webnovel

LOVE NEVER ENDING

Fernando, pria yang dijuluki sebagai pangeran es di sekolah Merry ternyata adalah anak dari siluman naga dan manusia biasa. Merry dan Fernando yang pada awalnya tidak memiliki rasa kini mereka menjalin cinta yang tidak mungkin dilanjutkan. Fernando yang sudah dijodohkan dengan teman masa kecilnya yang adalah siluman ular, harus menikah dengan Elsha demi menyelamatkan nyawa ibunya, sedangkan Merry jika ia berani melanjutkan hubungan dengan Fernando akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Apakah yang harus dipilih oleh pasangan ini? melanjutkan hubungan atau harus mengakhirinya?

agnes_riana · Fantasy
Not enough ratings
57 Chs

AKU SUNGGUH MENCINTAIMU

Merry berusaha membuka matanya, kepalanya sangat pusing sekali.

"Aku dimana?" Merry berusaha bangun, ia melihat ke sekeliling kamar yang cukup luas, dengan sebuah tempat tidur, televisi didepan kasur, dan dua buah sofa kecil yang terletak di sisi samping tempat tidur.

"Tunggu… ini bukannya di…" belum selesai Merry berbicara, keluarlah seorang pria dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Benar sekali Merry, kamu berada di rumah peristirahatan ku. Apa kamu sudah bangun?"

"Andrew…!! Apa yang kamu lakukan?" Merry berusaha keluar, tapi langkahnya terhenti, tangan Andrew terlalu kuat memegang tangannya.

Andrew dengan kasar menyudutkan wanita yang dicintainya disebuah dinding, dan memegang kedua tangan Merry hingga wanita itu tidak bisa lagi bergerak.

"Dengar Merry, apa kamu tidak tahu bahwa aku sangat mencintaimu? Aku ingin kita kembali seperti dulu, dan aku ingin kita menikah setelah lulus. Kamu adalah gadis yang cantik, dan pintar, sedangkan aku adalah anak seorang pengusaha, pewaris perusahaan terkenal, jika kita menikah, masa depan kita akan indah, tetapi.. tetapi mengapa kamu tidak mau kembali bersamaku!!!" wajah Andrew sangat dekat sekali dengan wajah Merry saat ini.

"Hentikan Andrew!!! Kamu tidak mencintaiku!! Kamu hanya terobsesi kepadaku saja!! Sifat mu yang posesif dan perilaku kasar mu kepadaku, apa kamu lupa semua itu?!!!" bentak Merry dan ia segera menundukkan kepalanya, menghindari wajah Andrew yang semakin lama semakin mendekat.

Andrew yang memiliki masalah dalam temperamennya, semakin erat menggenggam tangan Merry, hingga Merry mulai kesakitan, dan tangan kanannya mengangkat dagu Merry dengan kasar hingga kini wajah mereka saling berhadapan.

"Aku terobsesi denganmu!! Hahaha lucu sekali! Apa kamu tidak bisa membedakan cinta dan obsesi? Asal kamu tahu, jika pada malam hallowen kamu tidak pergi dengan Fernando dan berdansa dengannya, kamu tidak akan mengalami ini!! Saat ini kamu adalah milikku dan selamanya kamu juga adalah milikku!!!" Andrew dengan paksa mencium bibir Merry, tangan kiri Merry melayang menampar wajah Andrew. Andrew yang emosi langsung mendorong Merry ketempat tidur.

"Hentikan Andrew!! Fernando hanya melindungi ku dari kamu! Selama ini aku yang minta tolong padanya agar melindungi ku, dia tidak ada hubungannya dengan semua ini! Apa kamu tahu mengapa aku tidak mau kembali kepadamu? Dan apa saja yang kamu lakukan selama kita pacaran?!" teriak Merry.

"Plakk!!!" sebuah tamparan keras mendarat di wajah Merry.

