*tunggu judul keluar dulu, sabar*
Seperti keramik yang retak, perlahan aku mencoba kembali menyusun puing retakan itu. Memang kembali utuh, tetapi tidak sesempurna sebelumnya. Aku kembali memulai semuanya dari awal, membiasakan diri tanpa hadirnya lagi, kembali mencoba mandiri menjalani hari.
Mengubah kebiasaan yang dulu sering aku lakukan dengannya menjadi aku lakukan sendiri. Menghindari beberapa tempat yang dulu sering aku datangi berdua dengannya. Hanya itu cara satu-satunya yang dapat membuat aku perlahan kembali kuat, walau sebenarnya aku tertatih untuk membalik lembaran kehidupanku sendiri.
Drrt drrt drrt!
Benda tipis di atas tumpukan dokumenku bergetar pelan, di saat aku sedang mencoba untuk menyelesaikan pekerjaanku. Setengah malas aku mengambil benda itu lalu mendapati nama ayah muncul di sana. Jempolku menggeser tombol hijau yang ada di bagian layar bawah. "Hallo?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com