Tuan park, jaehyun beserta keluarga tuan jeon pergi ke rumah sakit tempat jimin di rawat. Kecuali jungkook dia masih di rumah di kamarnya merutuki kebodohannya sendiri mulutnya hanya bisa membisu karena keputusan yang telah diambil oleh kedua keluarga itu.
Dia kehilangan jimin nya sekarang tak akan pernah bisa menjadikan jimin miliknya.
๐๐ก๐๐จ๐๐๐๐๐
"๐๐ถ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ฌ ๐ช๐ซ๐ช๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฏ๐จ ๐ซ๐ข๐ธ๐ข๐ฃ ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ช๐ญ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ!"
๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ข๐ฏ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ฆ๐ซ๐ถ๐ต ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ญ๐ฐ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ถ๐ต ๐ฑ๐ถ๐ต๐ณ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ, ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ธ๐ฐ๐ฏ๐ฉ๐ฐ.
"๐๐ข๐ฑ๐ช ๐ฏ๐ข๐ฌ, ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ช๐ญ๐ช ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ. ๐๐ข๐ฌ.."
"๐๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐จ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ๐จ๐ข ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ด๐ฌ๐ช๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข๐ฅ๐ช ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ถ๐ด๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ๐ช ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ด๐ฌ๐ช๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฏ๐ซ๐ช ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐จ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐จ๐ช๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข." ๐๐ฆ๐ญ๐ข ๐ธ๐ฐ๐ฏ๐ฉ๐ฐ ๐ฎ๐ฆ๐บ๐ข๐ฌ๐ช๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ฆ๐ซ๐ถ๐ต ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ถ๐ต๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ข๐ฑ๐ช.."
"๐๐ฐ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฆ, ๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฐ๐ฉ๐ฐ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ณ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ค๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข." ๐๐ข๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฉ ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐บ๐ข๐ฌ๐ช๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฉ๐ข๐ฃ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ณ๐ข๐จ๐ถ.
"๐๐ถ๐ฉ๐ฉ.. ๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ช๐ซ๐ช๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ. ๐๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ต๐ถ ๐ฉ๐ข๐ญ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ช๐ญ๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฑ๐ฑ๐ข ๐ฏ๐ฆ.." ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ฌ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ฆ๐ญ๐ข๐ข๐ฏ ๐ฏ๐ข๐ง๐ข๐ด ๐ฑ๐ข๐ด๐ณ๐ข๐ฉ.
"๐๐ฆ ๐ต๐ถ.. ๐-๐ข๐ฑ๐ฑ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ต๐ช ๐ซ๐ข๐ฏ๐ซ๐ช๐ฌ๐ถ!"
"๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ.. ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ข๐ด๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ค๐ฆ๐ฑ๐ข๐ต ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ธ๐ข๐ต ๐ค๐ข๐ญ๐ฐ๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ค๐ข๐ญ๐ฐ๐ฏ ๐ค๐ถ๐ค๐ถ๐ฌ๐ถ.." ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐ฏ๐บ๐ฐ๐ฏ๐บ๐ข ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ. ๐๐ณ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ข๐ฏ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฎ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ ๐ถ๐ค๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฏ๐บ๐ฐ๐ฏ๐บ๐ข ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ.
"๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ด๐ข๐ฃ๐ข๐ณ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ค๐ถ๐ค๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ ๐ญ๐ข๐จ๐ช. ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ฏ 2 ๐ฎ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ถ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ฑ๐ข๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข. ๐๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฉ๐ถ๐ฎ..?"
"๐-๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฉ? ๐ฌ๐บ๐ข๐ข.. ๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ด๐ข๐ฃ๐ข๐ณ ๐ญ๐ข๐จ๐ช.."
"๐๐ด๐ต๐ข๐จ๐ข! ๐ฆ๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฆ๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐ข ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฆ๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐ข ๐ญ๐ถ๐ฑ๐ข."
"๐๐ด๐ฉ.. ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฅ๐ช๐ข๐ฎ ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ซ๐ข."
