webnovel

Sebuah Kekecewaan

"Kalo gitu saya pamit juga ya Pak, Bu. Terima kasih banyak atas jamuannya. Luar biasa banget," ucap Pak Mahardika.

"Sama-sama Pak, Bu. Maaf kalo ga sesuai apa yang di harapkan oleh Bapak dan Ibu. Kami hanya bisa menyiapkan ini semua," jawab Pak Adhitama.

"Ini semua juga udah berterima kasih banget. Kalo gitu kamu pamit duluan. Sampai bertemu di lain waktu lagi. Marih."

"Iya, iya silahkan. Hati-hati Pak, Bu."

"Iya Pak."

Kedua orangtua Cantika sudah pergi lebih dulu daripada kedua orangtua Aksa. Tidak lama setelah itu Papah dan Mamah Aksa juga pergi meninggalkan restoran itu untuk pulang ke rumahnya.

"Syukurlah Aksa dan Cantika udah sama-sama suka ya kayanya. Papah jadi ga sabar punya menantu Cantika," ucap Papah Aksa.

"Iya, Pah. Sama, aku juga ga sabar. Semoga aja mereka berdua bisa sampai menikah nanti setelah lulus sekolah."

"Iya, Mah. Yaudah sekarang kita pulang yuk."

"Iya, Pah."

Untung saja tadi Aksa membawa mobil sendiri juga. Sehingga Papah dan Mamahnya tidak harus kebingungan untuk pulang ke rumah karena Aksa tidak ada bersamanya sekarang ini. Kali ini Aksa sedang menghabiskan waktunya bersama dengan Cantika.

*******

Cantika tidak mengetahui Aksa akan membawanya kemana kali ini. Karena sebelumnya Aksa tidak memberi tahu akan membawa Cantika pergi kemana. Cantika hanya pasrah ikut dengan Aksa. Karena Cantika juga percaya jika Aksa tidak akan membawanya pergi macam-macam. Hingga akhirnya ternyata Aksa membawa Cantika pergi ke Cafe yang berada dekat dari restoran tadi.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Aksa.

"Aku mau ice cokelat aja deh. Aku ga suka kopi soalnya."

"Yaudah kalo gitu ice cokelatnya satu sama ice kopi susunya satu ya Mas."

"Baik, Mas. Mohon di tunggu."

"Iya."

Kemudian Aksa dan Cantika mencari tempat duduk yang menurut mereka nyaman untuk mereka berdua. Mereka berdua duduk di samping jendela Cafe itu.

"Cantika," panggil Aksa.

"Iya, kenapa?"

"Maafin Mamah sama Papah aku ya."

"Maafin Mamah sama Papah kamu? Emangnya Mamah sama Papah kamu kenapa? Mereka kan ga ada salah apa-apa sama aku."

"Ya karena mereka udah sengaja mempertemukan keluarga kita berdua. Bahkan Papah dan Mamah aku rencanakan perjodohan diantara kita."

"Oh masalah itu. Ga apa-apa. Aku ga keberatan kok."

"Kamu ga keberatan? Maksudnya?"

"Iya aku ga keberatan kalo harus di jodohin sama kamu."

"Apa? Kamu serius bicara kaya gitu? Kamu ga ngeprank aku kan?"

Aksa sangat tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Cantika barusan. Perkataan Cantika barusan membuat jantung Aksa berdetak sangat kencang. Aksa tidak menyangka jika Cantika ternyata menerima Aksa menjadi jodohnya.

"Ya engga lah Aksa. Ngapain aku ngeprank kamu. Daripada aku di jodohin sama laki-laki lain, lebih baik aku sama kamu kan."

"Aku masih ga nyangka kamu ngomong kaya gini. Tapi Cantika, asal kamu tau. Aku mencintai kamu karena apa adanya. Bukan ada apanya. Aku ga mandang kamu anak siapa, dari keluarga mana. Tapi aku mencintai kamu dengan apa yang ada di diri kamu," jelas Aksa dengan balasan tatapan malu dari Cantika.

Kedua pili Cantika langsung memerah. Dia malu setelah mendengar pernyataan Aksa barusan. Karena baginya juga baru kali ini ada laki-laki yang bicara seperti itu kepadanya. Tidak lama kemudian salah satu pelayan yang ada di Cafe itu datang menghampiri mereka berdua sambil membawakan pesanan Aksa dan Cantika.

