webnovel

Love Detective Galih

21+ Galih adalah seorang detektif bertubuh besar, bertato, dan bersifat emosional, sehingga kebanyakan orang biasanya selalu menjaga jarak padanya. Dia baru saja keluar dari akademi kepolisian, namun tidak ada sama sekali yang ingin bermitra dengan dirinya. Galih juga memiliki sifat ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain. Ketika Galih memeriksa ruang orientasi, dia tidak menyangka akan menemukan pria yang bermata cokelat dan seksi. Mata Detektif Lary yang tampan membuat Galih terpesona. Lary yang menawan memiliki sifat jenaka dan satu-satunya yang bisa membuat Galih terhibur dan tersenyum. Galih selalu bangga pada dirinya dan dia salah satu detektif yang buruk. Galih dan Lary bersama-sama menjadi detektif narkotika paling dihormati serta sukses yang pernah ada di kepolisian. Mereka mampu berkomunikasi dan memahami satu sama lain, bahkan tanpa harus menyuarakannya, mereka berdua dengan cepat naik pangkat. Saat Galih menyelamatkan nyawa Lary dalam serangan yang ternyata mematikan, Lary mulai melihat sesuatu dalam diri pria yang berbadan besar serta berot itu yang tidak pernah dilakukan orang lain. Sesuatu yang sangat istimewa. Tapi Lary takut kalau dia tidak akan pernah menembus tembok yang melindungi hati Galih. Bagaimana kisah Galih dan Lary? Apakah mereka akan menjalin hubungan?

Richard_Raff28
Not enough ratings
270 Chs

BAB 154

Ruxs menyandarkan kepalanya di pangkuan Green, napasnya juga tidak menentu. Green menggosok tangannya bolak-balik di atas helai lembut Ruxs. "Biarkan aku membuatmu datang," kata Green lembut.

Ruxs menatapnya dengan mata mengantuk. Senyum malas perlahan melengkungkan bibirnya yang bengkak. "Aku sudah melakukannya," katanya dengan suara serak.

Green meraih wajah Ruxs, menariknya mendekat, menyatukan dahi mereka. "Kau membuatku gila, kau tahu itu."

Ruxs terkekeh pelan, mundur agar Green bisa turun dari konter . Kakinya lemah saat dia berjalan ke wastafel dapur untuk membersihkan dan lap untuk membersihkan kekacauan mereka. Ruxs menyeka dirinya dengan handuk kertas, menyeringai nakal padanya sepanjang waktu. Ruxs membuka kulkas, mengamati isinya. "Hai. Di mana semua birnya?"

"Kurasa ibuku membuangnya," jawab Green sambil menyeka meja . "Semuanya berjalan lancar. Harus payudara yang bagus . Aku akan bermitra dengan Samsky, "kata Ruxs tanpa basa-basi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com