webnovel

LOVELIST

SINOPSIS LOVELIST : Alex Sander berdarah campuran Indonesia dengan Inggris. Memiliki sifat yang dingin dan tegas. Seorang Presdir di perusahaan Grand Company. Hidupnya terbiasa di kerumuni oleh para wanita. Ana Debora Caitlin seorang gadis cantik yang hidup hanya bersama dengan adik laki-lakinya, Bryan Adams Robbin. Ana hanya seorang lulusan SMA. Ketika cinta dipertemukan kembali Dengan takdir. Yang awalnya hancur karna sebuah kesalahan. "Ana!" Panggil Alex dengan mata yang berkaca-kaca. Ana yang merasa di panggil oleh seseorang pun. Akhirnya ia menoleh. "A-alex!" ucap Ana terkejut melihat mantan suaminya yang berdiri didepannya. Story' by : Dewi Retno Art cover by : Pinterest

Risma_Devana · Urban
Not enough ratings
287 Chs

Bab 17 : Tujuh belas

Alex yang mendengar pertanyaan papanya itu menjadi gugup. Sedangkan papa Alex yang melihat gelagat anaknya itu dengan wajah mengintimidasi.

"Alex, Papa tidak pernah mengajarimu untuk bermain seorang wanita. Ingat Alex! Kau keluar dari rahim seorang wanita yaitu Mamamu dan juga kau memiliki seorang adik perempuan yaitu Ara," ucap Papa Eric dengan nada serius.

"I-iya Pa. Alex ti-tidak bermain seorang wanita. Alex benar-benar serius dengan Ana," jawab Alex dengan cepat.

"Bodoh Alex kenapa kau berkata seperti itu" batin Alex merutuki dirinya sendiri.

"Bagus, jangan sampai Papa tau jika kau bermain-main dengan seorang wanita dan juga ingat pesan Papa tadi Alex," peringat Papa Eric kepada Alex.

"Baik Pa." Jawab Alex dengan ragu.

Hingga beberapa saat kemudian, datang seorang wanita muda dari atas anak tangga rumah Alex. Siapa lagi kalau bukan Ara.

"Selamat malam Papaku dan kakakku tersayang," salam Ara dengan wajah cerianya.

"Selamat malam sayang anak Papa yang cantik," jawab Papa Eric sambil tersenyum.

"Selamat malam juga adik ku yang manja," jawab Alex dengan isengnya.

"Papa, kakak Alex jahil!" Adu Ara kepada Papanya dengan wajah cemberut.

"Alex!" ucap Papa Eric dengan nada tegasnya.

"Huh.. dasar manja," ejek Alex kepada adiknya.

"Alex!" ucap Papa Eric lagi dengan tegas.

"Iya-iya Pa Alex gak akan ganggu lagi," ucap Alex sambil melorotkan matanya ke Ara.

"Wle... rasain tuh," ejek ara kepada kakaknya sambil menjulurkan lidahnya.

"Alex pamit pergi sebentar, Pa. Mau jemput kekasih Alex," pamit Alex kepada Papa Eric sambil berdiri dari duduknya.

"Hmm, iya. Hati-hati di jalan." Jawab Papa Eric.

"Tunggu, Kak. aku ikut!" ucap Ara sambil menyusul Alex yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Eric yang melihat tingkah kedua anaknya itu hanya bisa menggelengkan kepala. Apalagi tingkah anak perempuannya.

"Loh.. Pa mana anak-anak? aku dengar tadi suara mereka berada di sini." tanya Mama Rita bingung sambil tengok kanan kiri.

"Alex pamit pergi untuk menjemput kekasihnya sedangkan Ara ikut dengan Alex," jelas Papa Eric.

"Ohh... Ya sudah kalau gitu. Tinggal tunggu mereka saja baru kita mulai acara makan malam bersama." ucap Mama Rita dengan gembira.

Papa Eric yang melihat tingkah istrinya sama dengan Ara itu. Hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

**

*

**

Sementara di tempat lain, Alex yang sedang menyetir mobilnya di tengah keramaian. Terganggu dengan ocehan adiknya yang tidak ada berhentinya itu.

"Kau bisa diam tidak? atau kakak turunin di tengah jalan bau tau rasa," ucap Alex dengan kesal.

Ara yang mendengar perkataan kakaknya itu langsung cemberut dan memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

15 menit kemudian mobil Mercedez Benz berhenti didepan perkarangan rumah Ana yang minimalis.

Sedangkan Ana yang berada didalam rumah mendengar deru mesin mobil dari luar rumahnya. Ia segera melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumah ditemani dengan adiknya yaitu Bryan.

"Apa itu bos kakak yang barusan kakak ceritakan?" tanya Bryan dengan penasaran.

Ana sudah menceritakan soal pekerjaannya yang baru kepada Bryan. Tapi dengan cerita yang berbeda dari sebelumnya yang ia ceritakan kepada Keren.