"Permisi Mas, Mba. Ini pesanannya. Satu ice cokelat dan satu ice kopi susu."

"Oh iya. Makasih ya Mba."

"Sama-sama."

Kemudian Aksa dan Cantika menikmati pesanan mereka berdua di sana. Dengan suasanya yang menjadi kaku setelah Aksa mengutarakan perasaannya kepada Cantika. Dua-duanya merasa malu dengan diri mereka sendiri.

Aksa dan Cantika walaupun teman satu kelas dan sudah suka main bareng di luar, tetapi mereka berdua belum tahu tentang diri mereka masing-masing. Sekarang saatnya mereka berdua saling bertanya dan bercerita tentang diri meraka masing-masing.

"Kamu anak tunggal kan?" tanya Cantika.

"Iya. Kenapa?"

"Berarti nanti perusahaan Papah kamu, kamu yang pegang dong ya?"

"Engga. Aku ga mau urusin perusahan Papah aku."

"Loh, kenapa emangnya? Orang lain kan biasanya pingin banget jadi pemegang perusahaan dari orangtuanya. Kamu kok ga mau si?"

"Iya Cantika. Jadi aku sebenarnya ga suka sama urusan perusahaan kaya gitu. Bikin pusing."

"Terus kamu sukanya apa?"

"Aku sukanya main gitar, dram, pokoknya alat-alat musik yang lainnya. Sama buat lagu juga. Oh iya. Aku punya lagu spesial buat kamu loh. Buatan aku sendiri."

"Masa si?"

"Iya. Kamu mau dengar ga?"

"Hmm, boleh."

"Oke. Kebetulan aku bawa gitar kan di mobil. Aku ambil gitar aku dulu ya."

"Iya."

Dengan sangat antusiasnya Aksa mengambil gitar miliknya di dalam mobilnya. Aksa sudah tidak sabar untuk menyanyikan lagu untuk Cantika yang sengaja dia buat untuk Cantika seorang. Sedangkan Cantika menunggunya di dalam Cafe. Entah kenapa wakah Cantika berubah menjadi sedikit lebih murung. Padahal dirinya akan mendengarkan lagu yang khusus di buatkan oleh Aksa sendiri.

"Aksa kenapa si aneh banget. Dia itu kan pewaris tungga. Tapi dia malah ga mau pegang perusahaan. Dia malah suka main band ga jelas kaya gitu. Mau jadi apa coba nanti ya," ucap Cantika di dalam hatinya.

Tidak lama kemudian Aksa kembali masuk ke dalam Cafe itu. Dan Cantika masih setia menunggu Aksa di sana. Aksa kembali dengan membawa gitar miliknya sambil menyanyikan sebuah lagu yang di ciptakan olehnya untuk Cantika. Aksa dengan percaya dirinya membawakan lagu untuk Cantika dengan di iringi oleh girar miliknya. Hingga akhirnya mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian bagi para tamu yang ada di Cafe itu.

Setelah lagunya selesai dinyanyikan, Aksa tiba-tiba saja bertekuk lutut di hadapan Cantika sambil memberikan cincin untuknya. Cincin itu sebenarnya sudah di siapkan oleh Papah dan Mamahnya Aksa untuk Aksa berikan kepada Cantika. Karena Aksa tidak tahu jika perempuan yang dimaksud oleh Papah dan Mamahnya, akhrinya Aksa tidak memberikan cincinnya kepada Cantika tadi. Aksa sengaja akan memberikannya kepada Cantika sekarang ini.

Cantika yang mendapatkan perlakuan seperti itu oleh Aksa merasa sangat bahagia. Tetapi kebahagiaannya itu berkurang karena Cantika sedang merasa badmood oleh Aksa akibat dirinya tidak suka dengan keinginan Aksa yang menjadi band. Yang Cantika inginkan adalah Aksa memegang perusahaan milik Papahnya.

"Aksa itu manis banget si. Dia itu orangnya sweet banget. Seharusnya gua merasa bahagia banget di moment kali ini. Tapi sayangnya Aksa bikin gua badmood dengan pilihan dia yang ga jelas itu," ucap Cantika di dalam hatinya.

-TBC-