"Ya, aku ingat bagaimana aku mengekang mu dan melarang mu bergaul dengan Fanda dan beberapa teman priamu! Itu aku lakukan agar kamu aman dan tidak diganggu mereka! Apa kamu tidak sadar? Aku sangat mencintaimu Mer!! Aku tidak mau kamu selingkuh dengan teman priamu itu!!!"

"Kalau kamu mencintaiku seharusnya kamu tidak menyakitiku! Hiks.. hiks.. tidak hanya itu kamu sempat mau memperkosaku sewaktu kita masih pacaran, apa kamu lupa semua itu Andrew!!! Kesalahanku adalah satu yaitu menjadi pacarmu!!!" baru saja selesai Merry mengatakan kalimat tersebut, Andrew segera melompat ke kasur, sehingga tubuh mereka saling bertumpuk.

Andrew mendekatkan bibirnya ke telinga Merry dan berbisik, "Apa kamu tahu Mer, sejak saat itu aku sudah mengangapmu sebagai istriku, apa aku salah jika aku ingin menikmati tubuh istriku?? Dan dengar setelah ini aku akan menghabisi Fernando agar ia tahu bagaimana rasanya mempermainkan wanita yang aku cintai!"

"Tidak… kamu gila…. Fernando tidak ada hubungannya.. akh…" Merry tidak bisa berkata apa-apa, Andrew mengigit lehernya, rasa sakit yang tidak bisa ditahan, Andrew terus mencium dan mengigit leher Merry dengan kasar hingga terluka, dan tiba-tiba..

"Braaakkk" pintu terbuka, Andrew menoleh kebelakang, tanpa diduga Fernando datang dengan kemarahan yang luar biasa.

"Menjauh dari Merry!!!" Fernando berlari dan menghajar Andrew.

Andrew yang tidak terima berusaha berdiri dan membalas Fernando, namun karena Fernando memiliki tenaga yang lebih kuat, ia mencengkeram Andrew dan menyudutkannya ke tembok, hingga Andrew tidak bisa bergerak.

"Apa yang kamu lakukan?!! Menculik dan melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap Merry!! Kamu pantas mati Andrew!!!"

Tinju melayang berkali-kali di muka dan badan Andrew hingga ia tidak berdaya, Fernando yang masih dikuasai kemarahan terus menghajar Andrew, tanpa mempedulikan seberapa parah luka yang dialami Andrew.

"Stopp.. Stop.. hentikan Nando, jika kamu memukulnya dia akan mati!" teriak Merry yang masih menahan kesakitan.

Seketika itu juga Fernando tersadar, jika siluman membunuh manusia, maka ia akan mendapat hukuman, dan bukan itu saja, keluarga Andrew akan menuntut dirinya, dan rahasianya bisa saja terbongkar.

Fernando melepaskan genggamannya, "Berterima Kasihlah kepada Merry, jika kamu melakukan hal ini lagi, aku tidak akan mengampuni mu!" Fernando langsung mengendong Merry dan membawanya keluar.

"Tunggu.. bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?" Tanya Andrew dengan nada lemah.

"Tidak sulit untuk menemukan rumah peristirahatan pribadi milik keluargamu. Masalah ini rahasiakan dari sekolah dan yang lainnya, jika kamu berani membongkar hal ini, aku juga tidak segan untuk menghancurkanmu!" mata Fernando menatap tajam mata Andrew dan segera berlalu pergi.

***

"Ini minumlah." Fernando membawakan segelas teh hangat, dan memberikannya pada Merry yang masih ketakutan dalam mobilnya.

Merry mengambil gelas tersebut dan perlahan-lahan ia meminumnya. Perasaan malu, sedih, marah, takut bercampur semua dalam dirinya. Jika bisa jujur, Merry tidak ingin memperlihatkan hal tersebut, bagaimana Andrew memperlakukannya. Ia benar-benar malu dihadapan Fernando saat ini.

"Terima kasih sudah menolongku, aku.. aku tidak tahu bagaimana ji..ka.. kamu tidak datang."

Fernando menatap sedih wajah gadis yang duduk disebelahnya, seorang gadis yang sebenarnya rapuh, namun ia berusaha kuat, seorang gadis yang selalu membentak, mengejek bahkan suka memaksanya, saat ini gadis tersebut terlihat lemah dan berkata seakan ia membutuhkan perlindungan.

