oleh polisi lainnya.

Oleh karena itu buronan yang begitu hebat berkamuflase dan melarikan diri ini diserahkan pada Gerald untuk Gerald atasi sebab jenderal polisi percaya jika Gerald bisa menangkapnya.

Akhirnya Viryoun telah selesai membuatkan pesanan Gerald dan menyerahkannya. Gerald yang sudah menyukai Viryoun sejak pandangan pertama ingin mengajaknya berkencan.

Namun Gerald malu untuk mengatakannya karena ini adalah kali pertamanya Gerald merasakan jatuh cinta.

Gerald sempat kecewa karena sebelumnya Viryoun akan bertunangan dengan Jason. Tetapi setelah tahu jika pertunangan itu batal, Gerald senang karena ia bisa mendekati Viryoun.

Viryoun yang tahu jika dirinya terus ditatap oleh Gerald menjadi tidak nyaman. Jadi Viryoun mencoba untuk menegurnya.

"Gerald, bisakah untuk tidak menatapku seperti itu? Aku jadi tidak bisa fokus bekerja," tegur Viryoun dengan sopan.

"Aku tidak menatapmu, aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu," jawab Gerald.

"Kan, masih sempat-sempatnya bermesraan di depan jomblo yang tersakiti ini? Kalian berdua sungguh berdosa," sahut Lolita yang merasa seperti seekor nyamuk.

Mendengar perkataan Viryoun, Gerald merasa jika Viryoun mungkin tidak merespon dirinya karena Viryoun menhir kalau Gerald sudah berpasangan.

'Jadi jika aku menjelaskan kalau aku sendiri, apakah kita bisa bersama suatu hari nanti?' batin Gerald penasaran.

TBC...