webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Sci-fi
Not enough ratings
375 Chs

137. Zecco (2)

"Aku adalah Zecco."

Mungkin dia berharap bahwa Daeva akan terkejut dengan kalimat yang terlontar keluar dari celah bibir itu. Dia membuat pengakuan secara tiba-tiba, padahal sebelumnya dia tidak bertanya tentang itu.

"Aku adalah pemilik patung besar di tengah rawa yang dulu sering kau singgahi ketika kau sedang merasa kehilangan arah. Kau menatapku dan seolah-olah berbicara, mengenai apa yang kau rasakan saat itu."

Daeva diam, terus mendengarkan kalimat demi kalimat yang terlontar keluar dari celah bibir pria itu. Tentu saja dia terkejut pada akhirnya. Nyatanya dia tidak menyangka bahwa apa yang dianggapnya sebagai benda mati tidak bernyawa, nyatanya punya pemilik di sini.