Soraya kembali termenung lagi. Kali ini sambil menatap layar ponsel pada tangannya. Semua itu gara-gara Liam yang mengakhiri telepon tanpa permisi. Sungguh tidak sopan!
Kemudian Soraya kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas, lalu meraih gelas minumnya untuk menikmati beberapa tegukan minuman bersoda itu. Terasa nikmat di tenggorokannya, cocok di lidahnya. Dahaganya pun seketika lenyap begitu saja.
Sepasang remaja yang tadi sempat duduk di meja sebelahnya, kini sudah menghilang tanpa jejak. Entah sejak kapan remaja romantis itu mulai hengkang dari sana. Padahal Soraya sudah mulai terbiasa dengan cara mereka bercanda. Sebab sesekali Soraya mendengarkan candaan itu.
Lagi-lagi Soraya teringat akan isi perutnya saat ini. Dia mulai menyesali kehidupannya yang dulu. Seakan tidak ada habisnya, Soraya terus-terusan merutuki nasibnya saat ini dalam hati.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com