1 Hari Pertama

Aksa Pranadipa. Atau akrab di sapa dengan Aksa. Hari ini adalah hari pertama Aksa memasuki masa putih abu-abunya. Aksa akan bersekolah di sekolah elite yang berada di Jakarta. Walaupun sekolah itu adalah sekolah swasta, tetapi tidak banyak dari mereka yang mampu untuk bersekolah di sana. Hanya orang-orang tertentu yang mampu untuk membayarnya. Aksa misalnya. Dia adalah anak tunggal dari seorang konglomerat yang mempunyai berbagai perusahaan tambang di dalam maupun luar Negeri. Tetapi walaupun begitu tidak menjamin hidup Aksa merasa bahagia. Misalnya pada hari ini.

Walaupun hari ini adalah hari pertama Aksa memasuki masa putih abu-abunya, tetapi kedua orangtuanya lebih sibuk dengan kesibukkannya masing-masing. Mereka seperti lupa atau tidak tahu jika anaknya hari ini akan memulai sekolah baru di tingkat yang lebih tinggi.

"Sayang. Mamah berangkat ke kantor dulu ya sayang bareng sama Papah," teriak Mamah Aksa.

"Mamah ga sarapan dulu?"

"Udah ga ada waktu lagi sayang. Kamu aja ya yang sarapan. Bye sayang."

"Bye, Aksa."

"Bye Mah, Pah."

Mamah dan Papah Aksa langsung pergi meninggalkannya begitu saja. Aksa yang awalnya ingin sarapan tetapi tiba-tiba saja nafsu makannya menjadi hilang begitu saja. Dan Aksa memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah barunya dengan menggunakan mobil yang sudah di fasilitasi oleh kedua orangtuanya.

"Aden. Aden ga sarapan dulu?" tanya Bi Inah, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah Aksa.

"Ga usah, Bi. Saya langsung berangkat ke sekolah aja."

"Yaudah kalo gitu hati-hati ya Den."

"Iya, Bi."

Aksa segera pergi dengan menggunakan mobil pribadinya. Jarak sekolah dari rumahnya tidak terlalu jauh. Karena sekolah dan rumahnya sama-sama berada di Kawasan elite Jakarta. Tepatnya berada di kota Jakarta Selatan. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 15 menit, kini Aksa tiba di sekolah barunya.

*****

Aksa datang ke sekolahnya dengan menggunakan mobil sport bermerk Lamborghini Vaneno, berharga kisaran 4,5 USD atau setara dengan 64 miliar rupiah mampu membuat para murid yang lain tatapannya langsung menuju ke mobil Aksa. Apalagi para wanita yang sangat mengidamkan mempunyai pacar yang mempunyai mobil seperti mobil yang dimiliki Aksa ini.

"Itu siapa ya? Gila si mobilnya keren banget."

"Keren parah sumpah. Siapa ya? Idaman banget si?"

Seperti itulah para wanita yang sedang membicarakan sosok Aksa dengan teman-temannya. Tidak lama setelah memarkirkan mobilnya, Aksa keluar dari dalam mobilnya yang sangat mewah itu. Semua pandangan hanya tertuju pada Aksa. Para wanita pun semakin terkejut setelah Aksa keluar dari dalam mobilnya. Karena bukan hanya mobilnya saja yang keren, tetapi orangnya juga sama seperti dengan mobilnya. Tetapi walaupun begitu, Aksa tetap bersikap biasa saja. Dia terus berjalan melewati para wanita yang mengaguminya untuk pergi ke depan ruang Guru untuk melihat dimana kelas dia beraada. Setelah itu Aksa langsung pergi untuk mencari kelasnya sendiri. Walaupun sebenarnya Aksa tidak tahu kelasnya berada dimana, tetapi Aksa juga gengsi untuk bertanya kepada teman-teman barunya di sekolah. Karena Aksa merupakan orang yang memiliki sifat yang dingin.

Di sepanjang koridor sekolah, Aksa terus melihat-lihat sambil mencari kelasnya.

"Dimana si kelasnya? Ribet banget. Banyak banget kelas yang ga ada keterangannya di depan pintu. Katanya sekolah elite. Tapi kok kaya gini si," pikir Aksa di dalam hatinya.

Tiba-tiba saja ada seorang siswi yang menghampiri Aksa.

