Deg! Adam kini ikut terdiam. Kalimat itu adalah kalimat yang paling ditakutkan oleh Adam. Meskipun terdengar tak akan pernah, namun pastilah fakta akan membalikkan semua yang ada. Kalimat mamanya itu adalah sebuah pertanda. Bahwa rumah tangganya dan sang papa, sedang berada di ujung tanduk.
"Kenapa kamu gak kunci pintunya aja?" ucap Adam ikut menyandarkan tubuhnya ke belakang. Mengambil posisi nyaman agar bisa berjajar rapi dengan adik semata wayangnya yang kini diam tak bersuara dan enggan menanggapi kalimat tanya dari kakaknya itu.
"Kenapa kamu gak kunci pintu—"
"Aku udah jawab pertanyaan Kak Adam tadi, perjanjian tak berlaku untuk pertanyaan kedua dan selanjutnya." Raffa menjawab dengan nada ketus. Tak memalingkan wajahnya dan terus memusatkan tatapannya ke arah layar ponsel.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com