"Sudah malam, sebaiknya kita pulang, aku akan mengantarkanmu." Ucap Nando, dan ia menyalakan mesin mobilnya.

Merry memegang tangan Nando, "Aku takut… aku tidak ingin pulang…aku.."

Memahami isi hati Merry, ia menghela nafas, "Sudah jam sepuluh malam, sebaiknya kita mencari penginapan di dekat sini."

Fernando membelai rambut Merry dan melanjutkan ucapannya, "Jangan takut, aku ada disini, akan kupastikan dia tidak akan menganggumu."

Sepanjang perjalanan Merry hanya diam, matanya memandang langit-langit malam, bahkan hatinya tidak mengatakan apapun, Fernando beberapa kali melirik gadis yang disebelahnya, ia tahu kejadian tadi bukan kejadian yang bisa diterima oleh gadis manapun, bagaimanapun perbuatan itu sangat memalukan. Fernando memutar mobilnya, dan menuju ke puncak gunung.

"Kenapa berhenti? Ini kan ditengah hutan? Apa mobilnya mogok?" tanya Merry.

"Ayo ikut aku, aku punya tempat yang bagus untuk dilihat, pakai jaketku." Fernando mengandeng tangan Merry dan mereka berdua berjalan menyusuri hutan. Langit semakin gelap, dan udara terasa sangat dingin.

"Apa masih jauh?" tanya Merry sambil mengatur nafasnya.

"Jangan takut," Fernando melihat sekeliling memastikan tidak ada orang, ia menggendong Merry dan terbang ke langit.

"Nando.... kita terbang??? Wow kamu bisa terbang?" ucap Merry yang tidak percaya. Merry begitu terkejut sekaligus senang, ini adalah pertama kalinya ia dapat terbang dan melihat langit malam yang dihiasi bintang dengan begitu jelas. Sampai di puncak gunung, Fernando langsung mendarat.

"Sudah sampai, lihatlah." Ucap Fernando dan Merry sangat kagum melihat pemandangan didepannya, langit yang bertaburkan bintang-bintang yang beralaskan kabut awan di bawah langit.

"Wow indah sekali…" ucap Merry dengan takjub, ketakutannya kini hilang, hamparan bintang yang luas serta lampu-lampu kecil yang menyala membuat langit malam begitu tampak indah.

"Kamu suka?" tanya Fernando dengan senyum manisnya.

"Iya, aku tidak tahu ada tempat seperti ini, indah sekali…" Mata Merry tidak berhenti menatap indahnya langit malam, sambil duduk dirumput yang hijau, dan merasakan hembusan angin malam melewati badannya.

'Syukurlah kamu sudah bisa tersenyum, Mer seandainya kamu tahu, bahwa melihatmu tersenyum adalah kebahagiaan bagiku, dan melihatmu sedih adalah kesedihanku, aku tidak ingin kamu sedih, tetapi aku juga tidak bisa membahagiakanmu selamanya. Mer aku sungguh mencintaimu, aku berharap cinta kita bisa bersatu' ucap Fernando dalam hati, sambil matanya terus menatap wanita yang dicintainya.

"Ndo ada bintang jatuh, ayo buat permohonan." Ucap Merry bersemangat, dan ia segera menutup mata lalu berdoa.

"Apa benar permohonan kita bisa dikabulkan saat bintang jatuh? Hahaa.." canda Fernando.

"Aku berharap semoga permohonanku kali ini akan dikabulkan."

Merry menatap Fernando, demikian juga Fernando, kini mereka berdua saling menatap satu sama lain, Fernando membelai wajah Merry yang mulai terasa dingin, perlahan-lahan wajah mereka semakin mendekat, Merry memejamkan mata, dan Fernando mencium bibir Merry dengan lembut.

***

"Braakkkk!!!!" Andrew membanting gelas kaca yang barusan diminumnya. Ia tidak terima dengan perbuatan Fernando.

