webnovel

LOVE SICKNESS

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Kim Caerin, wanita cantik berdarah Korea yang bekerja sebagai wanita penghibur di salah satu tempat hiburan malam hanya untuk sesuap nasi. Akan tetapi siapa yang sangka, kalau dalam sekejap kehidupan nya akan berubah. Dan siapakah gerangan yang akan merubah kehidupan Caerin? Itu semua terjadi karena seorang pria yang hadir di dalam kehidupan kelam nya. Pria tampan yang secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Caerin. Dengan tidak memperdulikan pekerjaan hina yang selama ini Caerin lakukan. Lantas bagaimana? Apakah Caerin akan menerima kehadiran pria itu? Entah lah, kita lihat saja nanti.

Blueside · Urban
Not enough ratings
427 Chs

NINETEEN

Dua sepupu itu saling berjalan berdampingan, dengan masing-masing mereka yang memegang segelas ice americano.

Siapa lagi kalau bukan, dua Yoon itu.

Jaehyun meminum ice americano miliknya. "Hmmm... tidak buruk," ucap Jaehyun.

Taeguk tersenyum kecil. "Kau ini, benar-benar sudah seperti orang Perancis saja," ucap Taeguk.

Jaehyun menoleh. "Aku kan sebelumnya sudah bilang kepada mu..." canda Jaehyun.

Kedua sepupu itu berjalan memasuki gedung pencakar langit itu, dan langsung memasuki lift yang terbuka.

"Kau ingin langsung ke ruangan mu?" tanya Taeguk.

Jaehyun menggeleng. "Tidak, kita akan ke ruang karyawan terlihat dahulu," jawab Jaehyun.

Taeguk mengangguk. "Baiklah kalau begitu."

Jari telunjuk Taeguk menekan angka sepuluh pada tombol lift itu, yakni lantai dimana para karyawan Jaehyun berada.

"Mereka pasti terkejut karena melihat kedatangan mu," ucap Taeguk.

"Tidak juga, karena beberapa karyawan ku telah melihat ku waktu itu," ucap Jaehyun.

Yah, ini kan bukan kali pertama ia datang ke perusahaan miliknya semenjak ia tiba di Seoul. Ini sudah yang kedua kali ia ke perusahaan miliknya.

Tidak perlu menunggu hingga lima menit lamanya, pintu lift itu sudah terbuka.

TING

Jaehyun dan Taeguk berjalan keluar dari lift itu, karena telah sampai di lantai yang ingin mereka tuju.

"Bisa kau pegang kan ini untuk ku Taeguk-ah," ucap Jaehyun.

Taeguk mengangguk. "Tentu, apa yang tidak untuk sepupu ku," Taeguk mengambil segelas ice americano itu dari Jaehyun.

Mereka berdua berjalan di koridor itu, dan kedua nya langsung melihat deretan puluhan komputer yang di dalam ruangan itu.

"T-Tuan Jaehyun..."

"Eoh! Tuan J-Jaehyun!"

"Y-yak! itu Tuan Jaehyun dan Tuan Taeguk..."

Semua karyawan yang ada di dalam ruangan itu, langsung berdiri dari tempat duduk mereka.

Karena melihat kedatangan CEO mereka Yoon Jaehyun dengan sepupu nya Yoon Taeguk yang selama ini memimpin mereka, saat Jaehyun tidak ada.

"SELAMAT DATANG TUAN JAEHYUN!" ucap semuanya dengan bersamaan dan membungkuk kan badan mereka.

"Terima kasih..." ucap Jaehyun yang juga membalas dengan membungkuk kan badan nya.

Semua pasang mata yang ada di dalam ruangan itu menatap ke arah dua sepupu itu, yang merupakan cucu keluarga Yoon.

Sebagai karyawan di Le Futur Crop mereka semua tentu tahu siapa itu keluar Yoon dengan segala kekayaan yang mereka miliki.

Yang mana salah satu cucu dari keluarga Yoon itulah yang menjadi CEO mereka dan pemilik perusahaan ini.

Jaehyun memasukkan kedua tangan nya di dalam kantong celana nya. "Maafkan aku, karena sebelumnya tidak memberitahukan kepada kalian jika aku akan datang kembali ke Seoul," ucap Jaehyun.

Kan sudah ia katakan sebelumnya, kalau kedatangan nya ke Seoul tidak ia beritahukan kepada siapapun.

Jadi ia tidak merasa heran, melihat seluruh karyawan nya terkejut melihat kedatangan nya yang tiba-tiba ini.

"Aku hanya ingin memberitahukan kepada kalian, kalau Tuan Taeguk masih akan menjadi CEO kalian untuk beberapa waktu ke depan," sambung Jaehyun.

Taeguk yang mendengar ucapan Jaehyun langsung menoleh dan membulatkan kedua matanya.

Taeguk menyenggol lengan Jaehyun dengan pelan. Tapi Jaehyun sama sekali tidak menghiraukan senggolan dari sepupunya itu.

Jaehyun melihat wajah para karyawan nya. "Kalian dengar dengan apa yang baru ku ucapkan?" tanya Jaehyun.