๐๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ข๐ฏ๐ข ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐จ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ญ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ณ๐ข๐ฎ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ค๐ช๐ญ ๐ฏ๐บ๐ฐ๐ฏ๐บ๐ข ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ณ๐ข ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ ๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ต๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฉ๐ข๐ญ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐จ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ซ๐ข๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ด๐ข๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ซ๐ถ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ช ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช ๐ฌ๐ฆ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ๐ฌ๐ข๐ฏย ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐บ๐ถ๐ฉ๐บ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข."
"๐๐ฑ๐ฑ๐ข, ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข?"
"๐๐ฆ ๐ธ๐ฐ๐ฏ๐ฉ๐ฐ-๐ข๐ฉ ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต ๐ญ๐ข๐ฉ."
"๐๐ข๐ฎ๐ช ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต ๐ฌ๐ฆ ๐ด๐ข๐ฏ๐ข" ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐ฏ๐บ๐ฐ๐ฏ๐บ๐ข ๐ซ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฃ๐ช๐ญ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ต๐ข๐ฑ ๐ด๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต ๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ
"๐๐ฆ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ข๐ณ๐ช.." ๐๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ซ๐ข๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ด๐ข๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ๐ช ๐ฎ๐ฐ๐ฃ๐ช๐ญ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ-๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ด๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต.
๐๐ก๐๐จ๐๐๐๐๐ ๐ค๐๐
"Jimin tenanglah kumohon tenanglah.." Ucap kyuhyun menenangkan jimin nya yang histeris karena kabar tentang kehamilannya.
"T-tidak ini tidak akan terjadi kalau pria brengsek itu tak melakukannya hiks..hiks.." Jimin terus meronta dengan tubuh yang telah didekap oleh kyuhyun melemparkan apapun yang ada di sana sampai selang infus yang tertancap pada tangan jimin terlepas paksa dan mengeluarkan darah. Entah kekuatan darimana tubuh mungil itu meronta kuat sampai kyuhyun kewalahan.
"Jim.. Saeng berhenti kumohon tenanglah.." Kyuhyun bingung apa yang harus dia lakukan sampai pintu kamar rawat jimin terbuka dan terlihat tuan park dan kakaknya juga beberapa orang yang mengikuti dibelakang ayahnya namun salah satunya kyuhyun kenal dia kekasih jimin jeon wonho.
"Ada apa ini? Kenapa dengannya?"
Ucap tuan park yang sudah mendekat kearah jimin dan kyuhyun.
"Jimin sudah tahu appa. jadilah dia seperti ini."
"Lepas.. Hiks.. Aku tidak mau... Hiks..Aku tidak mau mengandung anaknya.. Hiks.." Jimin masih meronta sampai sebuah suara menghentikan rontaannya.
"Jimin.." Di Sana didekat pintu suara itu datang, terlihat seseorang yang dicintainya. Dia merindukan sosok itu.
"W-wonho.." Lirih jimin dan pemuda itu mendekat padanya dengan senyum tampannya.
"Jim.." Jimin yang sudah terlepas dari kyuhyun langsung menabrakkan tubuhnya pada wonho yang ada di depannya memeluknya erat menyalurkan kerinduannya. Dan semua yang ada di sana pun segera keluar untuk memberikan privasi untuk jimin dan wonho.
"Aku merindukanmu sayang."
"Aku juga baby.." Panggilan itu panggilan yang sangat ia rindukan. Wonho melonggarkan pelukannya dan menatapnya lekat.
"Sebenarnya aku tak mengingatmu namun aku sedikit mengingat tentang panggilan baby untukmu.. Hehehe..
Namun perasaanku yang mencintaimu muncul saat bertemu denganmu saat ini. Aku benar-benar ingin mengingatmu kembali."
"Ne tentu aku akan membantumu untuk mengingatku lagi sayang." Jimin merasa bahagia bisa bertemu lagi dengan kekasihnya ini. Meski ingatannya belum kembali namun jimin akan membantu wonho untuk bisa kembali mengingatnya.
"Bolehkan aku menyentuhnya?" Tanya wonho membuat jimin membeku mengingat kembali bahwa di perutnya ada anak jungkook.
"W-wonho-ah aku tidak ingin dia hiks.. Aku..."
" Sssttt.. Hey, tak apa aku akan mengakui sebagai anakku, anak kita."