"Keterlaluan kamu Ndo! Lihat saja akan aku balas perbuatanmu! Sejak kapan juga dia peduli pada wanita! Dia bisa seberani sekarang karena satu kelompok dengan Merry! Keterlaluan aku tidak terima! Lihat saja akan kubuat kamu menyesal Nando!"

Andrew yang wajahnya masih terluka karena Nando, mengambil telepon dan menghubungi sebuah nomor.

"Ini aku Andrew, dengar aku mau kamu menyelidiki seseorang yang bernama Fernando, untuk alamat dan fotonya akan aku kirimkan! Ingat jangan sampai ketahuan! Cari apa kelemahannya! Paling lambat besok lusa kamu harus memberitahukannya padaku!"

Andrew menutup teleponnya. Ia benar-benar marah dan sangat tidak terima dengan perbuatan Nando.

"Dengar Ndo, aku tidak takut padamu! Kamu sudah memulai perang dengan merebut istriku, kali ini aku yang akan menghajarmu dan membuatmu tidak bisa menemui Merry selamanya! Sebenarnya siapa dia itu sebenarnya? Dia selalu tertutup dan menjaga jarak dengan wanita, tetapi mengapa dengan Merry dia bisa akrab dan bahkan sangat dekat? Sebentar lagi aku akan tahu siapa kamu Nando!"

Andrew merebahkan diri di kasur, ia teringat bagaimana ia mengenal Merry.

Awal mula kelas satu saat masuk ke OSIS, tanpa sengaja ia bertemu seorang gadis berambut hitam lurus dengan panjang sebahu, dan postur badan yang cukup ideal.

"Hai, kamu anak kelas sepuluh A kan?" sapa Andrew.

"Oh iya, kita satu kelas, beruntung ada teman satu kelas hahaha, siapa namamu?"

"Aku Andrew dan kamu?" Andrew mengulurkan tangannya.

"Namaku Merry, salam kenal." Merry membalas uluran tangan pria yang duduk di sebelahnya.

Kegiatan OSIS sangat padat sekali, apalagi saat sedang mempersiapkan acara, hampir setiap hari mereka berdua bertemu baik di kelas ataupun di luar kelas. Selesai kelas mereka berdua harus mengikuti rapat osis, setelah rapat selesai, jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, Merry yang sangat kelelahan, tanpa sengaja berjalan oleng, tiba-tiba Andrew datang menangkapnya.

"Hati-hati donk Mer," ucap Andrew.

"Ah, maaf aku tidak hati-hati." Merry melepaskan pegangannya dari Andrew, dan mereka berjalan menuju kantin sekolah yang masih buka.

"Kamu kenapa belum pulang?" tanya Merry.

"Sebentar lagi aku ada kegiatan basket, hari ini benar-benar melelahkan, aku ingin istirahat." Keluh Andrew.

"Semangat donk, masih kelas sepuluh kita harus menunjukkan bahwa kita adik kelas yang baik, sehingga ketika menjadi kakak kelas kita bisa memberikan contoh kepada adik kelas kita. Aku tahu kamu pasti bisa, semangat kamu pasti bisa, tahun depan kita naik kelas dua, semoga kamu bisa menjadi ketua OSIS sesuai cita-citamu." Ucap Merry yang menyemangati Andrew, membuat hati Andrew berdebar-debar.

Bagi Andrew, Merry adalah wanita pertama yang sangat pintar dan bisa diajak kerja sama dengan baik, bahkan dalam berbicara, ia merasa sangat cocok, seorang wanita yang mandiri. Berbeda dengan wanita-wanita lain yang selalu manja dan ingin diperhatikan terus-menerus, bahkan tidak dapat memahami dirinya dengan baik.

Tanpa terasa mereka naik kelas dua, dan mereka sama-sama memilih jurusan IPA, berkat semangat dari Merry, Andrew berhasil menjadi ketua OSIS, tidak hanya itu mereka juga mendapatkan julukan siswa dan siswi populer karena penampilan dan kepintaran mereka.

