14 RENCANA PENJEBAKAN DARI SPONSOR HIDUNG BELANG

Bella saat itu bisa merasakan dengan jelas bahwa Aiden—pria yang berdiri di sampingnya, terus saja melirik kepada Amelia yang berada di seberang sana.

Senyuman yang sangat mempesona itu membuat Bella benar-benar sakit hati. "Tak pernah dia tersenyum seperti itu pada wanita manapun. Sebenarnya apa yang menjadi kelebihan dari wanita itu?" Bella melirik pada Amelia yang terlihat tidak senang dengan tatapan Manis dari Aiden.

Padahal beribu-ribu wanita ingin mengantri untuk mendapatkan sedikit saja senyuman dari pria tampan itu, akan tetapi Aiden sama sekali tidak pernah memberikan bahkan selalu bersikap dingin bagaikan kulkas 12 pintu yang tertutup rapat tanpa memiliki kunci cadangan sedikitpun.

"Bagaimana penampilanku?" Tanya Aiden pada sekretaris wanitanya yang kerap dia siapa dengan sekretaris Wong (Bella Wong).

Bella sontak langsung berbalik dan menghapus ketidaksenangan yang ada pada raut wajahnya. "Ya Tuan. Tuan terlihat sangat sempurna dan juga sangat menawan seperti biasanya."

"Bagus! Kalau begitu mari kita masuk ke dalam!" Bella sontak mengganggu dan berjalan mengikuti langkah kaki Aiden untuk masuk ke dalam sana.

Hingga beberapa saat kemudian pria itu pun berhenti tepat di hadapan Amelia dan juga Katy yang juga hendak masuk ke dalam.

"Wah, kita bertemu lagi Amelia Casey. Apa kabar?" Pria itu pun sedikit mendekatkan wajahnya pada telinga Amelia sembari berbisik kepadanya. "Kau sama sekali tak melupakan bahwa kau masih memiliki hutang padaku, kan?"

Amelia sontak terperanjat. Seandainya saat itu Amelia bisa memukul wajahnya, maka wanita yang benar-benar kesal itu pasti akan melakukannya dengan senang hati.

Dengan memaksakan senyuman di wajahnya, Amelia pun membalas perkataan dari pria arogan itu. "Ya, kau sama sekali tak perlu khawatir, Tuan muda yang TER-HOR-MAT! Aku pasti akan mengembalikan uangmu bahkan lebih dari apa yang bisa kau bayangkan."

"Bagus!" Sontak pria tampan itu pun kembali tersenyum dan membuat Amelia sedikit salah tingkah. "Kalau begitu ... Aku akan menunggu kabar berikutnya darimu." Aiden kemudian melangkah pergi bersama dengan Bella yang mengganggu kepada Amelia dan juga Katy sebagai bentuk penghormatannya.

Sementara itu pada saat yang sama, Amelia benar-benar tidak percaya bahwa ada pria yang sebegitu tidak tahu malunya seperti pria yang baru saja ia temui sekali lagi.

"Sial! Brengsek! Pria itu benar-benar tidak tahu malu. Padahal dia yang telah melakukan segala tindak kriminal dan juga memaksa pekerjaan padamu. Akan tetapi kenapa kau tetap diam saja dan malah berbicara seperti itu padanya?" Katy masih memperdebatkan bagaimana perlakuan dari Aiden yang dikatakan oleh Amelia bahwa pria itu menyuruhnya bekerja bagaikan lebih dari pembantu lagi di rumahnya.

Amelia sama sekali belum memberitahukan kejadian yang sebenarnya kepada sahabatnya itu, sehingga sahabatnya itu terus saja mengira bahwa Aiden adalah pria bejat yang hanya melakukan sesuatu dengan apa yang ia inginkan saja.

"Ahahaha! S-sudahlah! Kalau begitu Mari kita langsung masuk saja ke dalam. Aku benar-benar merasa kedinginan, Katy!" Amelia terlihat sedikit mengusap-ngusap bahunya yang saat itu sedang mengenakan dress tanpa tangan dan punggung yang terbuka.

Katy kemudian langsung mengajak sahabatnya itu masuk ke dalam setelahnya.

***

Baru saja mereka berdua menginjakkan kaki pada pintu utama dari gedung raksasa itu, Katy dan Amelia benar-benar dibuat terpana dengan segala aksesoris dan juga hiasan yang ada di dalam ruangan itu.

"Benarkah ini? Benarkah kita datang pada acara Jade Marcela? Wow! Aku tidak pernah menyangka bahwa pria itu akan memberikan undangan secara resmi kepadamu, Amelia. Padahal yang sering aku dengar bahwa dia itu adalah hidung bepang-"

"Huh!?" Amelia sontak berbalik pada sahabatnya itu ketika mendengarkan Katy mengatakan bahwa pria yang mengundangnya adalah pria yang tidak baik dan hidung belang.