"Apa maksudmu wonho dia anak pria brengsek itu.. Aku tak menyukainya.. Aku.."
"Hey sayang dengarkan aku, dia adalah bagian dari keluarga jeon dan yang melakukannya adalah kakakku, aku pun bagian dari keluarga jeon jadi biarkan dia hidup dan aku yang akan menjadi ayahnya dia menjadi anakku sekarang."
"Apa maksudmu?"
"Kita akan menikah." Jimin sangat terkejut dengan ucapan wonho.
"M-menikah?"
"Ya 2 minggu lagi kita akan menikah."
Wonho memeluk jimin nya erat dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher jimin. Jimin pun tersenyum bahagia mendengarnya. Jimin dan wonho yang larut dalam dunianya sendiri tak sadar beberapa orang yang sudah berada diambang pintu menjadi saksi kebahagiaan mereka. Nyonya jeon yang tak bisa menyembunyikan rasa harunya akhirnya tumpah dalam pelukan suaminya.
Beberapa hari berlalu setelah jimin keluar dari rumah sakit wonho selalu setia menemani jimin karena jimin juga tak ingin jauh dari calon suaminya itu dan selalu manja padanya. Sampai-sampai kyuhyun dan jaehyun cemburu karena jimin yang lengket dengan wonho.
Saat ini jimin dan wonho berada di rumah jimin mereka berada diruang tengah menonton tv sambil jimin yang bermanja-manja pada wonho.
"Sayang aku ingin es krim" Ucap jimin sambil tangannya mengusap pipi wonho.
"Baby kau ingat kata dokter saat hamil tidak boleh makan es krim terlalu banyak."
"Sedikit saja ne..ne.."
"Astaga baby jangan menatapku seperti itu. Kau ingin aku mati karena gemas hmm.." Ucap wonho sambil mencubit ujung hidung jimin.
"Ayolah aku ingin sedikit saja."
"Baiklah ayo.." Keduanya pun pergi dengan berjalan sebenarnya wonho mengajak jimin untuk menaiki mobil saja karena meski di bilang dekat tapi, supermarket itu masih tiga blok dari kediaman park. wonho hanya tak ingin jimin kelelahan namun jimin yang bersikeras ingin jalan kaki katanya baby yang minta. wonho tak bisa berbuat apa-apa lagi kalau sudah mengatas namakan sang baby dia tak pernah bisa menolak.
Setelah sampai di supermarket jimin pun langsung menuju box pendingin tempat penyimpanan es krim.
"Woah.." Jimin memekik senang dengan mata berbinar wonho yang gemas yang sudah tertahankan langsung mencubit pipi cubby jimin.
"Aww.. Sakit wonho hiks.." Jimin yang kesakitan mengusap pipinya yang terasa sakit.
"Astaga jangan menangis sayang. Maaf kan aku.."
"Hiks.. Sakit wonho.." Jimin tak menghiraukan permintaan maaf dari wonho dia langsung berlari keluar.
"Astaga bodohnya aku" Ya wonho merutuki kebodohannya karena jimin sangat sensitif saat kehamilannya saat ini. Dia pun mengejar jimin keluar.
Disisi lain jimin yang berlari tanpa melihat ke depan, tubuhnya menabrak seseorang.
๐ฝ๐ง๐ช๐ ๐ ..
Untungnya orang yang didepannya bisa menahan tubuh jimin agar tak terjatuh ke belakang dan bisa saja membahayakan kandungannya.
"Kau tak apa? J-jimin.."
Keduanya membeku dan mata keduanya membelalak karena tanpa sengaja mereka bertemu. Ya.. Jungkook yang sekarang berada di depan jimin.
"J-jungkook,.. " Tubuh jimin bergetar nafasnya terasa sesak pandangannya mengabur ingatan tentang jungkook memperlakukannya seperti jalang berputar di kepalanya.
"T-tidak.. Hah.. K-ku mohon.. Hah.. Hah.. L-lepaskan aku.. Hah..hah.. A-aku m-mohon.. Hah..hah.." Wonho yang melihat itu saat setelah dapat mengejar jimin langsung menarik jimin kedalam pelukannya dan membisikan kalimat penenang pada telinganya agar kembali tenang. Dan jungkook hanya bisa menatap sendu pada jimin yang berada dalam pelukan adiknya.
