webnovel

Pergi Ke Pantai

"Udah selesai tuh ganti perbannya. Kita ke kelas aja yu sekarang. Nanti telat masuk kelas lagi."

Untuk mengalihkan rasa salah tingkahnya, Cantika langsung mengajak Aksa pergi ke kelas mereka. Cantika berjalan terlebih dahulu daripada Aksa. Kemudian Aksa mengikutinya dari belakang.

"Cantika. Lucu banget dia kalo lagi mali kaya gitu," ucap Aksa di dalam hatinya.

******

Di dalam kelas.

Ternyata ketika Aksa dan Cantika tiba di kelas, belum ada Guru yang masuk ke dalam kelas mereka. Bahkan masih ada beberapa murid yang belum tiba di dalam kelas. Mereka berdua ternyata masuk ke dalam kelas lebih dahulu karena Cantika yang merasa salah tingkah tadi. Akhirnya Aksa dan Cantika harus menunggu kehadiran Gurunya beberapa waktu di kelas.

Biasanya ketika Cantika berada di kelas, pasti sudah ada beberapa laki-laki yang menggodanya. Tetapi kali ini tidak ada satu pun laki-laki yang berani menggodanya. Jangankan menggodanya, untuk mendekatinya saja mereka seperti tidak berani. Mungkin itu semua terjadi karena mereka tahu kejadian pertengkaran Akss dengan seniornya sendiri demi melindungi Cantika. Dan sekarang mereka semua takut untuk menghadapi Aksa.

"Kayanya udah ga ada yang berani buat macam-macam lagi sam Cantika. Bagus deh kalo gitu. Gua jadi lebih tenang sekarang. Tapi walaupun begitu, gua bakalan tetap jaga Cantika sebisa mungkin," ucap Aksa di dalam hatinya.

Tidak lama kemudian Guru yang akan mengajar di kelas datang. Aksa, Cantika dan semua teman kelas yang lainnya kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Dan sekarang kegiatan belajar mengajar pun akan segera dimulai sampai nanti jam istirahat tiba.

*****

Kali ini jam sekolah sudah selesai. Semua murid sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing. Ketika hendak pulang ke rumahnya, Klarybel tiba-tiba saja mendapatkan telepon dari supir pribadinya.

"Hallo. Iya, Pak. Kenapa? Apa? Jadi ban mobilnya bocor? Yaudah kalo gitu saya naik taksi online aja, Pak."

Sambungan telepon pun dimatikan. Aksa yang mendnegar pembicaraan Cantika dengan supir pribadinya pun langsung bertanya kepada Cantika.

"Kamu kenapa? Tadi aku dengar mobil kamu bocor ya bannya?" tanya Aksa.

"Iya. Daripada lama nunggu nantinya, jadi lebih baik aku naik taksi aja."

"Naik taksi? Kan ada aku yang bisa antar kamu pulang ke rumah."

"Iya si. Tapi aku ga enak aja sama kamu."

"Ga enak kenapa coba? Yaudah kalo gitu biar aku antar kamu pulang ke rumah ya."

"Yaudah deh. Makasih ya Aksa."

"Iya, sama-sama."

Dengan sigapnya Aksa langsung membukakan pintu mobilnya untuk Cantika.

"Makasih Aksa."

"Sama-sama."

Aksa dan Cantika pun hari ini akan pulang bersama lagi. Jika kemarin Cantika lah yang ke rumah Aksa, sekarang Aksa yang akan ke rumah Cantika. Namun ketika di tengah perjalanan, tiba-tiba saja Aksa belok ke arah kanan. Arah yang jelas-jelas itu bukanlah arah untuk ke rumah Cantika. Cantika pun merasa bingung.

"Loh, kita mau kemana Aksa? Ini kan bukan ke arah rumah aku," tanya Cantika.

"Iya, aku tau. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Sebentar aja. Ga apa-apa kan? Nanti biar aku yang jelasin semuanya ke orangtua kamu kalo kamu di marahin."

"Alah, kaya berani aja kamu."

"Yahh, ngeremehin dia."

"Hehehe."