"Halo ketua OSIS," sapa Merry saat ia bertemu dengan Andrew di perpustakaan.

"Sendirian Mer? Dimana Fanda temanmu?" jawab Andrew.

"Dia ada keperluan jadi pulang dulu, kamu kenapa belum pulang? Pasti mengerjakan tugas dari ibu Ratna ya?" Merry duduk di depan Andrew.

"Hahaha.. iya tugasnya benar-benar merepotkan… jangan bilang kalau kelasmu juga mendapatkan tugas dari bu Ratna tentang persilangan DNA?"

"Benar sekali, karena itu aku ke perpustakaan, hahaha.."

Mereka berdua tertawa bersama, tanpa disadari seorang siswa dengan tatapan dingin mendekat ke arah mereka.

"Ini perpustakaan jangan berisik!"

Merry memandang heran pria bertubuh gagah tersebut.

"Baik kita tidak akan berisik, maaf ya Ndo." Ucap Andrew dan Fernando segera berlalu pergi.

"Siapa pria tersebut? Apa dia Fernando yang dijuluki anak-anak sebagai pangeran es?" tanya Merry heran.

"Iya kamu benar sekali, dia adalah Fernando, aku satu kelas dengannya, sudah abaikan saja, ayo kita keluar." Ajak Andrew.

Andrew kembali sadar dari lamunannya, "Aku benar-benar mencintai Merry, hanya dia wanita yang bisa mengerti dan memahamiku. Seandainya tidak ada Fernando, tentu Merry tidak akan seberani ini. Semua karena Fernando, mengapa dia harus muncul di kehidupan Merry? Mengapa diantara sekian banyak gadis harus Merry?! Aku membencimu Ndo! Lihat saja akan aku buat kamu menyesal seumur hidupmu!" teriak Andrew.

***

Matahari bersinar dengan terang, menembus kaca mobil, perlahan-lahan ia membuka matanya, dan saat menoleh ia melihat sebuah pemandangan yang sangat langkah sekaligus indah, Fernando tidur dengan pulas. Kejadian semalam tidak dapat dilupakannya, setelah mereka berciuman, mereka terus menatap langit, hingga tanpa sadar Merry tertidur.

'Pasti kamu sangat lelah, kasihan, wajahmu sungguh menggemaskan.' Gumam Merry dalam hati.

Merry membelai rambut Fernando perlahan-lahan, 'Ndo terima kasih sudah menghiburku, aku bersyukur bisa mengenalmu, meskipun kita berbeda, tidak bisakah kita bersatu dan hidup bahagia selamanya? Apakah benar tidak ada jalan untuk kita berdua?'

Semalam Fernando menjelaskan alasannya harus bertunangan dengan Elsha, dan indentitas ibunya yang adalah manusia biasa namun memiliki kekuatan membaca pikiran karena akibat mengandung dirinya, sebagian sihir Nando bekerja dalam tubuh ibu Fira, serta ayahnya yang adalah siluman naga, namun berani melanggar perintah raja untuk menikahi manusia biasa.

'Ndo, aku mencintaimu, sekarang aku tahu bagaimana perasaan ibumu, sehingga ia berani memilih untuk bersama dengan naga dan menanggung semua resiko yang ada, daripada memilih meninggalkan ayahmu dan hidup seperti manusia normal pada umunya, meskipun terlihat bahagia, tetapi hidup tanpa cinta itu semua tidak ada artinya. Ndo aku sungguh-sungguh mencintaimu, meskipun aku manusia, aku mau berusaha agar kita bisa bersama.' Ucap Merry dalam hati.

Fernando mulai terbangun, Merry dengan cepat menarik tangannya.

"Ah, kamu sudah bangun?"

"Pagi pangeranku," ucap Merry yang membuat Fernando semakin berdebar.

"Kelihatannya kamu sudah membaik, lebih baik kita pulang dan beristirahat, kamu masih mengenakan seragam sekolah, nanti dikira aku menculik anak di bawah umur hahaha." Ejek Fernando dan akhirnya mereka pulang.