"Dengan siapa dia datang kak?" tanya Bryan kepada kakaknya sambil menyipitkan matanya melihat bos baru kakaknya itu.

"M-mungkin dia s-saudaranya," jawab Ana dengan gugup.

"Oh..." jawab Bryan dengan singkat.

Ana yang melihat Alex yang semakin dekat dengannya. Ia menjadi gugup seketika. Sedangkan Bryan tersenyum melihat tingkah kakaknya yang seperti ABG saja.

"Selamat malam," salam Alex kepada Ana dan Bryan dengan berwajah datar.

"Apa kau Bryan Adams Robbin?" tanya Alex kepada Bryan yang sekarang tengah berdiri di depannya.

"Bagaimana anda bisa tau nama saya?" tanya balik Bryan dengan penasaran.

"Hmm, karena kakak mu sering bercerita kepadaku tentang dirimu," ucap Alex sambil menatap Ana.

Ana yang mendengar ucapan Alex hanya bisa memutar matanya dengan jengah.

"Huft, Siapa yang sering bercerita kepadanya. Ia sok tau banget." batin Ana sambil melihat Alex dengan nyalang.

Di satu sisi Ara yang terpesona dengan ketampanan Bryan menjadi senyum-senyum sendiri. Sedangkan Alex yang melihat tingkah adiknya itu. Ia segera menyadarkan dengan menyenggol lengannya sedikit kencang.

Ara yang mendapat kekejaman dari kakaknya. Ara hanya bisa memasang wajah cemberut.

"Oh.. iya, kak. Kenalin aku adiknya kak Alex. Panggil saja aku Ara," ucap Ara memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya kearah Ana.

"Eh.. em.. kenalin saya Ana," ucap Ana dengan gugup sambil menerima uluran tangan dari Ara.

"Dan ini adik saya Bryan namanya," lanjut Ana memperkenalkan diri Bryan kepada Ara.

"Hai.. panggil saja aku Ara," ucap Ara memperkenalkan diri kepada Bryan sambil menjulurkan tangannya.

"Hai juga. Panggil saja aku Bryan." jawab Bryan sambil menerima uluran tangan Ara.

Ara yang mendengar suara Bryan yang sangat lembut dan tegas. Ia menjadi gugup. Alex yang melihat tangan Ara yang masih di pegang oleh Bryan. Segera ia melepaskan tangan Bryan dari adiknya.

"Baiklah kita berangkat sekarang," ucap Alex dengan wajah datarnya.

"Hem.. baik tuan." jawab Ana sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kau memakai baju seperti ini?" tanya Alex kepada Ana yang memakai pakaian kemeja dengan celana jins.

"I-iya tuan. Hanya ini pakaian yang saya punya," jawab Ana dengan gugup.

Sedangkan Bryan dan Ara yang melihat interaksi kedua orang dewasa itu. Memandang dengan mata yang sulit di tebak.

"Baiklah mari kita berangkat sekarang!" ucap Alex kepada Ana sambil berjalan terlebih dahulu kearah mobilnya.

"Bryan kamu jaga rumah sebentar ya, kakak pergi hanya sebentar kok," ucap Ana kepada Bryan.

"Iya, kak. Bryan gak akan kemana-mana," jawab Bryan dengan yakin.

"Ya sudah kakak berangkat sekarang." pamit Ana kepada adiknya.

"Mari kak Ana kita berjalan bersama." ucap Ara dengan senyum sambil menggandeng lengan Ana.

Ana hanya mengikuti adik dari tuannya itu. Dan ia memilih duduk dibelakang mobil bersama Ara.

Alex yang melihat Ara dan Ana duduk dibelakang bersama. Ia menyuruh Ana untuk duduk di depan.

"Hei! Apa aku ini supir kalian. Cepat kau pindah ke depan Ana," perintah Alex dengan nada dinginnya kepada Ana.

"Tap-" ucap ana yang belum selesai langsung di potong oleh Alex.

"Segeralah pindah ke depan Ana atau aku..." ancam Alex.

Ana yang belum selesai mendengar ancaman Alex. Ia segera keluar dari mobil dan beralih menjadi duduk di jok mobil depan.

"Sudah tuan. Mari kita berangkat sekarang," ucap Ana sambil tersenyum di paksakan.

Alex menyeringai dengan Ana yang langsung menurut dengannya. Tapi dengan ancaman terlebih dahulu.

Lalu Alex menjalankan mobilnya untuk menuju kearah rumahnya. Di tengah perjalanan Alex mampir terlebih dahulu di butik.

"Turun!" Perintah Alex kepada Ana dan Ara.

Ara dan Ana saling menatap bingung. Buat apa mereka mampir kearah butik. Sementara Alex melangkahkan kakinya kearah butik dan dibelakangnya diikuti oleh Ana dan Ara.

Hingga lonceng pintu butik berbunyi, karena pintunya yang di buka oleh Alex.

"Selamat datang, tuan Alex," sapa pemilik butik dengan ramah.