"Ah. Hahahaha. Tidak ... Aku sama sekali tidak mengatakan sesuatu."

Amelia pun menatap sahabatnya itu dengan tatapan tajam yang menyelidik. "Benarkah kau tak mengatakan sesuatu? Padahal tadi jelas aku mendengar bahwa kau mengatakan Jade Marcela adalah pria hidung belang, kan? Benar?" Tanya Amelia sekali lagi kepada sahabatnya.

"Hahaha. T-tidak mungkin! Tidak mungkin aku mengatakan hal seperti itu." Katy kemudian mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. "B-Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke arah? Siapa tahu saja di sana ada beberapa orang yang bisa kita targetkan sebagai sponsor selanjutnya. Mau kan? Ayo!" Wanita itu pun langsung menarik tangan Amelia begitu saja dan pergi menjauh sembari mengalihkan pembicaraan yang sebelumnya mereka bicarakan.

Pada saat yang sama, terdengar Jade Marcela—pria yang mengundang Amelia secara resmi itu sedang berbicara di ruangan privasi dengan beberapa sponsor dari perusahaan besar yang tua dan sudah memiliki istri, anak.

"Bagaimana? Apakah benar yang kau katakan bahwa malam ini kita akan kedatangan seorang model yang cantik jelita?" Tanya salah satu pak tua yang saat itu sedang dikelilingi oleh dua gadis manis yang sedang menuangkan minuman padanya.

Jade Marcela kemudian tersenyum sambil mengeluarkan sebuah berkas yang mana di dalamnya itu berisi profil dan juga foto dari Amelia.

"Ini!" Dia menaruhnya di atas meja. "Dia adalah satu-satunya wanita yang bisa kalian tawar malam ini. Dia akan menerima apapun yang kalian tawarkan. Karena apa? Terlebih dahulu bahwa wanita itu sedang memiliki hutang yang sangat banyak, dan dia membutuhkan uang secepatnya untuk melunasi utang-utangnya itu." Jade terlihat sangat mahir dalam menangani hal seperti itu dengan para sponsor hidung belang yang ada di hadapannya.

Tak hanya mahir, namun pria itu benar-benar telah menjual beberapa model cantik yang terlilit hutang dan tak memiliki pilihan lainnya untuk terus bertahan hidup.

"Bagaimana?" Pria itu kembali mengiming-imingi mereka dengan foto Amelia yang cantik saat itu. "Apakah di Antara kalian ada yang tertarik untuk membelinya?"

Keempat pria tua bangka yang saat itu sedang ngiler sambil menatap paras rupawan Amelia pada foto yang ditampilkan oleh Jade itu, sontak langsung berebut siapakah diantara mereka yang akan memberikan harga tertinggi untuk mendapatkan wanita itu.

Tentu saja, Amelia sama sekali tidak mengetahui hal itu dan datang begitu saja karena dijanjikan bahwa dia akan mendapatkan sponsor.

"Baiklah! Kalau begitu ... Langsung saja kita vote siapa yang memberikan harga tertinggi untuknya!"

***

Di sisi lain, Amelia pun segera dipanggil oleh kaki tangan Jade untuk menghadiri pertemuan di tempat private itu.

"Nona Amelia Casey?" Wanita itu bertanya kepada Amelia yang saat itu sedang mencicipi beberapa coklat di atas meja makan.

"Hmm? Ada apa?" Amelia berbalik dengan mulutnya yang dipenuhi coklat.

"Nona, Tuan Jade mengatakan bahwa sudah waktunya untuk bertemu dengan para sponsor yang telah dijanjikan."

Mendengarkan hal itu, tentu saja Amelia sama sekali tak bisa menyembunyikan perasaan senang yang ada di dalam hatinya. Akan tetapi pada saat yang sama, dia sebenarnya telah diperingatkan oleh Katy jika ada pertemuan pergi bersama dengannya, dan jangan sampai memilih pergi sendirian.

Amelia yang saat itu telah menunggu sahabatnya pergi lebih dari 15 menit, kemudian memilih untuk pergi sendirian saja.

"Hmm? Baiklah kalau begitu! Nanti katakan pada manajerku untuk mengikutiku setelah ia kembali ke sini. Oke?"

"Baiklah Nona!" Wanita itu pun langsung mengikuti kaki tangan Jade pergi ke ruangan private di mana mereka akan bertemu dengannya.

Pada saat yang sama, Aiden yang tak sengaja melihat Amelia pergi dari tempatnya, sontak langsung melirik bingung dari tempatnya.

"Mau kemana dia?"

avataravatar
Next chapter