webnovel

Love Rules

Seorang gadis bernama Alesha menjadi korban bully karena wajahnya yang buruk, namun beraninya Ia mencintai salah satu senior tampan dan primadona dikampusnya. Alesha adalah mahasiswi fakultas hukum, Ia mengambil jurusan itu semata-mata ingin membalas dendam masa lalu keluarganya. Hanya karna masalah sepele dan karena keluarganya tidak mampu membayar pengacara. Ayahnya pun harus masuk kedalam jeruji besi dan diperlakukan secara tidak adil. Hingga suatu saat Ia mengalami kecelakaan hebat. Alih-alih karena kecelakaan itu membuat keadaannya makin buruk, malah justru sebaliknya. Sampai akhirnya dia mengalami cinta segitiga dengan 2 pria tampan. Akankah kisah cinta Alesha terbalas? Pria mana yang Alesha pilih sebagai pemenang hatinya? Dan bisakah Alesha membalas dendam masa lalu keluarganya ? Pantau selengkapnya hanya di "Love Rules".

Misyaa_ · Teen
Not enough ratings
11 Chs

Kampus Impian

Terlihat seorang gadis mengenakan pakaian putih abu-abu dengan kaos kaki sebelah hitam sebelah putih, dan rambut dikuncir dua,serta sebuah papan didadanya bertulisakan "wonder woman penyelamat dunia" sedang berlari-lari di gang sempit menuju jalan raya. Disepanjang gang anak-anak menertawakan dirinya sebab pipinya yang bertompel ditambah rambutnya yang dikuncir dua membuat ia terlihat cupu. Dia pun hanya diam mendengar ledekan anak-anak itu.

Gadis itu bernama Neoma Alesha Anindya, yang biasa disapa Alesha, Ia akan melaksanakan program Ospek dikampus barunya, kampus yang selama ini Ia impi-impikan.

Sesampainya diujung gang, Ia berhenti sejenak sambil membungkukan badan memegangi lututnya yang keram, Ia terlihat pucat akibat kelelahan.

"Aku tidak boleh terlambat ke kampus, ini hari pertamaku, aku harus semangat," ucapnya lirih

"Semangatttttt...!!!" Teriak dia dengan keras dipinggir jalan, membuat orang-orang disekelilingnya tertuju pada dirinya, orang-orang menatap dengan wajah kebingungan bahkan sampai ada yang menertawakan Alesha. Alesha pun hanya tersenyum tipis membalas pandangan orang-orang tadi. Ya begitulah sikap Alesha yang cupu dan konyol.

Baru berhenti sejenak tiba-tiba Ia melihat sebuah angkot yang akan menuju kampus harapan bangsa melintas didepannya, dia pun berlari lagi mengejar angkot tersebut sambil melambai-lambaikan tangannya meminta kepada sang sopir untuk berhenti.

"Bang kiri, kiri bang, bang...." Teriaknya dengan nafas terengah-engah.

Kemudian angkot tersebut akhirnya berhenti. Namun sayangnya angkot itu penuh, kemudian sang kernet meminta maaf jika angkotnya sudah penuh, tapi Alesha memohon agar dirinya bisa ikut diangkot tersebut.

"Pak saya mohon pak, izinin saya ikut di angkot bapak ya? Saya mau ke kampus pak, ini hari pertama saya masuk kampus pak, pak saya mohon pak, tolongin saya," pinta Alesha dengan wajah memelas.

"Tapi neng didalem sudah penuh,kasian orang yang didalem. Kalau neng mau berdiri dipintu sama saya, ya nggapapa," Ucap kernet itu

Alesha pun terdiam sambil memikirkan tawaran sang kernet,

"Aku cewe masa berdiri dipintu si, tapi kalau aku ngga ikut harus jalan kaki ntar telat dong," ucapnya dalam hati.

"Gimana neng jadi ngga, kasian nih penumpang yang lain nanti telat" tanya sang kernet dengan nada sedikit nyolot.

Lalu para penumpang pun menyautnya, "Iya gimana si kalau mau ya ikut, kalau ngga yaudah bilang ngga, kita juga lagi buru-buru," ucap salah satu penumpang.

"Iya deh iya saya ikut, maaf ya ibu-ibu, bapak-bapak, adek-adek, kakak-kakak" ucap Alesha.

Akhirnya Alesha pun menuju kampus dengan berdiri dipintu. Ia menikmati suasana udara pagi ditemani matahari yang bersinar membuat keadaan benar-benar indah dipandang. Ia juga berharap dengan memulai kuliah dikampus barunya menjadi awal yang baik untuk merubah kehidupan dirinya dan orang tuanya.

Sesampainya dikampus Ia terkejut melihat kampusnya yang begitu besar dan rapi seperti di drakor-drakor series, dia pun terus menatap satu persatu dengan seksama menikmati keindahan kampus impiannya itu. Walaupun dia bisa sekolah disitu karena beasiswa bukan seperti siswa-siswi lain yang memang mampu bersekolah disitu, tapi itu tak membuat gadis itu berkecil hati. Justru itu menjadi motivasi untuk dia lebih rajin belajar agar kelak bisa menjadi orang yang sukses.

Kemudian Alesha berjalan menuju kelas sambil melihat-lihat keadaan sekelilingnya, disepanjang koridor orang-orang menertawakan dan mengata-ngatai serta memanggil-manggil dirinya dengan sebutan cupu,tompel,si jelek. Ia pun tak menghiraukannya. Ia terus berjalan menuju kelasnya,

"ya Allah apakah ini aku tidak bermimpi? apa benar semua orang membenci wajahku? seburuk itukah aku?" Ia pun mulai merasa insecure.