"Eh, pasti lu lagi cari kelas ya?" tanyanya.

"Nama gua bukan eh."

"Iya sorry. Gua kan ga tau nama lu siapa. Emangnya nama lu siapa? Kenalin, gua Cantika," ucap Cantika sambil mengulurkan tangannya. Tetapi tidak di tanggapi oleh Aksa.

"Gua Aksa."

"Hallo, Aksa. Emangnya kelas lu dimana? Siapa tau gua tau dimana kelas lu."

"Gua kelas IPA satu."

"Oh ya? Wah, sama dong kaya gua. Gua juga kelas IPA satu. Yaudah kalo gitu kita ke kelas bareng aja. Gimana?"

"Boleh."

"Yaudah, ayo."

Akhirnya Aksa dan Cantika pergi ke kelas mereka berdua bersama-sama. Entah kenapa pandangan mata Aksa kali ini tidak pernah berhenti menatap Cantika yang berada tepat di depannya saat ini.

"Entah kenapa, dari sekian banyak wanita di sekolah ini, mereka yang goda gua dengan caranya, tetapi kenapa gua justru malah respect sama cewek seperti dia ya? Dia itu ga centil, asik, baik, dan yang pasti cantik juga," ucap Aksa di dalam hatinya.

Karena Aksa teruss melihat ke arah Cantika, sehingga dia tidak sadar jika dirinya sudah tiba di depan kelas. Dan Cantika mampu membuat Aksa tersadar dari lamunannya.

"Aksa. Kita udah sampai di depan kelas kita. Aksa, Aksa," panggil Cantika berulang kali.

"Eh,iya."

"Lu kenapa si? Ngelamun aja kayanya."

"Engga, ga apa-apa."

"Jadi ini kelas kita. Kelas IPA satu."

"Oh ini kelasnya. Thans ya."

"Sama-sama. Yaudah yu, kita masuk."

"Iya."

Aksa dan Cantika masuk ke dalam kelas bersamaan. Aksa yang merupakan sudah menjadi incaran para wanita, ketik Aksa masuk ke dalam kelas itu para siswi yang lainnya langsung histeris melihat kedatangan Aksa di kelas. Ternyata bukan hanya Aksa saja yang menjadi pusat perhatian bagi para siswi dikelas, tetapi Cantika juga. Cantika yang mempunyai nama Panjang Cantika Leteshia itu juga menjadi pusat perhatian bagi para siswa di sana. Karena kecantikan Cantika memang tidak bisa di bohongi. Bahkan Aksa saja sudah mengakui jika Cantika adalah wanita yang sangat cantik yang berada di sekolahnya. Semua para siswa dan siswi pun saling membicarakan Aksa dan Cantika yang datang ke kelas secara bersamaa.

"Itu kan cowok keren yang tadi bawa Lamborghini itu."

"Iya. Gila si, ga nyangka kalo bakalan sekelas sama dia."

"Iya, benar banget. Tapi dia jalan sama siapa ya? Apa dia ceweknya?'

"Ahh, jangan sampai deh."

Seperti itulah pembicaraan diantara para siswi yang lainnya yang tidak menyukai Aksa dan Cabtikay masuk ke dalam kelas secara bersamaa. Sedangkan para siswa yang menyukai Cantika tidak terlalu menunjukkannya. Mungkin karena mereka ada seorang laki-lak. Pasti mereka lebih pendiam dan tidak menunjukkan rasa sukanya kepada lawan jenis. Sedangkan Aksa dan Cantika hanya mengabaikan semua orang yang membicarakan mereka. Mereka berdua hanya fokus dengan kelas baru mereka.

"Yaudah kalo gitu kita cari tempat duduk aja yu. Tapi gua ga mau duduk sama lu walaupun kita udah kenal. Karena gua tetap mau duduk sama teman cewek gua."

"Siapa juga yang mau duduk sama lu. Percaya diri banget lu."

"Ih, yaudah. Bagus lah kalo gitu."

Walaupun mereka berdua tidak duduk samping-sampingan dalam satu meja. Tetapi mereka sebrang-sebrangan. Mereka berdua hanya di pisahkan oleh jalanan di kelas. Aksa dan Cantika hanya saling lirik-lirikan. Entah apa pikiran mereka sama atau tidak.

-TBC- 

avataravatar
Next chapter