Nhola hanya duduk manis di kursi lipat tak jauh dari pinggiran sungai Li, ia memainkan ponselnya dan beberapa kali mengambil foto Elang yang tengah sibuk memotret pantulan bukit dan pemandangan lainnya di sungai.
Ia bersyukur Elang mau berubah, menjadi mandiri itu bagus, tidak peduli seberapa kayanya dirimu.
Nhola hanya berharap Elang menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Sesekali Nhola menghela napas dan merengut menatap Elang yang masih asik sendiri di hadapannya itu. Dulu Nhola pikir, orang-orang mungkin akan berhenti bergosip tentang perbedaan kasta dan sebagainya jika Elang berubah, namun sepertinya, hubungan mereka tidak tertolong lagi. Semua orang menyalahkannya karena membuat Elang menjadi terlihat seperti gembel.
Motor matik, tas tak ber-merk, baju biasa yang bukan dari designer, dan semua hal yang Elang rubah.
Kini, orang-orang memanggil Nhola dengan sebutan rubah licik pembawa sial.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com