"Aku pasti kuat, sabar,tahan, jangan baper." sambungnya dalam hati sambil terus berjalan.

Mereka tak henti-hentinya terus meledek Alesha. Tiba-tiba datang seorang perempuan cantik,tinggi,mancung,matanya bulat dan body goals, Ia adalah Vanessa. Lalu Ia menepuk pundak Alesha, seraya bertanya,

"Hehh tompel ngambil prodi apa lo," ucapnya dengan santai.

Alesha tidak menjawab pertanyaan dari Vanessa, Ia hanya melongo menatapi wajah Vanessa. Ia berpikir jika seandainya dia cantik dan tinggi seperti Vanessa mungkin Ia akan jauh dihargai oleh orang-orang. Ia tersenyum-senyum tipis membayangkan dirinya berubah cantik seperti Vanessa dan menjadi primadona di kampus. Vanesa yang melihat tingkah Alesha yang aneh itu pun langsung teriak.

"Hehh! ngapain senyum-senyum! lagi mimpi berubah jadi cantik kaya gue lo?! hahaha jangan mimpi! itu ngga bakal mungkin!" kata Vanessa dengan sombongnya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kalau jelek ya jelek aja," sambung Gendis sahabat Vanessa yang dikenal tomboy.

Alesha pun tersadar dari lamunannya dan merasa malu, kenapa dia menginginkan hal yang tidak mungkin terjadi pada dirinya.

"Gue nanya situ jurusan apa?! Tanya Vanessa mengulang pertanyaan tadi.

"Sa sa sa saya?" Jawab Alesha lirih dengan nada ketakutan.

"Yaiyalah lo! Siapa lagi?! Please deh kan yang dihadapan gue tuh elo!" Kata Vanessa.

Alesha hanya terdiam dan menunduk mendengarkan Vanessa, Ia tidak menjawab pertanyaan yang diberikan Vanessa. Sampai Vanessa mengulang kembali pertanyaan itu.

" Heh.. kok lo diam aja si? Lo ngga bolot kan?" Tanya Vanessa.

"Eng... eng... engga kok," jawab Alesha terbata-bata.

"Terus kenapa lo diam aja gue tanyain?!" Kata Vanessa.

"Emang kamu tadi nanya apa?" Kata Alesha

"OMG, bener-bener Bolot ni orang! ngeselin banget si lo!" Seru Vanessa sambil mendorong Alesha.

"Ternyata selain cupu,tompel,kucel, jelek, dan lola. Bolot juga yah lo!" Ucap Karin sahabat Vanessa.

Seketika seluruh kampus ikut menertawakan dan meledek Alesha habis-habisan. Alesha pun tak kuasa menahan malu, dia ingin sekali menangis namun apalah daya Ia tidak mau terlihat cengeng, Ia mencoba menahan segala rasa yang campur aduk dihatinya. Beberapa saat kemudian cemoohan itu tidak berhenti-berhenti dia pun tidak kuasa menahan air matanya lalu memutar badan dan berlari menuju toilet sambil menangis terisak. Disepanjang jalan Ia melihat orang-orang yang terus mengatainya.

Sampai di toilet, Ia pun menutup pintu dengan kencang dan menangis dibaliknya. Alesha merasa menjadi manusia paling buruk, bukan hanya buruk rupa tapi Ia juga merasa tidak sebanding dengan siswa-siswi dikampusnya. Bahkan seorang anak kecil pun berani meledeknya apalagi teman-teman dikampusnya yang jelas-jelas mereka lebih segalanya dibandingkan dengan dirinya.

Satu jam berlalu Alesha masih berada didalam kamar mandi, Ia takut untuk keluar. Dia terus membayangkan jika nanti dia keluar pasti akan dipermalukan lagi oleh Vanessa dan teman-temannya, pasti dia akan kena bully anak-anak seluruh kampus, dia juga takut kalau mereka akan menganiaya dirinya sedangkan tidak ada satupun orang yang memperdulikannya,tidak ada orang yang mau menolongnya dari mereka, dan tidak ada yang mau berteman dengannya.

Tak lama kemudian terdengar suara kaki yang berjalan menuju kamar mandi tempat Alesha. Alesha pun semakin takut dia berpikir kalau itu adalah Vanessa dan temannya. Dan ternyata memang benar itu adalah Vanessa, Karin, Gendis, Caca, dan Melly atau biasa disebut "The Gotcha Girls". Mereka adalah geng yang paling terkenal dan ditakuti dikampus. Selain karena cantik, mereka juga sangat berpengaruh dikampus karena orang tuanya merupakan penyalur donasi tertinggi terutama orang tua Vanessa.

"Hehh tompel,ngapain si lo betah banget didalem!" Kata Gendis.

"Jorok banget si lo!" Sambung Vanessa.

"Apa jangan-jangan lo udah mati? Lo bunuh diri? OMG takuttt," saut Melly dengan wajah gemesnya.

Alesha pun hanya terdiam. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun sampai akhirnya Vanessa mengatakan kalau kakak-kakak BEM udah dateng dan sebentar lagi kegiatan Ospek akan dimulai.

Alesha pun mau tidak mau harus mengikuti Ospek tersebut, walaupun ia masih takut untuk bertemu orang-orang ditambah ia juga takut akan mendapat perlakuan seram dari para senior.

Ia tak henti-hentinya berpikir bagaimana nasibnya setelah keluar dari kamar mandi dan nasibnya ketikan dilapangan Ospek. Ia terus memikirkan itu sembari mengerutkan keningnya.