"KAMI MENDENGAR NYA TUAN JAEHYUN!" jawab para karyawan itu.

Jaehyun tersenyum kecil. "Tapi perlu kalian ingat... bukan berarti aku tidak mengawasi kalian. Baiklah, lanjutkan pekerjaan kalian," ucap Jaehyun yang lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

"BAIK TUAN JAEHYUN!"

Dan Taeguk segera menyusul Jaehyun sepupunya itu yang sudah berjalan pergi duluan.

...

Kedua kaki jenjang nan putih mulus yang berbalut jeans berwarna hitam itu berjalan masuk ke dalam sebuah cafe.

Cafe itu berada di dalam salah satu mall yang ada di ibu kota Korea Selatan itu, Seoul.

Caerin melihat ke sekeliling cafe itu.

"Caerin-ah di sini!"

Caerin langsung menoleh begitu mendengar suara yang sangat ia kenali itu dan di sana lah ia melihat sahabatnya yang sedang melambaikan tangan nya.

Ia langsung tersenyum begitu melihat Min-Jun, ia pun berjalan ke arah meja yang di tempati oleh sahabatnya itu.

"Maaf, kau pasti sudah lama menunggu ku," Caerin menarik kursi itu lalu mendudukkan dirinya.

Min-Jun menggeleng. "Tidak juga, jangan khawatir aku baru saja tiba beberapa menit yang lalu," ucap Min-Jun.

Yah, Min-Jun juga belum terlalu lama tiba di cafe itu menunggu kedatangan Caerin sahabatnya.

Jadi seperti yang ia katakan, kalau Caerin tak perlu khawatir akan hal itu.

Caerin kemudian melihat ke arah meja itu. "Eoh, kau sudah memesan makanan nya?" kaget Caerin.

Ia baru sadar, kalau di atas meja makan berbentuk bundar itu telah tersaji beberapa makanan dan minuman.

Min-Jun mengangguk. "Ya, aku sudah memesan nya. Agar kita tidak perlu menunggu lagi," jawab Min-Jun.

Seperti yang ia ucapkan, ia terlalu malas jika harus menunggu lagi pesanan mereka di buat kan. Jadi ia memutuskan untuk memesan semua nya terlebih dahulu.

Untung saja ia tahu dan hafal betul dengan makanan hingga minuman kesukaan Caerin sahabat nya.

"Nah... sekarang, ayo kita makan!" ucap Min-Jun yang membuat Caerin tersenyum.

Dua sahabat itu makan di dalam cafe itu sambil mengobrol antar satu sama lainnya, juga sesekali tertawa karena obrolan mereka berdua.

Min-Jun memasukkan kentang goreng itu ke dalam mulutnya. "Oh iya, bagaimana dengan pelanggan mu waktu itu?"

Caerin menatap Min-Jun. "Baik, dia pria baik juga ramah. Dia cukup bercerita banyak hal kepada ku," jawab Caerin.

Yah, pelanggan nya waktu itu merupakan pria yang cukup muda. Pria itu juga sangat ramah dan cukup lama berbincang dengan nya.

Pelanggan nya juga jauh lebih menguntungkan dari pada yang sebelumnya.

Min-Jun tersenyum. "Benarkah?"

Caerin mengangguk. "Iya, dia pria yang sangat baik," ucap Caerin.

"Lalu... bagaimana dengan itu?" tanya Min-Jun.

Caerin mengerutkan alisnya. "Itu apa maksudmu?" bingung Caerin.

Min-Jun memutar matanya dengan malas. "Oh... ayolah! kau pasti tahu apa maksud ku," ucap Min-Jun sambil menaikkan turun alisnya.

Caerin terdiam sejenak, setelah berhasil memproses apa yang di maksud oleh Min-Jun, ia langsung menjentikkan jarinya.

"Ah! dia sangat lembut..." jawab Caerin yang sudah paham dengan maksud sahabatnya itu.

Min-Jun tersenyum. "Benarkah?"

Caerin mengangguk. "Iya, kami bermain dengan sangat lembut dan dia sangat gentle," ucap Caerin kembali..

Nah, sekarang kalian mengerti bukan dengan maksud dari pernyataan Min-Jun kepada Caerin.

Jadi aku tidak perlu lagi menjelaskannya kepada kalian.

"Jinjja?! oh... aku tidak mengerti kalau dia pria yang akan bermain dengan lembut," ucap Min-Jun.

Caerin tertawa kecil. "Aku juga," ucap Caerin sambil menyelipkan anak rambutnya.

Caerin yang merasa sedikit terganggu dengan anak rambutnya yang terus menutup pandangan nya, kemudian membuka tas miliknya.

Tangan kanan nya mencari sesuatu di dalam tas miliknya itu. "Dimana yah... perasaan aku meletakkan di dalam ta-- astaga!" seru Caerin dengan tiba-tiba.

Min-Jun yang melihat hal itu mengerutkan alisnya. "Ada apa Caerin-ah?"

Caerin menatap Min-Jun. "Jepit rambut ku yang baru ku beli kemarin, aku meninggalkan di bus yang tumpangi tadi!" ucap Caerin yang baru mengingat jepit rambut nya.