Akhirnya Cantika hanya bisa mengikuti kemana mau Aksa kali ini. Karena sekarang ini yang menyetir mobil adalah Aksa. Sehingga dia lah yang mempunyai kuasa lebih untuk menentukan ke arah mana mereka akan pergi.

Ternyata Aksa membawa Cantika ke suatu pantai. Pantai di sana sangat indah pemandangannya walaupun berada di tengah-tengah kota Jakarta. Suara air ombak dan juga angin membuat telinga yang mendengarnya merasa damai. Serta suasana di sore hari yang tidak begitu panas mendukung mereka untuk bermain di pantai. Aksa langsung mengajak Cantika bermain air di pinggir pantai.

"Kamu tau ga. Baru kedua kalinya aku datang ke sini," ucap Aksa.

"Oh ya?"

"Iya. Dan orang yang aku ajak adalah kamu."

"Emangnya waktu pertama kali kamu ke sini sama siapa?"

"Sama Mamah dan Papah aku. Aku suka banget sama suasana di pantai ini. Tapi sayangnya orangtua aku sekarang udah sibuk dan ga ada orang yang bisa aku ajak ke sini. Kamu adalah cewek yang pertama kali aku ajak ke sini."

"Nanti yang ketiga kalinya kamu mau ajak cewek siapa lagi?"

"Ga mau ajak cewek lain lagi. Maunya sama kamu lagi nanti kembali ke sini."

"Dasar kamu gombal."

"Aku ga gombal. Aku hanya bicara apa yang aku inginkan."

Kemudian Cantika hanya bisa diam saja sambil tersenyum. Dia tidak bisa membalas perkataan Aksa lagi. Kedua pipinya terasa memanas. Mungkin Aksa sudah melihat kedua pipi Cantika yang sudah mulai memerah saat ini.

"Kita minum es kelapa di sana yu," ajak Aksa.

"Ayo."

Setelah merasa puas bermain air di pinggir pantai, Aksa dan Cantika pun memutuskan untuk pergi menjauh dari air pantai untuk menikmati es kelapa dan suasana sunset nantinya. Aksa dan Cantika menikmati itu semua. Hingga akhirnya tidak terasa matahari sudah terbenam. Aksa yang sedang membawa anak orang, apalagi perempuan pastinya harus segera mengantarkan pulang.

"Kita pulang sekarang yu," ajak Aksa.

"Ayo."

Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, Aksa pun mengantarkan Cantika sampai ke rumahnya.

*****

Di rumah Cantika, kedua orangtuanya sudah mulai mengkhawatirkan Cantika. Apalagi Mamah dari Cantika yang sanat mengkhawatirkan anak bungsunya itu. Kebetulan sekarang ini Ayah dari Cantika juga sudah pulang dari kerjanya.

"Ya ampun Mas. Cantika kemana ya? Kok jam segini dia belum pulang juga ke rumah? Tadi katanya dia mau pulang naik taksi. Jangan-jangan Cantika kenapa-kenapa lagi Mas di jalan," ucap Mamah Cantika.

"Kamu ini kalo bicara jangan sembarangan ah. Mungkin aja Cantika kejebak macet. Atau bisa juga dia main dulu kali sama temannya. Namanya juga Cantika baru masuk sekolah kan. Pasti dia mau kenalan sama teman-teman barunya di sana."

"Nah makanya itu Mas. Cantika itu kan baru kenal sama teman-temannya. Aku takutnya dia salah pergaulan. Aku khawatir banget Mas sama dia. Apalagi dia itu kan anak perempuan satu-satunya kita. Aku gam au sampai dia kenapa-kenapa."

"Yaudah kalo gitu aku coba telepon anak buah aku buat cari Cantika ya. Kamu ga usah khawatir kaya gini."

"Iya, Mas. Dari tadi dong Mas."

Ketika Ayah dari Cantika hendak menelpon anak buahnya untuk mencari keberadaan Cantika saat ini, tidak lama kemudian terdapat suara mobil di depan rumah Cantika. Mamah dan Ayah Cantika yang sangat mengkhawatirkan Cantika saat ini pun langsung melihat ke depan rumahnya untuk memastikan siapa yang datang kali ini.

-TBC-

Next chapter