webnovel
#ROMANCE
#R18
#MAFIA
#CINTA
#ROMANSA

LOVE AT THE END OF THE ROAD (Cinta Di Ujung Jalan)

Volume 1 Padamu Aku Mencinta "Tara, Apapun yang sudah kita lewati anggap saja bukan apa-apa. Aku dan kau tidak akan pernah menjadi kita. Bertemu denganmu adalah suatu kesalahan. Aku menyesal telah mengenalmu. Aku dengan suka rela mengembalikan kau ke Indonesia. Kau pernah mengatakan padaku bahwa kau ingin sekali pulang. Dengan ini aku memulangkanmu dan aku minta padamu jangan pernah mencariku karena aku akan menikah dengan wanita lain yang lebih kucintai. Kau hanya pelarianku. Mengenalmu hanya membuatku terlibat dalam bahaya dan hal itu membuat aku membencimu. Kau telah membuang waktuku percuma." Sepenggal surat yang mengubah perasaan Mutiara Kasih pada Damian. Pria misterius yang menolongnya pada suatu malam. Tara mencintai Damian namun sikap pria itu membuat Tara mulai membencinya. Apalagi Damian membuangnya ketika dia sedang berjuang antara hidup dan mati. Namun ada satu hal yang membuat Tara tidak tahu mengenai Damian .... ### # # # # # Volume 2 Padamu Aku Berharap “Raja sayang Ayah?” Raja mengangguk. “Kalau begitu, jaga Mama untuk Ayah. Ya? Raja mau?” Raja menatap Damian. Tercetak jelas di wajah mungil itu bahwa Raja tidak ingin melakukannya. “Demi Ayah?” kata Damian lagi. Raja menggeleng. “Mama sudah ada yang jaga. Om Riyan.” Jawab Raja. Damian hampir lupa bahwa Tara sudah memiliki orang lain. Sudah ada yang memikirkannya setiap saat. Damian menghela nafas. “Kenapa Raja enggak mau sebut Om Riyan dengan panggilan Ayah? Kan dia bersama Mama.” “Ayah Raja cuma satu. Om Riyan bukan Ayah Raja. Kakek yang bilang.” Raja cemberut. ############### Photo by Hannah Busing on Unsplash Cerita ini mengandung adegan 21 tahun ke atas dan kekerasan. Bijaklah dalam membaca. Diupdate seminggu tiga kali dengan hari yang tidak tentu.

MrsDharma · Urban
Not enough ratings
59 Chs
#ROMANCE
#R18
#MAFIA
#CINTA
#ROMANSA

Kenangan Hilang

Disuatu tempat terpisah, di Benua Amerika, di sebuah gedung pencakar langit, seorang pria paruh baya berdiri di hadapan sepuluh anak buahnya di sebuah ruangan kantor yang besar. Dia menatap tajam para anak buahnya. Di sampingnya berdiri seorang pria muda yang memiliki garis wajah tegas. Berdiri sedikit jauh di belakang pria paruh baya itu.

"Apakah semuanya berjalan lancar?" tanya pria paruh baya itu pada semua anak buahnya.

Sepuluh anak buahnya mengangguk bersamaan.

"Apakah ada masalah lain?"

"Ada, Tuan." Salah satu anak buahnya berkata.

Perkataan itu membuatnya mengerutkan alis. "Katakan." Ucapnya setengah bergumam.

"Klan Aberte berusaha menguasai wilayah kita, Tuan."

Alisnya semakin menyatu. Dia nampak heran. Diliriknya pria muda di sampingnya, "kau mencari gara-gara dengan klan Aberte?"

Pria muda itu menggeleng. "Tidak pernah, Papa."

"Apa masalahnya hingga David Aberte mengganggu kita?"

"Pa," Sela pria muda yang memanggi pria paruh baya itu dengan sebutan Papa.