Setelah jimin tenang wonho segera membawa jimin pulang untuk segera beristirahat tanpa menoleh pada hyung nya.
"Apa aku sudah tak punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan meminta maaf padamu jimin-ah?" Jungkook menatap penuh harap untuk bisa memperbaiki kesalahannya.
Setelah sampai di rumah, jimin dan wonho masuk ke kamar jimin dan menyuruh jimin untuk segera beristirahat.
"Baby istirahatlah ne.. Kau pasti kelelahan."
"Temani aku wonho, aku tak ingin sendirian kumohon.."
"Baiklah aku akan menemanimu."
"Kemari lah.." Jimin menepuk tempat di sampingnya untuk tempat wonho merebahkan tubuhnya dan dituruti oleh wonho.
Wonho mulai merebahkan tubuhnya di samping jimin dan menyamankan tubuhnya. Matanya menatap wajah jimin dan berbisik di depan wajah jimin.
"Baby, kau sangat cantik." Ucap wonho dengan suara rendahnya dan jimin wajahnya sudah merona.
Tangan wonho mulai meraba lengan jimin yang memeluknya kemudian naik sampai pada tengkuk jimin mengusapnya lembut dan membuat sensasi yang membuat jimin meremang.
Wonho mulai mendekatkan wajahnya mengikis jarak diantara Mereka dan sampai akhirnya bibir mereka bertemu dan menempel. Wonho memberikan lumatan-lumatan lembut pada bibir berisi jimin.
Ciuman itu pun semakin panas dan dalam. wonho mulai menjilat dan menghisap bibir bawah jimin. Setelah beberapa menit jimin mulai kehabisan nafas dan mencoba mendorong dada bidang wonho.
Jimin yang terengah tatapan mata yang sendu dan bibir yang membengkak adalah pemandangan yang indah untuk wonho.
Wonho pun menciumnya lagi namun kali ini ciuman yang lebih dalam dan kasar. Lidah mereka saling membelit sampai bunyi kecipak dari ciuaman mereka sangat keras dan untungnya di rumah itu hanya ada mereka karena penghuni rumah yang lain sedang melakukan aktivitasnya masing-masing.
Ciuman itu pun turun kearah rahang dan semakin turun pada leher jimin.
Wonho pun menikmati aroma vanilla pada leher jimin benar-benar aroma yang membuat wonho candu.
Wonho pun membawa tubuhnya naik ke atas jimin mengukung pria cantiknya. Wonho mulai menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher jimin menjilat menghisap dan sesekali menggigiti nya sampai meninggalkan tanda di sana.
"Eeungh.." Lenguhan pun terdengar dari bibir jimin. Membuat wonho semakin tak tahan.
Wonho mulai mengangkat kaos lengan panjang jimin menyibaknya sampai terpampang nipple merah kecokelatan milik jimin yang telah mencuat. Wonho pun mulai menciumi dada jimin yang mulai berisi karena kehamilannya. Mengulumnya menjilat dan menghisapnya seperti bayi yang menyusu.
"Akhhhh.. W-wonhohh.. Ahh.. Shhh.. H-hisaphh.. L-lebihh kuathh.. Ahhh.."
Diturutinya permintaan jimin dengan sangat kuat wonho menghisap nipple itu dan tangan yang lain mulai sampai pada selangkangan jimin dan langsung menyentuh gundukan yang kini menegang.
Wonho pun mulai menurunkan celana jimin dan sekaligus celana dalam warna hitam itu sampai jatuh kelantai dan mulutnya tetap mengulum dan menghisap nipple itu.
"Akhhhh.. Mhmmph.."ย Saat wonho mulai menyentuh kepala penis jimin dan mengocoknya perlahan dia memekik nikmat dan nafsunya semakin bergelora.
Wonho pun semakin turun kebawah sampai pada selangkangan jimin. matanya menatap penis mungil itu wonho mulai menciumi kepala penis jimin dan memasukkannya kedalam mulutnya dan mulai menaik turunkan kepalanya.
"Ahh.. Akhhh.. S-sayanghh.. L-lebihhh.. C-cepathh.. Ahh.. Sshh.." Wonho pun mempercepat gerakannya dan merasakan penis jimin berkedut meminta pelepasannya. Namun wonho segera mengeluarkan penis jimin dari mulutnya dan jimin mengerang tak suka.
Wonho mulai menyentuh pintu masuk lubang jimin menggeseknya dengan jarinya menciptakan desahan nikmat dari jimin.
"Shh.. S-sayanghh.. A-aku sud-dah tak t-tahanhh ahh.." Mendengar itu membuat milik wonho semakin menegang dan bibirnya menampilkanย senyum tampannya.
Wonho membawa kedua kaki jimin keatas bahunya mulai menggesekkan miliknya pada pintu masuk lubang pink jimin.
"Baby, apa tak apa aku masuk? Aku takut kau kesakitan sayang.." Ucap wonho yang tak tega bila merasakan sakit karenanya.
"T-takhh apahh s-sayanghh l-lakukanlahh.. Tapi k-kumohonhh pelan-pelanhh karena a-adahh b-babyhh hahh...."
"Kalau kau merasa kesakitan cakar atau gigit aku."
Wonho mulai memasukkan kepala penisnya perlahan lubang jimin sangat sempit sehingga sangat sulit memasukannya. Jimin yang merasa sesuatu yang keras dan besar masuk kedalam lubangnya memekik keras kesakitan karena lubangnya yang masih kering.
"Akhhhhh.. Mhmmmh.. Shh.." Air matanya mulai menetes merasakan sakit dan perih pada lubangnya. Jimin menggigit bibirnya agar bisa menahan suara jerit kesakitan nya. Kepalanya mendongak ke atas dan Tangannya yang berpegang pada bahu wonho sambil mencengkeramnya menyalurkan rasa sakitnya.
"Baby kita hentikan saja aku tak ingin melihatmu kesakitan seperti ini.."
"L-lanjutkanhh.. s-sayanghh.. Aku t-takhh.. A-apa.."
"Kau yakin baby?"
"N-ne.."
Wonho pun mulai kembali memasukkan miliknya yang baru kepala penisnya yang masuk. Wonho mulai menekannya dan sekali hentak penis wonho yang besar itu pun masuk kedalam lubang sempit jimin yang berkedut.
"Akhhh.. Hiks.. S-sakit.. Hiks.." Wonho menurunkan tubuhnya mendekatkan wajahnya pada jimin dan mencium bibir berisi itu agar bisa melupakan rasa sakitnya. Setelah dirasa jimin mulai tenang wonho mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur jimin mulai mengeluarkan desahan kenikmatan dan wonho yang menggeram akibat kenikmatan pada miliknya saat lubang jimin meremas-remas penisnya.
"B-baby ahh.. Lubangmu.. S-sungguh.. Nikmat.. Ahh.."
"S-sayang.. Akhh.. L-lebihhh.. Cepathh.. Ahh.. Mhmm.." Wonho pun mempercepat hentakannya dan jimin semakin meracau nikmat. Wonho mulai meraih penis jimin dan mengocoknya. Kocokan itu seirama dengan hujaman penisnya pada lubang jimin.
"Akhh.. S-sayang aku.. S-sampai.. Ahh.."
"Sebentar l-lagi sayang ahh.." Hentakan-hentakan itu semakin cepat dan dalam setelah tiga hentakan dari wonho mereka keluar bersama dengan jimin mengeluarkan spermanya mengenai perutnya dan sperma wonho memenuhi lubang jimin dan rahimnya. Setelah itu Wonho pun menjatuhkan tubuhnya di samping jimin setelah memutus tautan mereka. Masih dengan terengah-engah mereka saling berpelukan dengan jimin yang berada dalam dada bidang wonho dan wonho menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.
"Baby Saranghae.."
"Nado saranghae.." Jimin dan wonho pun akhirnya tertidur siang itu karena kelelahan dengan satu ronde mereka. Tanpa tahu ada seseorang yang geram dengan apa yang telah mereka berdua lakukan.
"Sialan!!"
๐๐๐